Kerusakan Akibat Gempa Cianjur Tersebar, Rekontruksi Tak Sebentar PMI akan Bertahan 6 Bulan
Topografi lokasi gempa yang tersebar dengan akses jalan sempit membuat proses rekonstruksi akan memakan waktu lama
TRIBUNPRIANGAN.COM, CIANJUR - Topografi lokasi gempa yang tersebar dengan akses jalan sempit membuat proses rekonstruksi akan memakan waktu lama.
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (JK) mengatakan, Relawan PMI akan bertahan di Cianjur untuk membantu pemerintah dalam masa rehabilitasi-rekonstruksi selama enam bulan. Pelayanan PMI di masa tersebut meliputi, hunian sementara, sanitasi dan air bersih, paket makanan, hingga bantuan non-tunai (BNT).
“PMI berkomitmen mengawal pemulihan ini, seperti yang dilakukan di respon-respon sebelumnya. Datang rombongan awal, pulang paling terakhir,” ujarnya.
Sekjen PMI Sudirman Said mengatakan, status tanggap darurat sudah berakhir dan memasuki fase transisi darurat menuju pemulihan. Namun sebagian besar korban terdampak masih bertahan di pengungsian. Di momen hari relawan PMI akan terus hadir untuk memberikan pelayanan kemanusiaan kepada korban terdampak, baik yang masih berada di pengungsian ataupun yang sudah berangsur kembali ke rumah.
Layanan PMI telah menjangkau 53 Desa di 11 Kecamatan terdampak. Kecamatan Cugenang, Cianjur, dan Kecamatan Warung Kondang merupakan beberapa wilayah terdampak paling parah. Sejauh ini PMI telah membangun sedikitnya 856 hunian darurat dan sementara di sejumlah daerah tersebut.
Seiring peningkatan pelayanan, aktifitas Relawan pun meningkat. Atas kontribusi serta dedikasi para Relawan, pihaknya mewakili ketua umum PMI memberikan penghargaan setinggi-tingginya. Ia mengingatkan, agar para Relawan untuk tetap bekerja secara profesional dalam melayani masyarakat.
“Ini bukan sekedar medan bencana, ini ladang amal, niscaya berbalas kebaikan di dunia maupun di akhirat. Mari kita tingkatkan solidaritas melalui kerelawanan,” katanya.
Dalam peringatan Hari Relawan PMI ini, PMI menyalurkan sedikitnya 50 BNT kepada penyintas gempa. PMI juga menyalurkan paket makanan serta BNT kepada Relawan PMI Kabupaten Cianjur yang terdampak Gempa berkekuatan 5,6 Magnitudo tersebut.
Selain itu, dalam peringatan hari Relawan ini, PMI juga memberikan layanan kesehatan di 6 titik dengan target penerima manfaat sebanyak 1000 orang, pemberian alat bantu berjalan untuk perawatan keluarga, dukungan psikososial pada anak dan remaja, Camp Produksi air PMI menghasilkan air bersih sebanyak 50.000 liter perhari dan air minum sebanyak 10.000 liter air/ 8 jam.
Terhitung sejak 21 November – 25 Desember 2022, PMI telah mendistribusikan air bersih sebanyak 3.059.106 liter dengan 222.225 Penerima manfaat, dengan menjangkau 928 jiwa dalam pelayanan pertolongan pertama, 80 jiwa rujukan ambulan, 4.070 jiwa pelayanan kesehatan dan 3.161 dukungan psikosial.
"Tadi juga kami menemukan banyak pahlawan di lapangan seperti petani yang menyumbangkan lahannya untuk jadi hunian sementara, ada pemilik kolam renang yang menyumbangkan airnya untuk diproses jadi air siap minum juga," kata Sudirman.
Seperti diketahui, Gempa Cianjur pada 21 November silam merenggut 603 jiwa dan menyebabkan 114 ribu jiwa mengungsi. PMI telah membangun Posko Joglo Cianjur yang difungsikan sebagai pusat kendali operasi, gudang logistik, sekaligus pusat koordinasi Relawan dalam operasi kemanusiaan di Cianjur.
Bencana tersebut tidak hanya menjadi perhatian khalayak dalam negeri, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) turut mengawal proses pemulihan di Cianjur bersama PMI. Kepala Delegasi IFRC Indonesia, Brunei, Singapore, Timor-Leste Elkhan Rahimov menyebut PMI dan IFRC adalah kesatuan dalam operasi kemanusiaan.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Sumarsono, mengatakan kerusakan yang diakibatkan gempa sudah sangat parah dan seharusnya ditarik ke pemerintah pusat.
"Setiap ada bencana PMI sifatnya membantu, namun kami membantu sampai akhir dan biasanya pulang paling belakangan, itu sudah menjadi pekerjaan kami," katanya.(*)
