Sampah Domestik

Capai 60 Persen, Pemprov Jabar Gandeng Octopus Atasi Pencemaran Sampah Domestik yang Meningkat

60 Persen Pencemaran di Jabar Berasal dari Sampah Domestik, Pemprov Gandeng Octopus

|
TribunNews.com
Ilustrasi tumpukan sampah plastik di TPA. (Shutterstock) 

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Permasalahan sampah seperti tak ada ada ujungnya bagi pemerintah.

Berbagai upaya dan terobosan terus digandrungi demi mengurangi produksi sampah berlebih diberbagai belahan bumi.

Indonesia menjadi salah satu penghasil sampah terbanyak diantara beberapa negara di dunia, dengan peringkat buruk tersrbut, mengharuskan pemerintah mengambil langkah yang pas untuk mengurus dan mengurangi sampah diwilayahnya masing-masing, tak terkecuali Jawa Barat.

Baca juga: Capai 60 Persen, Pemprov Jabar Gandeng Octopus Atasi Pencemaran Sampah Domestik yang Meningkat

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtyas mengatakan, pencemaran tertinggi di Jawa Barat berasal dari sampah domestik atau rumah tangga.

Prima mengungkapkan, dari data yang dimilikinya, sampah domestik menyumbang 60 persen dari 25.000 ton sampah di Jabar.

"Komposisinya 60 persen sampah organik dan 40 persen sampah anorganik, dari jumlah sampah yang dihasilkan sekitar 40 persen sampah dapat ditangani dengan baik, sedangkan 60 persen masih belum dapat dikelola dengan baik," ujar Prima dalam rilisnya, dikutip dari Kompas.com, Senin (6/3/2023).

Baca juga: Pandawara Group, Kelompok Pemuda dari Kopo Bandung Dikenal Dunia Karena Bersih-bersih Sampah

Untuk menangani persoalan sampah ini, pihaknya menggandeng Octopus untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memilah dan mengolah sampah dari rumah sebagai upaya mengurangi timbunan sampah ke TPA.

Octopus merupakan perusahaan teknologi yang berfokus pada solusi daur ulang sampah, yang pertama kali diluncurkan di Bandung dengan pengoperasian di Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota/Kabupaten Bandung.

Pada 2021, Octipus bekerjasama dengan Pemprov Jabar, dan kini, Octopus berekspansi ke Depok, Bogor, dan Bekasi.

Baca juga: Capai 60 Persen, Pemprov Jabar Gandeng Octopus Atasi Pencemaran Sampah Domestik yang Meningkat

"Diharapkan dapat menjadi solusi penanggulangan sampah yang mengajak masyarakat Jawa Barat untuk menjadikan daur ulang sampah sebagai gaya hidup," ujar Chief Executive Officer dan Co-Founder Octopus Indonesia, Moehammad Ichsan.

Ichsan mengungkapkan, Octopus mengedukasi warga untuk menerapkan gaya hidup memilah dan mendaur ulang sampah rumah tangga dengan mudah menggunakan aplikasi.

"Kami juga terus memastikan kualitas sampah yang kami terima selalu terjaga dengan baik, sehingga mudah untuk dikelola dan didaur ulang," bebernya.

Baca juga: Sampah Berserakan Kembali Menumpuk di TPS Argasari Sehari Setelah Ditutup Permanen

Chief Marketing Officer dan Co-Founder Octopus Indonesia, Hamish Daud menjelaskan, dengan menggunakan aplikasi Octopus, masyarakat tidak hanya ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan, namun mendapatkan keuntungan dari setiap sampah yang dikumpulkan.

Keuntungan tersebut berupa poin yang dapat ditukarkan dengan berbagai manfaat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti pulsa dan token listrik.

Bahkan beberapa waktu lalu Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, penghasilan warga yang terlibat aktif dalam Octopus bisa mendapatkan penghasilan Rp 10 juta per bulan.

Baca juga: Capai 60 Persen, Pemprov Jabar Gandeng Octopus Atasi Pencemaran Sampah Domestik yang Meningkat

Penumpukan Sampah di Beberapa Lokasi

Adapun sebelumnya dikabarakn, puluhan ton sampah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) hampir setiap hari menumpuk dan tidak terbuang karena kondisi di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, hingga saat ini belum normal.

Sejak Desember 2022, TPA Sarimukti bermasalah karena jalan menuju tempat pembuangan sampah ambles dan berlumpur serta sejumlah alat berat pun rusak sehingga kondisi ini menyebabkan truk harus mengantre panjang.

Kepala Sub-Bagian Tata Usaha UPT Kebersihan KBB, Sahria, mengatakan, dengan kondisi TPA Sarimukti yang belum normal itu, 30 ton sampah tidak bisa terangkut setiap hari sehingga petugas kebersihan kerap dikomplain oleh masyarakat.

Baca juga: Bertahun-tahun Murid SDN Argasari Cium Bau Busuk Sampah

"Jujur saja, kami merasa malu kepada masyarakat dengan tidak optimalnya pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti ini, kebanyakan sampah liar yang tidak bisa terangkut," ujarnya seperti yang diberitakan TribunJabar.id, Jumat (3/3/2023) lalu.

Ia mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan, tetapi pihaknya belum bisa berbuat banyak karena kondisi TPA Sarimukti itu masih bermasalah dan kondisi ini menyebabkan pembuangan sampah tak optimal seperti biasa.

"Kalau kondisi di TPA-nya seperti itu, ya mau bagaimana lagi. Namun yang jelas, kami tetap berupaya agar tidak terjadi timbunan sampah yang terlalu lama," kata Sahria.

Baca juga: Lima Truk Angkut Sampah yang Ganggu Murid SDN Argasari

Untuk pengangkutan sampah di wilayah Bandung Barat, pihaknya memiliki 39 truk sampah yang biasanya bisa mengangkut sampah sampai 160 ton per hari jika kondisi TPA Sarimukti normal tanpa ada hambatan.

"Biasanya ada sopir truk yang mampu mengangkut sampah dua ritase dalam sehari, tapi dengan kondisi sekarang paling hanya satu kali ritase," ucapnya.

Kepala UPTD Pengelolaan Sampah TPA/TPST Regional Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Arief Perdana, mengatakan, sampai saat ini memang masih ada antrean truk di TPA Sarimukti.

 Capai 60 Persen, Pemprov Jabar Gandeng Octopus Atasi Pencemaran Sampah Domestik yang Meningkat

"Informasi dari petugas di lapangan, sampai sekarang masih ada antrean yang perkirakan beberapa kilometer sampai Jembatan Cilimus," kata Arief.

Kondisi seperti itu, kata dia, terjadi karena kondisi di lapangan memang sudah berat, sebab jalan di TPA Sarimukti kerap licin dan berlumpur ketika turun hujan deras.(*)

Sumber : Kompas.com (Editor : Reni Susanti)TribunJabar.id (Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Hermawan Aksan)

Simak berita update lainnya di : Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved