5.134 Jemaah Haji Cadangan Asal Jawa Barat Menanti Kabar Keberangkatan

Ketua Tim Peningkatan Layanan Pendaftaran dan Dokumen Haji Reguler, Amri Yusri mengatakan sebanyak

Editor: ferri amiril
Tribun Priangan/ Ai Sani Nuraini
Foto ilustrasi - Ribuan Calon Jemaah Haji ikuti acara bimbingan Manasik Haji tingkat Kabupaten Ciamis 2023, Kamis (18/5/2023) 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Nappisah

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Ketua Tim Peningkatan Layanan Pendaftaran dan Dokumen Haji Reguler, Amri Yusri mengatakan sebanyak 33.943 jemaah reguler telah melunasi ongkos untuk berangkat ke tanah suci. 

"Tanggal 19 Mei 2023 itu closing pelunasan ke bank pukul 15.00 WIB jemaah haji reguler yang sudah melunasi

sebanyak 33.943 orang," ujarnya, pada Minggu (21/5/2023).

Adapun jemaah cadangan sebanyak 5134 orang. 

"Kuota jemaah haji reguler untuk Jawa Barat 2023 ada 38.296 orang, dari sisa kuota yang 33.943 jamaah tersisa 4350 itu diisi oleh jemaah cadangan," ujarnya. 

Ia menyebut, jemaah cadangan akan naik statusnya menjadi status sebagai jemaah haji yang masuk dalam kuota tahun berjalan. 

"Ada surplus ini selisih sebanyak 781 jemaah, kita tentukan jemaah cadangan masuk kuota tahun berjalan berdasarkan Kabupaten, kota dan urut porsi," 

"Misalkan ada Kota Bandung sisa kuotanya ada 400 jemaah, cadangannya itu yang melunasi ada 470 jamaah kita urutkan dulu berdasarkan urut kursi, baru kita potong 400 orang, 70 orang itu nanti statusnya sebagai cadangan," jelasnya. 

Kendati demikian, dalam fase operasional terdapat jemaah yang tertunda, karena sakit atau lainya, maka jamaah dalam kategori surplus akan menggantikanya. 

Ia menuturkan, perihal 4353 jemaah yang mundur akan dikembangkan regulasinya.

"Kalau memang nanti ada perpanjangan lagi, yang belum bisa melakukan pelunasan di tahap pertama, kedua, baik itu jemaah reguler atau cadangan akan diberikan lagi kesempatan untuk melunasi," ujarnya.  

Hal yang kerap terjadi, ketika jemaah haji yang sudah melunasi belum tentu siap berangkat, disebabkan keperluan pribadi. 

"Surplus 741 orang itu berkesempatan

untuk mengisi jemaah haji yang sudah melunasi namun gagal berangkat," tuturnya. 

Menurutnya, jemaah yang belum bisa melunasi ongkos haji disebabkan oleh beberapa faktor. 

"Kemarin kita sudah menginventarisir arahan dari pak Kakanwil semua stakeholder yang ada di Kementerian Agama, dari kepala Kemenag nya, dari kasih hajinya, dari penyuluh sampai tingkat KUA itu dikerahkan untuk mengidentifikasi jemaah yang tidak bisa melunasi. H-2 sebelum akhir pelunasan kita genjot permasalahan itu," jelasnya. 

Terkait pendamping mahram dan pendamping lansia secara regulasi tidak ada pada tahun ini. 

"Seringkali jemaah daripada berangkatnya sendiri tanpa pendamping mereka menunda keberangkatan," ujarnya. 

Alasan lainya, kata dia, jamaah lansia yang berkeinginan berangkat, namun dari segi kesehatan tidak memadai. 

"Tahun sekarang kan ada prioritas lansia, namun secara kesehatan belum masuk dalam kategori istitho'ah," ujarnya. 

Hal tersebut yang menjadi faktor sebanyak 4353 calon jemaah haji tidak melunasi ongkos. 

"Kalo faktor ekonomi mungkin ada ya, karena pelunasan awal itu bukan hanya penyesuaian BPIH. Jamaah haji pasti ada saja rezekinya ketika keinginan itu kuat,'" 

"Namun yang saya cermati itu karena berdekatan dengan hari raya Idul Fitri, mungkin jamaah itu dilema antara melunasi bipih atau dialokasikan untuk lebaran," 

Menurutnya, hal tersebut presentasenya sangat kecil, bukan menjadi alasan utama. 

Jawa Barat, kata dia, mempunyai dua embarkasi atau tempat jemaah haji ke Arab Saudi. 

"Secara real cost itu ongkos diangka Rp 93 juta untuk Kertajati, kalau untuk JKS (Jakarta-Bekasi) itu di atas Rp 91 juta. Tapi karena ada subsidi dari pemerintah itu hanya bayar Rp 51 juta untuk JKS dan Rp 53 juta untuk embarkasi di Kertajati," imbuhmya. 

Ia menyebut, nonimal tersebut setelah ada penyesuaian bipih pada tahun ini. 

"Sebelumnya itu diangka Rp 36 juta," tambahnya. 

Ia menuturkan, Jawa Barat mencatat sejarah sebagai provinsi yang memiliki dua embarkasi di Indonesia. 

"Di JKS itu tergabung 20 kabupaten kota, terbagi menjadi 72 kloter penerbangan. Adapun kloter Kertajati itu tergabung 7 kota dan kabupaten, Subang, Sumedang Cirebon, Majalengka, Kuningan sama Indramayu tergabung dalam kloter Kertajati. Rencana ada 24 kloter penerbangan," jelasnya. 

 Jemaah akan didampingi petugas dari masing-masing kloter terdapat 5 komponen utama. 

"Ada ketua kloter, pembimbing ibadah, tiga orang dari tim kesehatan satu orang dokter dan dua orang perawat," ujarnya. 

Perihal perlengkapan ibadah, kata dia, sourvenir bagi jemaah dari penerbangan distribusikan menjadi dua bagian. 

"Kabupaten kota yang tergabung di Kertajati didistribusikan disana, untuk wilayah sekitar JKS distribusikan di asrama haji Bekasi. Sampai hari ini untuk tujuh kloter awal itu sudah didistribusikan ke masing-masing kabupaten kota," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved