Pendidikan
Mempersiapkan Generasi Bijak dalam Pemanfaatan Teknologi Digital Melalui Expo di STMIK AMIK Bandung
Tantangan paling kuat dalam era digital adalah kecanggihan teknologi buatan atau Artificial Intelligence.
Penulis: Nappisah | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Beragam pameran pemanfaatan teknologi digital dipamerkan di Expo Sabotage STMIK AMIK Bandung On Stage di Jalan Jakarta No 28, Kota Bandung, Selasa (3/10/2023).
Expo yang diselenggarakan selama tiga hari ini, 3-5 Oktober 2023, menanamkan edukasi digital agar ribuan remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bandung Raya lebih melek teknologi dan dapat memanfaatkannya dengan bijak.
Mahasiswa dari berbagai jurusan di STMIK AMIK Bandung juga unjuk gigi dengan menampilkan karya berbasis Bisnis Digital, Internet Of Things, Animation 3D, UI/UX Design, Comic Digital, Geographic Information System, Cyber Security, dan DKV Final Project Photography.
Baca juga: Seruan Ganjar Pranowo Kepada Mahasiswa Baru Unpas: Harus Adaptif dalam Hadapi Berbagai Tantangan
Tantangan paling kuat dalam era digital adalah kecanggihan teknologi buatan atau Artificial Intelligence.
Ketua STMIK AMIK Bandung, Asmui mengatakan, kemampuan dalam memaksimalkan potensi digital mesti diimbangi dengan pembangunan karakter.
"Hal tersebut secara tidak langsung disampailan melalui mata kuliah. Nilai pendidikan akhlak Ta'lim Muta'allim," imbuhnya, saat ditemui Tribunjabar.id seusai acara.
Melalui literasi digital, katanya, perkembangan teknologi mampu menumbuhkan potensi digital bangsa Indonesia.
Baca juga: Ketua OSKM ITB 2023 Bantah Kampanyekan LGBT, Warna-warni Itu Warna Jaket Himpunan
Salah satu fondasi dalam digitalisasi adalah dengan memaksimalkan keamanan atau Cyber Security.
"Biasa dikenal dengam mirroring, harus diwaspadai itu virusnya ketika kita mengakses apapun dapat dikendalikan dengan mudah. Di sini pengetahuan mengenai hal tersebut dapat dipelajari secara detail baik dari software maupun hardware," katanya.
Terdapat 83 persen peretasan melibatkan pihak eksternal, kebanyakan motif keuangan.
74 % kasus melibatkan faktor manusia, termasuk serangan sosial dan kesalahan. 50 % serangan sosial terkait pretexting.
Data-data tersebut menekankan risiko kesalahan konfigurasi sistem.
Baca juga: Arsitek ITB Desain Masjid Unik dari Material Lokal untuk Penyintas Gempa Cianjur
"Di sini juga mempunyai lab dengan teknologi yang canggih. Ini menjadi bekal bagi anak muda dalam menghadapi percepatan teknologi," ujarnya.
Meski Expo ini merupakan kegiatan yang kali pertama digelar, Asmui berharap acara tersebut menjadi even tahunan STMIK AMIK Bandung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.