Sandiwara Miss Tjitjih

Dari Sumedang untuk Sumedang, Pemkab Gelar Sandiwara Miss Tjitjih, Budaya Sunda yang Melegenda. 

Siapa tak kenal Miss Tjitjih? Ya, gadis asal Sumedang yang pada 1928-an menjadi diva sandiwara Sunda itu memang melegenda. 

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Humas Pemkab Sumedang
Sandiwara Miss Tjitjih dimainkan lagi di Sumedang. Sandiwara Sunda itu digelar di aula Asia Plaza, Sumedang,  Sabtu (28/10/2023) malam.  

Sandiwara ini digelar untuk mengapresiasi salah satu tokoh Sumedang yang bernama Miss Tjitijih yang berkiprah di Batavia pada waktu itu.

Baca juga: TINGGAL 2 HARI LAGI, PT Bukit Asam Tbk Buka Lowongan Kerja dengan 36 Posisi, Segera Cek di Sini

 Miss Tjitjih adalah sri panggung sandiwara. Dibentuk tahun 1928 dan sekitar 1940 Miss Tjitjih menjadi idolanya. 

Sementara itu, Sekertaris Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Imam Hadi Purnomo  mengatakan, sandiwara ini digelar merupakan  kolaborasi antara Pemprov DKI dan Pemerintah Kabupaten Sumedang.

"Ini untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya terutama budaya Sunda. Jakarta sebagai ibu kota sampai saat ini kita membina berbagai seni pertunjukan dari berbagai daerah. Salah satunya dari budaya Sunda, "kata Imam.

Baca juga: Teka-teki Nasib Levy Madinda Diputuskan November, Persib Bandung Dipastikan Buang 1 Pemain Asing

Imam berharap dengan kolaborasi ini bisa menampilkan terus grup Miss Tjitjih yang sudah berusia hampir 100 tahun.

"Mudah-mudahan dengan suport dari Pak Pj Bupati Herman dan masyarakat Sumedang bisa terus melestarikan kesenian Miss Tjitjih di Jakarata dan Indonesia. Saya berharap ada generasi penerus dan ada kerja sama lanjutan untuk kedepannya dalam regenerasi pemain Miss Tjitjih," katanya 

Pertunjukan Sandiwara Miss Tjitjih di Asia Plaza menampilkan kisah komedi dan horort  'Acih Mati Beranak di Mangga Dua'. 

Baca juga: TERAKHIR HARI INI, PT Kimia Farma Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA dan S1, Segera Cek di Sini

Mengisahkan seorang pemuda pekerja keras dan jujur bernama Tisna yang berniat untuk membahagiakan kekasihnya, Acih. Ia kemudian memberikan Acih baju baru yang ternyata adalah baju curian.

Beruntung sang pemilik toko tidak memenjarakannya. Setelah menikah, keduanya pun pindah ke Jakarta dan menempati sebuah rumah yang ternyata angker.

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved