Santri Jadi Korban Bullying di Tasik
Santri Jadi Korban Bullying, IMM dan Komunitas Ramah Anak Tasikmalaya Ambil Sikap Begini
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Tasikmalaya yang tergabung dalam Komunitas Ramah Anak Tasikmalaya, ambil sikap terkait kasus bullying
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana
TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Tasikmalaya yang tergabung dalam Komunitas Ramah Anak Tasikmalaya, ambil sikap terkait kasus bullying atau perundungan terhadap anak berusia 15 tahun di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ketua Komunitas Ramah Anak Tasikmalaya, Moh Suci Adiwijaya mengungkap, bahwa pihaknya mendapat kabar dari masyarakat terkait kasus ini, sehingga ia bersama rekan-rekannya segera mendatangi rumah anak tersebut.
Baca juga: BREAKING NEWS- Anak 15 Tahun Asal Tasikmalaya Diejek Miskin dan Dikeluarkan dari Sekolah, Ada Apa?
"Anak tersebut menjelaskan (kepada kami, bahwa dirinya) mendapat tindak bullying (red: perundungan). (Perundungan tersebut ada) tendensi karena yang bersangkutan miskin dan lagi ada tendensi-tendensi dianggap berbeda secara fisik," jelasnya kepada TribunPriangan.com pada Kamis (6/7/2023).
Anak tersebut juga mengungkap pada Moh Suci bahwa perundungan tersebut tidak hanya verbal, melainkan juga fisik berupa pemukulan yang dilakukan oleh lebih dari dua orang.
Baca juga: Santri Korban Bullying di Kota Tasik Diejek Miskin hingga Pakaian di Lemari Pondok Disirami Kuah Mie
“Ini sangat berbahaya. Apalagi korban sempat depresi, mau mengakhiri hidup. Untung terselamatkan. Berarti, sudah menjadi bukti, bahwasanya itu sudah sangat parah. Makanya kami hadir, bagaimana untuk pendampingan ke depannya,” lengkap Moh Suci.
Ia menambahkan, IMM Kota Tasikmalaya bersama Komunitas Ramah Anak Tasikmalaya berharap instansi pemerintah dan lembaga terkait untuk segera membantu korban bullying ini.
Baca juga: Sempat Difitnah Lecehkan Santriwati di Pondok, Korban Bullying Juga Alami Kekerasan Fisik
“Hari ini, kami mempertanyakan kelembagaan-kelembagaan dan instansi pemerintah ke mana? Kami sangat berharap dukungan dari mereka juga,” lanjut Moh Suci.
“Sekolahnya lagi proses keluar, mau dipindahkan ke salah satu pesantren. Nanti kami cover seluruh biayanya. Korban ini menandakan sudah tidak betah di tempat tersebut,” pungkasnya. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.