Suhu Dingin di Bandung
Kenapa Suhu Udara di Bandung Terasa Dingin? Ternyata Ini Penjelasan Kepala Stasiun Geofisika Bandung
Kalian merasa suhu udara akhir-akhir ini terasa dingin? Nah, itu ternyata fenomena alamiah loh yang umum terjadi ketika masa puncak kemarau pada Juli
Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNGĀ - Kalian merasa suhu udara akhir-akhir ini terasa dingin? Nah, itu ternyata fenomena alamiah loh yang umum terjadi ketika masa puncak kemarau pada Juli-Agustus.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mencatat dalam lima hari terakhir, suhu minimum Bandung dan Lembang di kisaran 17,4 derajat sampai 18,6 derajat celcius.
Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu menjelaskan nilai suhu minimum normal pada Juli ialah 18,2 derajat celcius, dan pada Agustus nilainya 17,5 derajat celcius.
"Dapat disimpulkan, memasuki puncak musim kemarau pada Agustus ini temperatur minimum masih dalam keadaan normal. Tak ada suhu minus baik di Bandung maupun Lembang. Suhu minus tak mungkin terjadi di wilayah tropis, kecuali di Puncak Jaya, Papua," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (2/8/2023).
Baca juga: SEGERA CEK, Daftar Trayek Angkutan dari dan ke Bandara Kertajati, Beroperasi Penuh Oktober 2023
Suhu dingin ekstrem, lanjutnya, memang cenderung berpeluang terjadi saat musim kemarau, yakni di malam hari. Saat musim kemarau, Rahayu, menyebut waktu siang hari terik sinar matahari maksimal karena tak ada tutupan awan, akibatnya permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal.
"Sedangkan malam hari bumi akan melepaskan energi, kareba tak ada awan maka di malam hari sampai dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan. Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Jadi, dampaknya ialah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam sampai dini hari," ujarnya.
Baca juga: Dijerat Pasal Berlapis, Dedengkot Al-Zaytun Panji Gumilang Resmi Jadi Tersangka, Diperiksa 4 Jam
Rahayu menambahkan, penyebab lainnya suhu udara menjadi dingin pada puncak musim kemarau, ialah karena adanya musim dingin di wilayah Australia. Menurutnya, ada pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan angin monsun Australia, yang juga merupakan penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia.
"Angin monsun Australia ini membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di wilayah belahan bumi selatan. Fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung sampai Agustus 2023. Dan awal September akan berangsur menghangat kembali," kata Rahayu.
Baca juga: Terancam 10 Tahun Penjara, Panji Gumilang Resmi Tersangka Penistaan Agama, Ini Perjalanan Kasusnya
Masyarakat diimbau untuk tak panik melihat fenomena ini, karena suhu dingin pada puncak musim kemarau adalah suatu fenomena yang wajar terjadi terutama untuk wilayah Indonesia di belahan bumi selatan.
"Masyarakat kami harap menyiapkan diri dengan menggunakan jaket dan atau selimut pada malam hari dan selalu menjaga stamina tubuh sehingga terhindar dari berbagai potensi penyakit," katanya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.