Pemkab Sumedang Evaluasi KKN Tematik

Pemkab Sumedang dan LLDikti Jabar Evaluasi KKN Tematik, Begini Kata Pj Bupati Sumedang

Pemerintah Kabupaten Sumedang bersama Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IV Jawa Barat melakukan evaluasi atas KKN

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Dok. Humas Pemkab Sumedang
Penjabat Bupati Sumedang, Herman Suryatman bersama  M. Samsuri, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten saat melakukan evaluasi atas Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik  di Gedung Negara Sumedang, Senin (20/11/2023).  

Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Pemerintah Kabupaten Sumedang bersama Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IV Jawa Barat melakukan evaluasi atas Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Gotong Royong Membangun Desa yang telah berlangsung di Sumedang, Senin (20/11/2023). 

KKN Tematik dilaksanakan di 26 desa di 26 kecamatan di Sumedang. Para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi tinggal di desa-desa itu selama empat bulan. 

Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan terukur. Yakni, para mahasiswa berkewajiban melakukan kegiatan yang diukur dengan Indikator Kinerja Utama (KPI). 

Baca juga: Soal Pembagian Telur, LLDikti IV Sarankan Pemkab Sumedang Stimulus Warga dengan Buat Kandang Ayam

Ada tiga KPI: Penurunan angka kemiskinan, penurunan angka stunting, dan peningkatan daya saing desa. 

Penjabat Bupati Sumedang, Herman Suryatman mengatakan para mahasiswa sudah melaksanakan KKN Tematik mulai tanggal 25 September dan akan berakhir pada 25 Januari 2024.

"Ini permulaan, Januari 2024 akan ada putaran kedua KKN Tematik. Serentak di 251 desa sisanya di 26 kecamatan," kata Herman di Gedung Negara Sumedang. 

Baca juga: VIRAL, Pengendara Motor Misterius di Tasikmalaya Resahkan Warga, Warganet: Ternyata Banyak Korbannya

 Dia menegaskan, KKN model ini belum pernah ada di Indonesia sebelumnya. Sebab, ini mengintegrasikan peran pemerintah daerah dan perguruan tinggi sekaligus. 

Mahasiswa yang tinggal di desa-desa itu dibiayai tempat tinggalnya oleh Pemkab Sumedang, sementara untuk pemenuhan makan sehari-hari, menjadi tanggung jawab universitas. 

"Ini skemanya gotong royong, ada iuran dari perguruan tinggi dan Pemkab Sumedang,"

Baca juga: Hadapi Dewa United, Fisik Pemain Persib Digenjot Habis-habisan, David da Silva Ungkap Begini

"Kami juga mengundang private sector, dibantu swasta, salah satunya dari Bank BJB. Yakni, stimulus per desa Rp10 juta untuk one village one product, juga dari Indosat dan Telkomsel," katanya.

Herman mengatakan, KPI ditunjukkan dengan meningkatnya literasi warga miskin ekstrem untuk pengentasan kemiskinan, tidak ada kasus stunting baru, dan satu desa satu produk untuk daya saing desa. 

M. Samsuri, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten mengatakan keberhasilan KKN Tematik justru terletak bukan hanya pada mahasiswa dan perguruan tinggi.

Baca juga: Tuntut Pemkot Tasikmalaya Benahi Pengelolaan Sampah, Massa Aksi PMII Geruduk Bale Kota

"Tapi faktor utamanya adalah pemerintah daerah dan masyarakat," katanya. 

Dia mengatakan, kalau masyarakat dan pemerintah terbuka bahkan punya keinginan lebih, sinerginya akan berjalan. 

"Ibarat suka sama suka," katanya.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved