Gempa Bumi Cianjur
7 Kantung Mayat dan 3 Kantung Bagian Tubuh Korban Gempa Cianjur Masih Diidentifikasi Tim DVI
Hari ke-19 pencarian korban longsor akibat gempa Cianjur di dua titik terus dilakukan dengan alat berat. Titik pertama di Kampung Pos Sate
Penulis: ferri amiril | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TRIBUNPRIANGAN.COM, CIANJUR - Hari ke-19 pencarian korban longsor akibat gempa Cianjur di dua titik terus dilakukan dengan alat berat.
Titik pertama di Kampung Pos Sate Shinta jalan raya Cugenang dan titik kedua di Kampung Cugenang, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Delapan warga masih dicari karena dilaporkan hilang, pantauan di kamar mayat RSUD Sayang Cianjur tim DVI Mabes Polri masih melakukan identifikasi terhadap tujuh kantung mayat dan tiga kantung bagian tubuh.
Identitasnya masih menjadi misteri dan masih menunggu hasil dari tim DVI.
Baca juga: UPDATE Penemuan Mayat Perempuan yang Dibakar di Dalam Mobil Ayla, Begini Kondisinya
Di lokasi pencarian Kampung Cugenang, diperkirakan sekitar 30 rumah tertimbun longsoran tanah. Jalur jalan kabupaten menuju desa-desa di Cugenang juga masih tertutup longsoran tanah.
Di beberapa titik longsoran, tiang dengan pita hijau dan terkadang bendera putih ditancapkan untuk menandai lokasi jenazah yang telah ditemukan. Bau amis masih tercium di lokasi pencarian, Jumat (9/12/2022).
Dua alat berat beroperasi di lokasi Kampung Cugenang, satu di bagian atas membuka aliran air dari kubangan yang terbentuk akibat guyuran hujan dan satu lainnya berada di bawah menyingkirkan material longsoran untuk membuka jalur jalan Cugenang.
Baca juga: Ribuan Personel TNI dan Polri Dikerahkan Bersihkan Puing-puing Rumah Terdampak Gempa Cianjur
"Pagi ini kami membuka aliran air dari kubangan di bagian atas longsoran, ini bisa sangat berbahaya karena bisa saja tanah kembali bergerak karena serapan air ini," ujar Andika Zein dari Basarnas Bandung.
Andika mengatakan dari Badan Geologi telah mendatangi lokasi dan kubangan ini sangat dekat dengan titik awal longsoran.
"Lokasi ini sudah sangat berbahaya karena tanah terus bergerak setiap hari, Geologi juga menyarankan agar tak ada aktivitas di lokasi ini," katanya.
Ia mengatakan, dua alat berat masih terkendala komposisi tanah yang terkadang malah ambles saat dilintasi alat berat.
Baca juga: UPDATE Gempa Bumi Cianjur, Pemdes Langensari Adakan Trauma Healing untuk Korban Gempa
"Kubangan air terbentuk karena setiap hari lokasi ini diguyur hujan, makanya cuaca sering berubah sehingga operasi alat berat pun tak pul seharian melakukan pencarian," katanya.
Empat alat berat lainnya masih melakukan pencarian juga di titik lokasi longsor Sate Shinta, Kampung Pos, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.(*)