Sate Jebred Makan Korban di Garut

Korban Keracunan Sate Jebred Maut di Garut Bertambah Jadi 39 Orang, Dua Orang Meninggal Dunia

Korban keracunan sate jebred di Cilawu Garut bertambah jadi 39 orang, sebelumnya 17 orang tercatat mengalami gejala mual dan muntah

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Machmud Mubarok
Dokumentasi Rudy Gunawan
Bupati Garut Rudy Gunawan mengunjungi pasien keracunan makanan, di PKM Cilawu, Selasa (10/9/2023) siang. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - Korban keracunan sate jebred di Garut bertambah jadi 39 orang, sebelumnya 17 orang tercatat mengalami gejala mual dan muntah hingga harus menjalani perawatan.

Peristiwa keracunan tersebut terjadi di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin (9/10/2023) malam.

Hingga Selasa (10/10/2023) sore, 39 orang dilaporkan menjadi korban, dua diantaranya meninggal dunia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Dr Leli Yuliani, ia menuturkan puluhan warga yang mengalami keracunan sate jebred itu saat ini menjalani rawat jalan.

"Data terbaru sekitar 39 orang, tapi yang dirawat di Puskesmas ada 4 orang dan di Klinik Cihideung ada 4 orang, total 8 orang," ujarnya saat dihubungi Tribunjabar.id.

Baca juga: UPDATE Terkini Korban Keracunan Sate Jebred di Garut, Tinggal 8 Orang yang Masih Dirawat

Ia menyebut, 8 warga yang masih dirawat di dua fasilitas kesehatan tersebut saat ini dalam kondisi baik.

Pihaknya juga tengah melakukan pelacakan, di berbagai wilayah untuk memastikan tidak ada korban lainnya yang mengalami keracunan.

"Lalu jika harus ada yang dirujuk ya kita lakukan rujukan. Jadi kita koordinasi lintas sektor bersama Dinkes Tasik dan Forkopimda Garut," ungkapnya.

Leli menjelaskan, korban berasal dari dua wilayah Garut dan Tasik lantaran sate tersebut dijual di Pasar Bojong Loa, Kecamatan Cilawu yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Garut.

Ia menuturkan banyak warga Tasik yang berbelanja ke pasar tersebut, sehingga terdapat korban keracunan yang diduga dari makanan sate jebred yang dibeli dari Pasar Bojong Loa.

"Sehabis itu kan dijual lagi di warung tuh, ini adalah orang-orang yang pembeli dari warung.  Malah itu orang yang meninggal dari Cigalontang itu orang yang jualan di warungnya," ungkap Leli.

Ia menuturkan, pihaknya telah mengambil sampel dari muntahan korban untuk diperiksa di laboratorium.

Hasil dari sampel tersebut nantinya akan diketahui setelah dilakukan uji lab tiga sampai empat hari.

"Sebetulnya pada Minggu sore juga udah ada keluhan-keluhan, cuman masih di rumah belum dibawa untuk berobat.  Datang ke Puskesmas itu hari Senin. Karena sudah lebih dari 8 jam dan makanannya pun sudah enggak ada," ungkapnya.

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved