Kapolsek Banjarwangi Bertanya Siapa yang Benci Polisi, Gadis Ini Lalu Naik ke Panggung

"Siapa yang merasa benci, sebel dan tidak suka kepada polisi khususnya di Banjarwangi tolong acungkan tangan," ujar Iptu Amirudin Latif.

Editor: ferri amiril
istimewa
Kapolsek Banjarwangi saat di panggung mendengar kritikan seorang gadis 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - Ada yang berbeda dengan kegiatan peringatan maulid nabi Muhammad di Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Cara berani ditunjukan oleh Kapolsek Banjarwangi Iptu Amirudin Latif dalam upaya mengetahui kinerja jajarannya melalui curhatan masyarakat.

Dalam kegiatan itu Amirudin bertanya kepada jemaah yang hadir, siapakah di antara mereka yang membenci polisi.

Pertanyaan tersebut sontak membuat jemaah yang hadir terkejut.

"Siapa yang merasa benci, sebel dan tidak suka kepada polisi khususnya di Banjarwangi tolong acungkan tangan," ujar Iptu Amirudin Latif.

Mendapat pertanyaan itu, seluruh jamaah merespons dengan tertawa.

Setelah diyakinkan bahwa dirinya tidak akan marah jika ada yang berani naik ke panggung, kemudian naiklah seorang gadis yang langsung berhadapan dengannya.

Gadis tersebut sontak balik memberikan pertanyaan yang tidak terduga kepada Amirudin Latif, ia menyoroti sikap adanya oknum petinggi Polri yang hidup bermewah-mewah.

Kemudian soal tersangka yang tersandung hukum yang malah dibebaskan oleh jajaran Polsek Banjarwangi beberapa waktu lalu.

"Terkait pelaku yang ditangkap, kenapa lebih cepat si pelakunya itu ko malah berkeliaran lagi pak," ucap gadis tersebut.

Pertanyaan gadis itu kemudian mendapat sambutan riuh dari jamaah yang hadir dalam acara itu.

Percakapan keduanya itu terekam video berdurasi 1.45 menit milik jemaah yang hadir.

Video itu kemudian viral di lini masa aplikasi perpesanan di Garut.

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Amirudin Latif mengatakan acara tersebut merupakan kegiatan maulid nabi Muhammad yang diselenggarakan di wilayahnya pada, Senin (31/10/2022) malam.

"Kegiatan itu ketika saya mengisi sambutan acara maulid, saya sengaja melontarkan pertanyaan bagi jemaah terkait kinerja kepolisian," ujarnya, Selasa (1/11/2022) melalui sambungan telepon.

Ia menuturkan respons masyarakat saat itu sungguh diluar dugaan, dengan naiknya seorang gadis ke panggung acara.

Gadis tersebut menurutnya tidak suka dengan anggota polisi yang berinisial A dalam kasus duren tiga.

"Ia menyoroti tentang adanya oknum petinggi  Polri yang punya perilaku Hedonisme dan berkaitan dengan kasus duren tiga," ucap Amirudin.

Ia menjelaskan kasus duren tiga saat ini sedang dalam proses hukum, kemudian terkait adanya petinggi Polri yang hidup bermewah-mewah itu hanya oknum.

Masyarakat menurutnya perlu melihat dan harus yakin bahwa masih banyak anggota polisi yang hidup sangat sederhana.

"Terkait tersangka yang dibebaskan, tidak semua perkara harus diselesaikan dalam sidang, tapi ada penyelesaian di luar persidangan yaitu restoratif justice," ungkapnya.

Restoratif justice (RJ) menurutnya merupakan penyelesaian di luar persidangan. Selama memenuhi keadilan bagi kedua belah pihak termasuk bukan perkara berat dan tidak menimbulkan gejolak maka tersangka bisa diberi RJ.

"Kemarin acara yang luar biasa, saya acungi jempol pada gadis itu yang berani ke depan dan jujur dari ribuan jemaah yang hadir, atas keberaniannya itu ia juga dapat hadiah," ujar Amirudin Latif.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved