3 Kali Pasar Tradisional Kalipucang Terendam Banjir, Pedagang Masih Tersenyum Meski Merugi

3 Kali Pasar Tradisional Kalipucang Terendam Banjir, Pedagang Masih tersenyum meski merugi

Penulis: Padna | Editor: ferri amiril
istimewa
KEBANJIRAN - 3 Kali Pasar Tradisional Kalipucang Terendam Banjir, Pedagang Masih tersenyum meski merugi 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - 3 kali Pasar Tradisional Kalipucang terendam banjir, wajah para pedagang terlihat masih tersenyum meski merugi.

Tak hanya ruas jalan, pemukiman, dan lahan pertanian, area Pasar Tradisional Kalipucang di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat pun terdampak banjir.

Pasar tersebut ternyata sudah tiga hari terendam banjir akibat luapan air sungai Citanduy dan pasang air laut.

Banjir merendam area pasar dan berdampak terhadap aktivitas jual beli. Bahkan, pada Rabu (12/11/2025) pagi suasana di pasar itu terlihat sepi tanpa warga yang membeli.

Akibat dilanda banjir, jual beli di pasar sepi, penghasil pedagang turun drastis hingga sebagian pedagang menutup kiosnya.

Seorang pedagang sayuran di pasar tradisional Kalipucang, Lia menyebut ketinggian banjir di dalam pasar itu mencapai sekitar 50 sentimeter.

Baca juga: Polisi Bantu Dorong Puluhan Kendaraan Mogok yang Kena Banjir di Kalipucang Pangandaran

"Dampaknya rugi banget, dagangnya enggak lancar lah. Ini juga yang beli cuma warga yang sudah pesan saja," ujar Lia kepada Tribun disela sela aktivitasnya di pasar tradisional Kalipucang, Rabu pagi.

Meskipun memang, untuk aktivitas jual beli sebagian pedagang pindah sementara ke depan lokasi yang tidak terendam banjir.

Seorang pedagang kupat tahu di pasar tradisional Kalipucang, Aki mengatakan, debit air naik pada hari Senin (10/11) pagi.

"Kemudian debit air meningkat itu sejak hari Selasa kemarin pagi. Ketinggiannya itu mencapai 60 sentimeter. Namun debit air sekarang masih naik lagi," katanya.

Menurutnya, banjir terjadi akibat luapan air sungai Citanduy dan pasangannya air laut. Ditambah intensitas hujan dari hulu sungai yang masih deras. 

"Ya, kita dagangnya terkendala, biasanya ramai sekarang tidak ada pembeli. Pedagang terdampak banjir di sini, itu lebih dari 200 orang. Ya, sama semuanya sepi," ucap Aki.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved