Idul Adha 1444 H

Masuk Bulan Dzulhijjah 1444 H, Sambut Idul Adha 2023 dengan Deretan Amal Sunnah, Ada Puasa-Berkurban

Deretan Amal Sunnah yang Bisa Diraih Saat Masuk Bulan Dzulhijjah 1444 H, Sambut Idul Adha dengan Puasa-Berkurban

|
Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kolase TribunPriangan.com
Deretan Amal Sunnah yang Bisa Diraih Saat Masuk Bulan Dzulhijjah 1444 H, Sambut Idul Adha dengan Puasa-Berkurban (Kolase TribunPriangan.com) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Keistimewaan setiap bulan berjalan selalu dapat diimbangi dengan berbagai amalan-amalan sunnah yang telah ditetapkan.

Dalam islam dikenal dengan kalender Hijriah, yang juga mempunyai 12 bulan yang sama seperti kalender Masehi pada umumnya.

Nama-nama bulan hijriah terdiri dari 12, yaitu Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syakban, Ramadhan, Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah.

Dalam kalender Hijariah terdapat berbagai amalan yang bisa diraih setiap muslim dengan ketentuan yang telah di perintahkan dalam Al-Qur'an dan juga Sunnah, salah satunya adalah yang terdapat dalam bulan Dzulhijjah seperti sekarang.

Bulan Dzulhijjah merupakan bulan ke 12 dalam kalender Hijriah dan termasuk salah satu bulan suci dan dimuliakan.

Baca juga: Kapan Jadwal Libur Hari Raya Idul Adha 1444 H/2023? Pemerintah dan Muhammadiyah Beda Tanggal

Seperti yang disampaikan dalam sebuah hadits:

“Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah.”

“Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan salat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan salat pada malam lailatul qadar.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi).

Dikutip dari Tribunnews.com, Nabi Muhammad SAW serta para sahabat menyambut Hari Raya Idul Adha dengan melakukan banyak amal saleh.

Tahun ini, 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah akan jatuh pada 19 Juni 2023.

Umat Muslim bahkan tak dianjurkan berperang saat Dzulhijjah, kecuali sekadar membela diri.

Bulan Dzulhijjah sama istimewanya seperti bulan Ramadhan, karena Allah SWT memberikan banyak peluang kepada umat Islam untuk memperbanyak amalan-amalan shalih dengan tujuan dan niat hanya mengharapkan keberkahan dari-Nya.

Terdapat sejumlah amalan sunnah hingga wajib yang dapat dilaksanakan umat muslim, terutama pada waktu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Baca juga: Kapan Idul Adha 2023 Tiba? Tunggu Hasil Sidang Isbat yang Digelar Kemenag Minggu Sore

Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini sederet amalan yang bisa diraih saat memasuki bulan Dzulhijjah, diantaranya :

1. Perbanyak Puasa

Perbanyak amalan shalih di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dengan berpuasa. Seperti yang diriwayatkan dalam hadist.

“Tidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih dicintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah termasuk lebih utama dari jihad fii sabilillah? Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam menjawab “ termasuk lebih utama disbanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati dan hartanya diambil musuh).“ (HR. Ahmad, Bukhari dan Turmudzi)

Amalan yang dilakukan selama 10 hari pertama Dzulhijjah menjadi amal yang sangat dicintai Allah. Pahalanya dapat melebihi amal soleh yang dilakukan di luar batas waktu itu.

2. Puasa 9 Hari Pertama dan Puasa Arafah

Abu Qatadah radliallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صيام يو م عر فة أ حتسب على الل أن يكفّر السنة لتي قبله ، والسنة لتي ه بعد

Artinya: “ puasa hari arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai penebus (dosa, pen.) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya..” (HR. Ahmad dan Muslim)

Adapun Puasa Arafah dilakukan pada 9 Zulhijjah (8 Juli 2023).

Baca juga: Kapan Sidang Isbat Penetapan Idul Adha 1444 H? Ini Kata Kemenag

3. Mandi Sebelum Melakukan Salat Idul Adha

Untuk waktu sunah melakukan mandi yaitu sebelum datangnya subuh atau setelah salat subuh pada tanggal 10 Zulhijah.

Namun lebih utama jika mandi sesudah subuh di Hari Idul Adha sebelum melakukan Sholat Idul Adha.

Sebab sebelum beribadah menghadap kepada Allah SWT, kita wajib membersihkan diri dan pakaian kita dari debu, kotoran ataupun najis.

Hal ini agar ibadah yang dilakukan dalam keadaan suci dan dapat mudah diterima oleh Allah SWT.

“Seorang lelaki bertanya kepada Ali radhiallahu’anhu tentang mandi, ia menjawab: ‘Mandilah setiap hari jika engkau mau’. Lelaki tadi berkata: ‘bukan itu, tapi mandi yang benar-benar mandi’. Ali menjawab: ‘Mandi di hari Jum’at, Idul Fitri, Idul Adha dan hari Arafah.” (HR. Al Baihaqi)

4. Memperbanyak Dzikir (Takbir, Tahmid, dan Tahlil)

Umat Islam disunhakan membaca takbir, tahmid serta tahlil dimulai setelah sholat subuh pada pagi hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai akhir hari Tasyrik (11, 12 dan 13 Zulhijah).

Para ulama menganjurkan agar umat islam memperbanyak takbir, tahlil dan tahmid pada bulan Dzulhijjah.

Takbir juga diucapkan setiap selesai sholat fardhu di masjid, pada hari raya idul Adha sampai hari tasyrik di sore hari (saat sholat Ashar).

Selain itu, ketika hendak perjalanan ke lapangan atau masjid untuk sholat ied disunnahkan mengucapkan:

“Allahu akbar, allahu akbar, laa ilaha ilallah, walllahu akbar, allahu akbar wa lillahil hamdu.”

Hadist dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi Shalallahu alaihi wasalam bersabda.

“ Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan pada tanggal 1 – 10 dzulhijjah. Oleh karena itu perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu.” (HR. Ahmad)

Dalil anjuran memperbanyak zikir di sepuluh awal Dzulhijjah ini adalah,

“Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan…..” (Surat Al-An’am ayat ayat 28).

Baca juga: UPDATE Harga Kambing di Ciamis Masih Stabil, Diprediksi Permintaan Meningkat saat H-7 Idul Adha

5. Memperindah Diri dengan Pakaian Bagus dan Wangi-wangian

Diharapkan saat melaksanakan salat Idul Adha agar berpakaian rapi dengan pakaian bersih dan suci.

Disunnahkan juga menggunakan wangi-wangian, memotong rambut, memotong kaku serta menghilangkan bau tidak sedap.

"Dari Ja‘far Ibnu Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya (dilaporkan) bahwa Nabi saw selalu memakai wool (burdah) bercorak [buatan Yaman] pada setiap Id." [HR. asy-Syafi‘i dalam kitabnya al-Musnad, I:152, hadis nomor 441].

6. Shalat Idul Adha

Selain rangkaian ibadah diatas pada bulan Dzulhijjah, kita juga akan melaksanakan shalat Ied seperti Idul Fitri. Rasullullah SAW bersabda:

“Dari Anas bin Malik radlhallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, masyarakat Madinah memiliki dua hari yang mereka rayakan dengan bermain.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Dua hari apakah ini?” Mereka menjawab, “Kami merayakannya dengan bermain di dua hari ini ketika zaman jahiliyah.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memberikan ganti kepada kalian dengan dua hari yang lebih baik: Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. An-Nasa’i, Abu Daud dan Ahmad).

Baca juga: WAJIB TAHU, Inilah 4 Tata Cara yang Benar Penyembelihan Sapi Kurban saat Idul Adha

7. Tidak Makan Sebelum Sholat Ied

Dalam hadist riwayat Ibnu Majah menerangkan bahwa,

“Nabi Shallallahu’alahi Wasallam biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan terlebi dahulu, dan tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau kembali dari shalat.” (HR. Ibnu Majah)

Kemudian Ibnu Qudamah rahimahullah juga berkata,

“Imam Ahmad berkata: “Saat Idul Adha dianjurkan tidak makan hingga kembali dan memakan hasil sembelihan qurban. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dari hasil sembelihan qurbannya. Jika seseorang tidak memiliki qurban (tidak berqurban), maka tidak masalah jika ia makan terlebih dahulu sebelum shalat ‘ied.” (Al Mughni 2: 228)

Dari penjelasan Imam Ahmad yang dinukil dari Ibnu Qudamah di atas bahwa sunnah untuk tidak makan sebelum shalat Idul Adha.

Hal ini hanya berlaku untuk orang yang memiliki hewan kurban sehingga ia bisa makan dari hasil sembelihannya nanti. Sedangkan jika tidak memiliki hewan qurban, maka tidak berlaku. Wallahu a’lam.

Baca juga: Jelang Idul Adha, Harga Kambing dan Domba di Tasikmalaya Masih Normal, Kisaran Rp2,5 hingga 3Juta

8. Menyembelih Hewan Kurban

Tidak asing lagi perayaan hari raya Idul Adha diiringi dengan kurban, karena berkurban merupakan salah satu ibadah dengan memiliki keutamaan yang sangat luar biasa.

Adapun untuk jenis hewan yang dikurban harus sesuai syariat, boleh kambing ataupun sapi sesuai kemampuannya.

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang memililki kelapangan namun dia tidak berkurban maka jangan mendekat ke masjid kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah.)

Sesungguhnya Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Kausar ayat 2 yang artinya:

“Laksanakanlah salat untuk Rab-mu dan sembelihlah kurban.” (QS. Al-Kautsar: 2)

“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah ‘Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah ‘Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.”

(HR. Ibnu Majah, At-Tirmidzi, Al-Hakim). (*)

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved