Pengakuan Blak-blakan Guru Muda Pangandaran yang Viral, Hari Ini Penuhi Undangan Bupati

Pengakuan Blak-blakan Guru Muda Pangandaran yang Viral, Hari Ini Penuhi Undangan Bupati

Penulis: Nappisah | Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/nappisah
Pengakuan Blak-blakan Guru Muda Pangandaran yang Viral, Hari Ini Penuhi Undangan Bupati 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Nappisah

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Husein Ali Rafsanjani (27) guru muda yang tengah menjadi sorotan karena mengundurkan diri dan lantaran melapor adanya pungli saat Latsar CPNS

Ia menyebut, dalam APBD DPA tidak dianggarkan biaya transportasi, sebab rencana awal Latsar digelar secara online. 

Unggahan video di salah satu media sosial mendadak viral, hingga mendapat atensi dari banyak pihak. 

Kalangan artis hingga pejabat mencoba berkomunikasi dengannya. Bahkan, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata langsung mengundang untuk bertemu pada Kamis (11/5/2023). 

"Makanya waktu ditelepon bupati untuk datang, ya tidak kuasa untuk menolak. Karena selama ini tidak ada surat keputusan," ujarnya, saat ditemui di kediamanya, Selasa (9/5/2023). 

Husein mengatakan, disampaikan panitia untuk membayar Rp 270 ribu beralibi kebutuhan transportasi

"Ditagih kembali pada saat Latsar sebesar Rp 350 ribu. Makanya saya menyayangkan, kok bisa tidak tahu ada biaya transpor pada Latsar CPNS yang digelar pada Oktober 2021," 

Husein mengatakan baru mempunyai keberanian untuk bicara lantaran bukan bagian dari sana lagi. 

"Sudah satu tahun keluar dari Pangandaran, tapi surat pemecatan atau pengunduran diri tidak diproses," ujarnya. 

Sebelumnya, Husein melapor secara anonim melalui lapor.co.id pada Oktober 2021 untuk menanyakan secara pasti pungutan yang diminta. 

"Tidak lama dari sana banyak yang mencari, karena banyak yang dituding tidak ingin merugikan orang lain akhirnya mengaku," tuturnya. 

Tak lama, guru asal Bandung ini dipanggil untuk menghadap ke kantor BKPSDM Pangandaran.

Saat menghadap, kata dia, langsung dirembuk untuk disidang oleh 12 orang dan langsung dilemparkan rentetan pertanyaan. 

"Saya berharap ketika menanyakan di lapor.co.id, dijawab juga disana, engga dicari siapa yang lapor," ujar Husein.

Ia merasa terintimidasi dengan suasana yang tidak bersahabat. 

"Ketika menyampaikan pendapat ada celetukan "jangan sok jago", "udah ikutin aja", "jangan banyak nanya," 

"Akhirnya yang paling kena dihati itu ada ucapan kalau saya ngelaporin website maupun sebagainya, bisa menjelekan nama instansi," jelasnya. 

Husein menuturkan, niat awal mengadu hanya ingin menanyakan rincian anggaran saat pungutan. 

"Kalau saat itu dijawab tidak tahu atau diluar pengawasan mereka, ya tidak apa-apa," imbuhnya. 

Jawaban yang ia dapat bahwa anggaran yang diminta untuk direcofusing Covid-19.

"Menariknya, saat saya tanya angkatan sebelumnya yang ikut Latsar CPNS juga dikenakan tarif transportasi, padahal waktu itu belum pandemi," terangnya. 

6 jam lamanya ia menghadap BKPSDM Pangandaran. "Pikiran saya saat itu bagaimana ini cepat selesai. Teks pengunduran diri aja didikte, tidak saya yang tulis. Alasannya pengunduran diri tidak bisa disebutkan sesuai keinginan saya," ujarnya. 

Besar harapannya saat bertemu dengan bupati Pangandaran, tidak ada tekanan yang menimpanya.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved