Aksi Unjuk Rasa
Bawa 3 Tuntutan Soal Bendungan Sadawarna, Warga Surian Sumedang Merasa Dianggap Kambing, Ada Apa?
Warga Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang yang terdampak banjir dari bendungan Sadawarna merasa diperlakukan sebagai kambing.
Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Kiki Andriana dari Sumedang
TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Warga Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang yang terdampak banjir dari bendungan Sadawarna merasa diperlakukan sebagai kambing.
Hal itu disampaikan paling tidak oleh perwakilan warga bernama Sony Faria Sandi, yang berbicara di depan masa dialog, di kantor Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Kabupaten Sumedang, Rabu (14/12/2022).
Sony mengatakan, warga datang ke IPP untuk menuntut 3 hal setelah dua pekan mereka terputus akses jalannya di wilayah Desa Surya Medal, karena terendam air bendungan Sadawarna.
Baca juga: Ratusan Warga Terdampak Bendungan Sadawarna Geruduk Kantor Bupati Sumedang, Berikut Tuntutan Warga
Pertama, warga meminta kepastian tanggal batas penyelesaian jalan lingkar. Pasalnya, bendungan diari ketika jalan lingkar belum selesai.
"Kami dijanjikan oleh BBWS Citarum, hari ini jalan lingkar selesai, tapi alhamdulillah kami seolah-olah diperlakukan seperti kambing," katanya.
Kedua, tuntutan warga adalah selama masa darurat, harus ada transportasi massal yang layak dan aman.
Baca juga: Kasus Pelecehan Seksual di Gunadarma Berakhir Damai, Polisi: Korban Menolak Lapor karena Malu
"Orang lalu lintas harus aman, bagaimana kalau ada yang meninggal dan sakit?" kata dia.
Ketiga, warga ingin bahwa pelaksana pekerjaan bendungan Sadawarna yang dinilai lalai karena pengairan dilakukan sebelum jalan lingkar selesai dan bisa dipergunakan warga, dihukum.
"Sampaikan ke pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, pihak-pihak yang gagal menjalankan tugas Kementerian PUPR, harus diberi sanksi. Ini adalah kelalaian," kata Sony, diikuti sorak sorai warga tanda mendukung.