Nasib Pedagang Pasar Kalipucang Pangandaran Bertahan di Tengah Genangan, Disebut Banjir Terparah

Seorang pedagang sayuran, Lia Risna (33), setiap hari menggantungkan hidup dari hasil jualannya di pasar tradisional Kalipucang.

Penulis: Padna | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Padna
BANJIR PASAR KALIPUCANG - Seorang pedagang sayuran di pasar tradisional Kalipucang Kabupaten Pangandaran, Lia Risna (33) yang mengeluhkan kondisi banjir akibat luapan Sungai Citanduy, Rabu (12/11/2025). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Sudah tiga hari lamanya, Pasar Tradisional Kalipucang di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dikepung banjir. Sejak Senin (10/11/2025) pagi, debit air terus meninggi hingga mencapai setengah meter. 

Aktivitas jual beli pun lumpuh dan para pedagang pasar hanya bisa pasrah untuk menghadapi sepinya pembeli.

Di antara genangan air dan kios yang terendam, masih ada pedagang yang bertahan membuka lapak. 

Seorang pedagang sayuran, Lia Risna (33), setiap hari menggantungkan hidup dari hasil jualannya di pasar tradisional Kalipucang.

"Biasanya bisa dapat untung sampai Rp200 ribu sehari. Sekarang, boro-boro Rp 50 ribu, pembeli aja hampir nggak ada," ujar Lia kepada Tribun Jabar sambil merapihkan barang dagangannya.

Baca juga: 3 Kali Pasar Tradisional Kalipucang Terendam Banjir, Pedagang Masih Tersenyum Meski Merugi

Ia menyebut, banjir kali ini adalah yang terparah selama dirinya berjualan di pasar tradisional Kalipucang. 

"Dua tahun lalu memang sempat banjir, tapi nggak separah ini. Ini mah memang banjir paling parah," katanya. 

Meski sebagian pedagang memilih menutup kios dan mengungsi ke tempat lebih aman, Lia masih mencoba bertahan dengan memindahkan dagangannya ke pinggiran pasar yang sedikit lebih tinggi.

Namun, upayanya itu tidak terlalu banyak membantu. Karena, akses menuju pasar ikut terendam karena jalan raya nasional Kalipucang–Pangandaran yang menjadi jalur utama juga tertutup air. 

"Jadi, banyak warga di sekitar pasar tradisional Kalipucang enggak datang berbelanja. Ya, mungkin ini cobaan dari Allah SWT," ucap Lia.

Hal serupa dialami Aki (58) pedagang kupat tahu yang biasanya ramai pembeli."Kemarin masih ada lima orang yang beli, sekarang mah boro-boro. Sejak pagi belum ada yang datang," ujarnya. 

Aki pun berharap ada langkah nyata dari pemerintah agar banjir di pasar tersebut tidak terus berulang setiap tahunnya.

"Kalau mau aman, sungai Citanduy itu harus dinormalisasi, tanggulnya diperbaiki. Soalnya kalau air sungai meluap ditambah pasang laut, ya pasti banjir lagi," kata Ia.

Kepala Desa Kalipucang, Teguh Sugiharto, membenarkan, banjir di wilayahnya kali ini memang termasuk yang paling parah.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved