Gempa Bumi Cianjur

Keluarga Emus Mulyadi Kembali ke Rumah Panggung di Kampung Gintung, tapi Takut Tidur di Dalam

Emus Mulyadi dan keluarganya sudah kembali ke rumah panggung, namun belum berani untuk tidur di dalam rumah

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Machmud Mubarok
TribunPriangan.com/Ai Sani Nuraini
Walau sudah kembali ke rumah panggungnya di Kampung Gintung, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Emus Mulyadi (42) beserta keluarganya memilih untuk tidur di luar rumah, karena masih khawatir gempa, Jumat (2/12/2022). 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIANJUR - Emus Mulyadi (42) beserta keluarganya sudah kembali ke rumah panggungnya di Kampung Gintung, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Jumat (2/12/2022).

Ia dan keluarganya mengaku masih trauma dan takut terjadi kembali gempa yang memporak-porandakan kampungnya itu.

"Masih trauma ya, apalagi anak dan istri tapi mau bagaimana lagi, saya harus pulang ke sini untuk menunggu pendataan," kata Emus.

Meskipun sudah kembali ke rumahnya, Emus dan keluarganya belum berani tidur di dalam rumah.

"Belum berani kalau tidur mah, jadinya saya buat tenda alakadarnya di samping rumah sama anak-anak sama keluarga" tambah Emus.

Baca juga: Sempat Tertimpa Tembok Runtuh Saat Gempa Cianjur, Neng Dewi Kini Sudah Ceria dan Main Kembali

Salah satu rumah panggung yang ada di Kampung Gintung, RT 01 RW 08, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang tidak hancur saat diguncang gempa bumi di Cianjur pada Senin yang lalu.
Salah satu rumah panggung yang ada di Kampung Gintung, RT 01 RW 08, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang tidak hancur saat diguncang gempa bumi di Cianjur pada Senin yang lalu. (TribunPriangan.com/Ai Sani Nuraini)

Emus dan keluarganya kembali ke rumah panggung itu sejak hari Rabu (30/11/2022) yang lalu.

Sebelumnya anak Emus yang masih kecil itu mengalami demam tinggi dan di hari Rabu itu ia memeriksakan anaknya ke posko kesehatan yang lumayan jauh dari rumahnya.

Menurut pantauan Tribun, rumah Emus ini berada cukup jauh dari pemukiman warga yang lainnya.

Tenda yang ia buat pun sangat sederhana, terbuat dari terpal yang tidak terlalu luas dan bawahnya disangga oleh bambu-bambu sebagai alasnya.

Selain itu ada juga satu tungku sederhana yang ia gunakan salah satunya untuk memasak air. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved