Reses KH Tetep Abdulatip
KH Tetep Abdulatip Optimistis Indonesia Menjadi yang Paling Bertahan Saat Krisis Pangan Dunia
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat ini juga menambahkan bahwa dirinya optimistis jika Indonesia akan menjadi yang paling bertahan.
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M. Perdana
TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - "Hari ini krisis pangan dunia sudah mulai lho," kata KH Tetep saat ditemui Wartawan TribunPriangan.com pada Rabu (9/11/2022).
Saat itu, KH Tetep sedang melakukan agenda Reses I Tahun Sidang 2022-2023 di Kelurahan Singasari, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat ini juga menambahkan bahwa dirinya optimistis jika Indonesia akan menjadi yang paling bertahan.
"Krisis pangan ini betulan terjadi bagi negara-negara yang sangat mengandalkan impor, tapi kita (Indonesia) 'kan tidak, maka kita akan menjadi yang paling bertahan," tambahnya.
Baca juga: Didoakan Gagal Pernikahannya, Kiky Saputri Beri Pesan Balasan Menohok Ini ke Fans Leslar
Ia menilai, Indonesia akan bertahan dari krisis pangan dunia jika kebijakan pemerintah benar-benar langsung menyentuh masyarakat, terutama dalam rangka membangun ketahanan ekonomi masyarakat dan pemberdayaan ekonomi, salah satunya adalah ketahanan pangan.
"Program di sektor pertanian misalnya, ini penting untuk mendapatkan perhatian. Di sinilah kita butuh kehadiran pemerintah. Masalahnya, kalau masyarakat dibiarkan begitu saja tanpa keberpihakan anggaran dari pemerintah sebagai bukti hadirnya pemerintah di tengah-tengah masyarakat, itu 'kan tidak ada artinya kampanye ketahanan pangan itu," jelas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
KH Tetep pun mengharapkan pemerintah untuk menyokong program-program dalam membangun ketahanan pangan di tengah krisis pangan dunia.
Baca juga: Beredar Kabar Leslar Entertainment Bubar, Kakak Rizky Billar Ungkapkan Hal Ini
"Pembagian benih, pupuk, penyuluhan intensifikasi pertanian, termasuk juga mengubah mindset para petani supaya tidak hanya menanam satu jenis, tapi ada tumpang sarinya. Itu 'kan perlu tim khusus, misal dari provinsi dan tetap harus ada stimulan dananya untuk menguatkan program-program itu," terangnya.
Sayangnya, tambah KH Tetep, dirinya mengaku belum melihat anggaran 2023 baik di kabupaten-kota maupun provinsi yang mendorong ke arah membangun ketahanan pangan.
"Anggaran itu masih lebih banyak untuk pembangunan infrastruktur, seperti alun-alun dan pedestrian di sekitar jalan utama. Padahal yang paling urgent saat ini adalah kondisi kita menghadapi krisis pangan," pungkasnya. (*)