Profil Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya, yang Jadi Tempat Kunjungan Prabowo Hari Ini
Profil dan Sejarah Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya, yang Jadi Tempat Kunjungan Prabowo Hari Ini
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TRIBUNPRIANGAN.COM - Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya menjadi salah satu tempat yang dikunjungi Prabowo Subianto, Sabtu (2/12/2023).
Calon presiden nomor urut 2 tersebut, tampak didampingi Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang merupakan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Rakabuming Raka di Jawa Barat.
Kedatangan Prabowo dalam masa kampanye ini pun langsung disambut oleh mantan Wagub Jawa Barat yang juga calon legislatif (caleg) anggota DPR RI dari PPP, Uu Ruzhanul Ulum, yang tak lain merupakan pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda.

Baca juga: SIANG INI, Prabowo Subianto Kampanye di Tasikmalaya, Silaturahmi Ponpes Miftahul Huda dan Cipasung
Lantas seperti apa lokasi kunjungan Prabowo yang diketahui merupakan salah satu tempat bersejarah di Kota Santri tersebut?
Pondok Pesantren Miftahul Huda
Pondok Pesantren Miftahul Huda merupakan salah satu pondok pesantren salafiyah terbesar yang ada di Tasikmalaya.
Pondok yang didirikan oleh Alm. KH. Choer Affandi atau yang sering dikenal dengan julukan Uwa Ajengan ini, terletak di Kedusunan Pasirpanjang, Desa Kalimanggis, Kecamatan Manonjaya, tepatnya di Kabupaten Tasikmalaya.
Pesantren ini telah mencatat dirinya sebagai Yayasan dengan nama lain YAMIDA, yang memiliki akta notaris Ryono Roeslam No.34/PN/76?AN.
Adapun akta tersebut diketahui telah berbah pada 20 Juli 1987 dihadapan akta notaris Tuti Asijai Abdul Ghani SH, sehubungan dengan sepeninggalan para pendirinya.
Baca juga: Jadwal Kampanye Prabowo Subianto di Tasikmalaya untuk Kampanye Tertutup, 3.000 Orang Akan Hadir
Sejarah Pondok Pesantren Miftahul Huda
Uwa Ajengan yang merupakan anak dari pasangan Raden Mas Abdullah yang memiliki darah keturunan Mataram dan Siti Aminah yang berasal dari Wali Godog Garut.
Masa kecil Onong Husen terbilang cukup keras, ia mendapatkan pendidikan kedisiplinan yang cukup berat dari kedua orang tuanya.
Pada awalnya ia sempat bersekolah di Inlandsche School atau sekolah khusus Bumiputera. Ketika ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, ia mendapatkan larangan keras dari neneknya.
Ia justru mendapat amanah untuk menjadi kiai dan jadi penerus keluarganya. Oleh karena itu, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di pesantren.
Baca juga: Peringati Hari Santri, KPU Se-Jabar Gelar Nonton Bareng "Kejarlah Janji" di 28 Pondok Pesantren
Selama masa pembelajarannya ia sudah menempuh pendidikan di berbagai pesantren mulai dari Pesantren Cipancur, Pesantren Pangkalan, Pesantren Cikalang, Pesantren Sukamanah, Pesantren Jembatan Lima, Pesantren Tipar, dan Pesantren Gunung Puyuh.
Selepas pengembaraan mencari ilmu inilah Kiai Choer Affandi mendirikan Pesantren Miftahul Huda pada tanggal 7 Agustus 1967.
Secara harfiah Miftahul Huda sendiri memiliki arti kunci petunjuk.
Harapannya adalah agar para santri yang lulus dari pesantren ini bisa mencetak para santri yang shalih dan ajengan.
Lokasi Pesantren Miftahul Huda
Cikal bakal dari Pondok pesantren Minftahul Huda adalah Pondok Pesantren Wansuka tepat di Cigugur, Ciamis.
Pembngunan sekolah keislaman tersebut kemudian tidak dilanjutkan lagi karena bertepatan dengan adanya pergolakan perjuangan pada masa itu.
Selang beberapa tahun KH. Choer Affandi mendirikan lagi ponpes yang diberi nama Pesantren Gombangsari di kampung Cisitukaler, Desa Pasirpanjang.
Baca juga: Masjid di Pondok Pesantren Al Amin Kabupaten Kuningan Dapat Bantuan, Ini Alasannya
Akan tetapi lokasi yang tidak memungkinakan unutk diperluar, dan ditambah lagi dengan lonjakan para santri, maka atas dukungan dari masyarakat, lokasi Pesantren tersebut dipindahkan ke lokasi yang dibangun di atas tanah waqaf dari Raden Hj. Mardiyah seorang aghniya dari Manonjaya.
Hingga kini pesantren trusebut terletak di daerah 8 helktar dan dihuni lebih dari 3000 santri serta memiliki 1000cabang Pesantren yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatera.
Kurikulum Pesantren Miftahul Huda
Pondok pesantren tradisional ini tumbuh menjadi pondok pesantren modern tanpa meninggalkan nilai-nilai salafnya.
Hingga hari ini Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya menjadi salah satu pondok pesantren yang berperan penting dalam penyebaran dakwah di Tasikmalaya.
Metode pembelajaran di Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya ini sendiri menerapkan kurikulum fleksibel.
Alm. KH. Choer Affandi atau Uwa Ajengan yang merupakan seorang ulama kharismatik ini lah pencipta sekaligus perancang kurikulum pemebelajaran yang ada di ponpes Miftahul Huda.
