Gempa Cianjur

BMKG: Potensi Gempa Susulan di Cianjur Mengecil dalam Empat Hari

145 kali susulan, paling besar berkekuatan magnitudo 4,2 sedangkan yang paling kecil magnitudo 1,2 dan diperkirakan 4 hari gempa akan semakin kecil.

Kompas.com
Peta intensitas gempa Cianjur pada 21 November 2022 dan kepadatan penduduk di sekitar lokasi pusat gempa.(KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, hingga kini gempa susulan di Cianjur masih terus terjadi.

Tercatat telah terjadi 145 kali susulan, sebagian besar tidak dirasakan dan kondisi kegempaan semakin melemah.

Gempa paling besar berkekuatan magnitudo 4,2 sedangkan yang paling kecil magnitudo 1,2 dan diperkirakan dalam empat hari gempa akan semakin kecil.

Baca juga: Seusai Dihantam Gempa, Warga Cianjur Diminta BMKG Waspadai Banjir Bandang dan Longsor

"BMKG memperhitungkan empat hari lagi insya Allah gempa sudah semakin berkurang, insya Allah berhenti, itu doa kita. Ini dari hasil tren perhitungan," ujar Dwikorita dalam konferensi persnya dikutip dari Youtube BNPB Indonesia, Selasa (22/11/2022).

Hal yang perlu diperhatikan, sambung Dwikorita, Jawa Barat saat ini memasuki musim hujan, dan diperkirakan puncaknya, akan terjadi Desember 2022.

Baca juga: UPDATE Gempa Bumi di Cianjur, BMKG Mencatat 100 Lebih Gempa Susulan Terjadi di Cianjur dan Sukabumi

"Jabar relatif tidak memiliki musim kemarau, sehingga harus diwaspadai adanya potensi bencana ikutan seperti longsor. Yang cukup penting diwaspadai, material rontokan lereng akibat gempa (karena) banyak titik longsor," tutur dia.

Material tersebut dapat membendung lembah sungai di lereng atas berupa onggokan-onggokan.

Bila hujan terus menerus, bendung air hujan akan mendesak onggokan tanah longsor hingga akhirnya jebol sebagai banjir bandang.

Baca juga: Penjelasan Pakar Gempa ITB Soal Sesar Aktif yang Akibatkan Gempa Bumi di Cianjur

Upaya membersihkan onggokan ini menjadi sangat penting sekarang, Ia pun meminta perhatian dari seluruh pihak untuk mengantisipasi agar jangan sampai terjadi bencana ikutan banjir bandang.

"(Seperti) gempa di Palu dan Pasaman Sumatera Barat, dan wilayah lain. Langkah mendesak saat ini mengendalikan onggokan tanah, material, kayu, yang menutupi aliran sungai di lereng atas," pungkasnya. (*)

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved