Berita Features
Kisah Ujang, Kakek Usia 86 Tahun Jalan Sejauh 12 Km, Jualan Es Cincau dengan Beban Pikul 70 Kg
Seorang kakek penjual es cincau berusia 86 tahun bernama Ujang, setiap hari memikul dagangannya seberat 70 kg dan berjalan sejauh 12 km.
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini
TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS - Seorang kakek penjual es cincau berusia 86 tahun bernama Ujang, setiap hari memikul dagangannya seberat 70 kg dan berjalan sejauh 12 km.
Pak Ujang merupakan warga Dusun Cibungkul, RT 01/RW 14, Desa Cisadap, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis.
Usaha es cincaunya itu sudah ia tekuni sejak tahun 1980 an.
"Saya jualan cincau dari tahun 80 an neng, sebelumnya saya pernah merantau ke Solo, Klaten, Semarang dan Yogyakarta jualan kerupuk di sana," kata Pak Ujang pada TribunPriangan.com.
Baca juga: INNALILLAHI, Harastoeti Dibyo Hartono, Tokoh Tim Cagar Budaya Kota Bandung Tutup Usia
Usia bukan menjadi sebuah halangan dalam usahanya menjemput rezeki, dari pintu manapun harus diusahakan.
"Saya mah cuma tidak mau merepotkan orang lain neng, jika saya masih bisa usaha, saya akan lakukan, apapun itu usahnya asalkan halal," jelas Pak Ujang.
Setiap hari tubuh rentanya itu memikul beban yang sangat berat dengan jarak brlasan kilometer dari rumahnya, namun ia mengaku senang melakukannya.
Baca juga: PREDIKSI Piala Dunia 2022, Coach Andri Wijaya: Maroko Masuk Babak Final, yang Juara Tetap Argentina
"Ini beratnya ha.pir 70 kg, air semua isinya kan, ini cincau ada airnya juga, di sebelah sini air gula dan es juga," katanya sambil tertawa.
Tidak ada raut kesedihan dalam wajahnya, yang ada hanya kerutan-kerutan dari usia yang sudah tidak lagi muda.
Dengan tangan bergetar dan senyum terukir ia melayani pelanggannya.
Sungguh, tidak ada keluh kesah yang keluar dari mulutnya. Ia selalu mengatakan syukur, masih diberi sehat untuk menjemput rezeki yang tak terukur.
Baca juga: UIN SGD Bandung Raih Prestasi Sebagai Lembaga Publik Informatif 2022
Kepada TribunPriangan, Pak Ujang mengatakan bahwa penghasilannya setiap hari hanya sekitar Rp. 15 - 20 ribu saja.
"Kadang cuma dapet Rp. 15 ribu, beli beras juga masih kurang sebenarnya. Tapi yaa dicukup-cukupin aja," ujarnya.
Jika dagangannya sedang ramai, Pak Ujang bisa mendapat penghasilan Rp. 70 ribu rupiah dalam satu hari.
Beruntungnya, ia tidak memiliki anak yang masih kecil. Kedua anaknya sudah menikah dan memiliki kehidupannya sendiri.
Ia hanya perlu memikirkan kebutuhan ia dan istrinya saja.
Baca juga: Lansia di Kuningan Nekat Akhiri Hidup, Jasad Korban Ditemukan dalam Keadaan Mengenaskan
"Kuncinya cuma dua neng, sabar dan ikhlas. Carilah pasangan penyabar yang bisa menemani kita dalam situasi apapun, carilah pasangan yang ikhlas dalam menjalani kehidupan bersama kita, apapun rintangannya di depan sana," ucapnya menenangkan.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika istrinya tak pernah menuntut banyak hal darinya.
"Istri saya cuma minta agar saya tetap sehat agar bisa lebih lama berjuang sebelum akhirnya kita sama-sama pulang (meninggal)," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Baca juga: Lansia di Kuningan Nekat Akhiri Hidup, Jasad Korban Ditemukan dalam Keadaan Mengenaskan
Kakinya beralas sandal jepit, dengan baju dan celana yang warnanya sudah memudar, juga tidak lupa topi koboy dan handuk kecil yang ia pakai yang menemaninya berjalan di bawah teriknya matahari.
Dengan langkah kaki yang tertatih, ia menjadi sosok manusia yang sabar dan ikhlasnya sudah sejak lama terlatih. (*)