Untuk membuat sistem kurikulum tersebut lebih berkompeten, Kiai Haji Choer Affandi melakukan pengkajian kurikulum bersama dengan dewan kiai.
Baca juga: Bupati Ciamis Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pondok Pesantren Al Bahjah di Kecamatan Panjalu
Khusus pembelajaran tentang kebahasaan dan logika di pesantren ini menggunakan Kitab Jurumiah, kitab Shorof Kailani, Amtsilatut-Tasrif, Kitab Imriti, Kitab Alfiyah Ibnu Malik, Kitab Samarqandi, dan Kitab Sulamun Nauraq.
Terdapat pula pembelajaran aqidah yang biasanya menggunakan kitab Tidjanudarory, Kitab Aqidatul ‘Awam, Kitab Khulasoh Ilmu Tauhid, Kitab Majmu’atul Aqidah, Kitab Sya’bun Iman, Kitab Ghoyatul Wushul, dan Kitab Aqidah Al-Islamiyah.
Bagi para santri yang sedang fokus pada kajian syariah dan fiqh biasanya akan mendapat pembelajaran dari Kitab Safinah, Kitab Taqrib, Kitab Riyadul Badiah, Kitab Lanatuts-Tholibin, Kitab Fathul Muin, dan Kitab Fathul Wahab.
Terakhir kitab untuk mengkaji materi akhlak dan tasawuf adalah Kitab Akhlaq Lil Banin dan Kitab Sulamut Taufiq.
Ciri khas pondok pesantren salafiyah inilah yang masih terus dipertahankan oleh Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya hingga hari ini.
Untuk memudahkan pengkajiannya kitab kuning ini dengan menggunakan bahasa Sunda. Sehingga orang yang awam dalam bahasa Arab pun bisa memahaminya.
Selan itu, sistem pendidikan salafiyah memang tidak menerapkan kurikulum yang disusun secara rapi lengkap dengan silabus.
Baca juga: Viral Video Pria yang Menolak Evakuasi saat Erupsi Semeru Ternyata Bukan Pimpinan Pondok Pesantren
Dimana para santri memang mendapat pembelajaran tanpa mengenal batas waktu tertentu, sehingga sangat wajar ketika ada santri yang belajar bahkan hingga puluhan tahun lamanya.
Metode pembelajaran seperti ini memang menjadi ciri khas dari pondok pesantren salafiyah.
Namun, tidak semua sistem tersebut relevan untuk hari ini. Mengingat kondisi pendidikan Indonesia yang juga memiliki batasan tertentu.
Melihat hal ini Pondok Pesantren Miftahul Huda sendiri secara perlahan mulai menerapkan sistem semi formal, yang merupakan ciri khas salafiyah seperti pengkajian kitab-kitab yang relevan dengan keadaan hari ini.
Sedangkan pada aspek yang lain seperti kurikulum dan lamanya durasi belajar mulai diatur secara rinci.
Pada Pondok Pesantren Miftahul Huda ini sistem silabus, kurikulum, dan sistem evaluasi dibuat berdasarkan tujuan dari pembelajaran.
Jenjang pendidikan di pesantren ini pun terbagi menjadi tiga yaitu Ibtida, Tsanawiyah, dan Ma’had Ali.
Semuanya mempunyai tiga tingkatan dan pembelajaran santri pada jenjang Ma’had Ali menekankan pada praktek.
Baca juga: Santri Pondok Pesantren di Nusaherang Tewas Dianiaya Kakak Tingkat, Keluarga Korban Angkat Bicara
Kini Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya sudah menambah berbagai bangunan seiring dengan banyaknya santri yang menuntut ilmu di sana.
Meskipun sudah mengalami perpindahan letak dari pendirian awalnya, tidak bisa dipungkiri bahwa pondok pesantren ini memberikan banyak kontribusi bagi masyarakat.
Kiai Haji Choer Affandi sendiri meninggal tepat pada tanggal 26 November 1994. Hingga hari ini nama beliau menjadi salah satu deretan ulama yang berperan dalam perkembangan Islam, baik di Tasikmalaya maupun Indonesia.
Sekedari informasi, pada 26 November 1994, sepeninggalan pendiri pesantrennya, Ponpes Miftahul Huda dikelolah langsung oleh keturunanya dibawah kepemimpinan Umum KH. Asep A. Maoshul Affandy yang dibantu oleh santrinya Khomidul Ma'had atau pengabdian (Santri senior yang sudah meyelesaikan studi jenjang akhir dan berhasil wisuda).(*)
Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News
Prabowo Subianto
Ponpes Miftahul Huda Tasikmalaya
Ridwan Kamil
Uu Ruzhanul Ulum
Gibran Rakabuming Raka
AHY
Sejarah Pondok Pesantren Miftahul Huda
SIANG INI, Prabowo Subianto Kampanye di Tasikmalaya, Silaturahmi Ponpes Miftahul Huda dan Cipasung |
![]() |
---|
Jadwal Kampanye Prabowo Subianto di Tasikmalaya untuk Kampanye Tertutup, 3.000 Orang Akan Hadir |
![]() |
---|
Prabowo Subianto Gembira, Gibran Tersenyum, Kompak Pakai Kemeja Biru Muda Saat Daftar ke KPU |
![]() |
---|
Pondok Pesantren Buka 93 Stan Expo Kemandirian Pesantren Hari Santri Nasional Jabar di Tasikmalaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.