Demam Berdarah Masih Mematikan, Kenali Gejalanya Sejak Awal
Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi ancaman yang nyata tatkala masuk musim penghujan.
Laporan Kontributor TRIBUNPRIANGAN.COM Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi ancaman yang nyata tatkala masuk musim penghujan. Virus yang dibawa nyamuk si belang Aedes aegypti itu dalam beberapa kasus di Sumedang sudah menimbulkan kematian.
Untuk menghindari ancaman DBD, ada sejumlah hal yang harus dilakukan. Di antaranya, mengetahui bagaimana gejala DBD berlangsung pada tubuh agar tidak terlambat penanganan medis.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendaliaan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumedang, dr Renny Kurniawati Anton mengatakan DBD merupakan akibat dari infeksi virus yang akut.
"Gejalanya adalah demam dalam waktu 2-7 hari, dan ingat yang paling khas dari BDB adalah manifestasi pendarahan," kata Renny di Sumedang Selatan, Selasa (11/10/2022).
Apa itu manifestasi pendarahan? Yakni, penderita DBD mengalami pendarahan bukan hanya bercak darah keluar dari mulut, hidung , atau saluran pencarnaan. Renny menyebutkan, ruam kulit pun bisa jadi tanda DBD.
"Bentuk ruam di tangan, merah-merah, dan sebagainya adalah manifestasi pendarahan juga," katanya.
Mengapa pendarahan terjadi? Renny mengatakan, pendarahaan itu dikarenakan terjadinya penuruhan trombosit, hemo konsentrasi, dan kebocoran plasma.
"DBD disebabkan oleh virus dengue, tetapi vektornya (perantara penularan) adalah nyamuk si belang," kata Renny.
Di Sumedang, sejak tahun 2020-2022, setiap tahunnya DBD menyerang ratusan hingga ribuan orang dan pada setiap tahun itu ada korban gigitan nyamuk yang meninggal dunia.
"Beberapa kasus yang menyebabkan meninggal dunia didukung juga oleh sulitnya akses ke fasilitas kesehatan," katanya.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Kabid.jpg)