One Day One Hadits
One Day One Hadits, Berikut Penjelasan Tentang Hakikat Dunia Bila Dibandingkan dengan Akhirat
Berikut Ini Dia One Day One Hadits Mengenai Penjelasan Tentang Hakikat Dunia Bila Dibandingkan Dengan Akhirat
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: ferri amiril
TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, kita sebagai manusia tentu diwajibkan untuk terus taat dan menjalankan perintah Allah SWT.
Agar amalan baik yang kita kerjakan di dunia bisa menjadi bekal di akhirat.
Mengerjakan segala perintah Allah dan Rasul Allah SWT, akan menuntun kita dalam surganya Allah SWT.
Pasti kamu pun juga bertanya-tanya, sebenarnya bagaimana gambaran kehidupan setelah didunia yaitu akhirat?
Baca juga: One Day One Hadits, Belajar Suri Tauladan yang Baik dari Kesempurnaan Nabi Muhammad SAW
Mari kita baca dan perhatikan hadits berikut ini:
المُسْتَوْردِ بنِ شَدَّادٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قََالَ رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَا الدُّنْيَا في الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ أُصْبُعَهُ فِي الْيَمِّ . فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: "Dari al-Mustaurid Ibn Syaddad ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
Tidaklah dunia ini dibandingkan dengan akhirat, melainkan seperti jari yang dicelupkan salah seorang di antara kalian ke dalam air laut lalu ditarik kembali. Lihatlah, seberapa banyak air yang melekat di jarinya itu".
(HR Muslim) Hadits sahih, diriwayatkan oleh Muslim, hadits no. 5101: al-Tirmizi, hadits no. 2245: Ibnu Majah, hadits no. 4098: Ahmad, hadits no. 17322, 17323 dan 17332.
Baca juga: ONE DAY ONE HADITS Ini Keutamaan-keutamaan Menahan dan Menghindari Amarah
Lantas, seperti apa pelajaran yang terdapat didalam hadits tersebut :
1. Jika engkau ingin mengetahui hakikat dunia bila dibandingkan akhirat, maka letakkan jari telunjukmu ke lautan, kemudian angkatlah, lalu lihat apa yang masih tersisa (di telunjukmu)?
Tidak ada, artinya air yang tersisa dibandingkan lautan itu.
2. Inilah arti dunia dibandingkan dengan akhirat dari sisi masanya yang pendek dan nikmatnya kehidupan yang fana, serta kelanggengan akhirat dan kenikmatannya hanya seperti air yang melekat pada telunjuk dibandingkan air laut yang tersisa.
3. Maka tidaklah nikmat kehidupan dunia dibandingkan akhirat itu kecuali sedikit.
Sehingga, seluruh kenikmatan dan kelezatan dunia yang diberikan kepada seluruh makhluk, dinikmati oleh hamba dalam waktu singkat, diliputi dengan kekurangan dan dipenuhi oleh kekeruhan.
Digunakan manusia berhias dalam masa yang sebentar demi kesombongan dan ria, lalu ia akan binasa dengan cepat dan diikuti dengan kerugian dan penyesalan.
Baca juga: ONE DAY ONE HADITS, Mengikuti Sunnah Nabi Adalah Bukti Cinta Kepada Rasulullah
4. Dan apapun yang diberikan kepada kalian, maka (itu) hanyalah nikmat kehidupan dunia dan perhiasannya, dan apa yang ada di sisi Allah SWT jauh lebih baik dan abadi.
Tidakkah kalian menggunakan akal kalian?” Maka apa yang ada di sisi Allah berupa kenikmatan abadi, kehidupan yang menyenangkan, istana dan kegembiraan, itu lebih baik dan abadi: baik kualitas dan kuantitasnya. Ia kekal untuk selamanya.
Tentunya, agar kita sebagai manusia mengambil pelajaran dari perumpamaan ini yang menunjukkan akan lenyapnya dunia dari pemiliknya dengan cepat, tetapi mereka teperdaya olehnya, serta merasa yakin dan pasti bahwa diri mereka pasti dapat memetik hasilnya pada waktunya, tetapi akhirnya dunia luput dari mereka.
Baca juga: ONE DAY ONE HADITS, Mencintai Rasulullah Adalah Perintah Agama dan Prinsip Keimanan
Karena sesungguhnya watak dunia itu selalu lari dari orang yang memburunya dan selalu memburu orang yang menghindarinya.
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالأنْعَامُ حَتَّى إِذَا أَخَذَتِ الأرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالأمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ.
Artinya: "Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanaman) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir. Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)" (Yunus:24-25). (*)
Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.