ART Disiksa Majikan di KBB
ART Asal Garut Disekap dan Disiksa Majikan, Anggota DPRD: Perbudakan Era Modern!
Anggota DPRD Garut menyebut, penganiayaan terhadap ART asal Garut adalah perbudakan era modern.
Laporan Kontributor Tribun Priangan, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNPRIANGAN, GARUT - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Garut geram atas kejadian seorang ART asal Garut menjadi korban penyekapan dan penyiksaan oleh majikannya sendiri di Bandung Barat.
Rohimah (29), korban penganiayaan itu merupakan warga Kampung Cinangor, Desa Pangeureunan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Anggota DPRD Garut, Yudha Puja Turnawan, mengatakan, perbuatanmajikan terhadap Rohimah merupakan perbuatan keji dan biadab, bahkan bisa disebut sebagai perbudakan.
"Ibu Rohimah terputus komunikasinya sudah lama dengan keluarganya. Ini adalah perbudakan di era modern," ujar Yudha Selasa (1/11/2022).
Baca juga: UPDATE Kasus Penganiayaan ART di Bandung Barat, Gaji Dipotong Rp 100 Ribu Tiap Bikin Kesalahan
Baca juga: Pembunuhan Sadis di Depok, Usai Bantai Anak dan Aniaya Istri, Bapak di Depok Ini Sempat Minum Kopi
Yudha mengatakan, para lembaha penyalur pekerja kini harus transparan dan terbuka kepada pemerintah, sehingga ada pendataan yang jelas guna menghindari kejadian serupa.
Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan untuk menjaga keselamatan para pekerja ketika bekerja nanti.
"Ini untuk menghindari human trafficking atau perbudakan seperti ini," ucapnya.
Yudha menuturkan, dirinya pernah berkunjung ke kediaman orangtua korban di Limbangan Garut.
Dari kunjungan itu dia mengetahui, bahwa Rohimah merupakan keluarga miskin yang belum mendapat program bantuan pemerintah.
Baca juga: Wabup Garut Minta Tersangka Penyiksaan ART Asal Garut Diproses Hukum
Program bantuan itu seperti PKH, BPNT, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Yudha juga mengklaim sudah berkomunikasi dengan Kemensos RI untuk segera berkunjung ke rumah korban di Garut.
"Semoga segera dapat bantuan terutama bantuan kewirausahaan dan perbaikan rumahnya. Setelah sembuh bisa tinggal di kampung membesarkan anaknya sambil berwirausaha, tak perlu lagi menjadi ART," ujarnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Aggota-DPRD-Garut-Yudha-Puja-Turnawan.jpg)