Hari Guru Nasional 2025

10 Puisi Singkat Tentang Hari Guru Nasional 2025, Cocok untuk Siswa SD-SMA

Berikut ini terdapat beberapa nasakh puisi yang bisa digunakan saat perayaan lomba peringatan Hari Guru Nasional 2025

Foto: Getty Images/iStockphoto/photosvit
PUISI HARI GURU - 10 Puisi Singkat Persiapan Hari Guru Nasional 2025, Cocok untuk Siswa SD-SMA. ilustrasi pembacaan puisi 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Dalam beberapa hari lagi, akan ada Hari Guru Nasional yang biasa diperingati setiap tanggal 25 November.

Hari Guru Nasional setiap tahunnya diperingati pada tanggal 25 November.

Dimana pada peringatan tersebut, bertujuan untuk memberi penghargaan dan memorial terhadap jasa para guru yang telah memberikan ilmu sebagai penerang pendidikan bangsa.

Dalam peringatan hari nasional ini, sering dilaksanakan berbagai kegiatan, seperti upacara bendera hingga lomba-lomba di sekolah maupun di instansi lainnya.

Salah satunya adalah lomba pembacaan puisi.

Berikut ini terdapat beberapa nasakh puisi yang bisa digunakan saat perayaan lomba peringatan Hari Guru Nasional 2025 yang dirangkum dari berbagai sumber:

Baca juga: Doa Latin dan Susunan Upacara Perayaan Hari Guru Nasional 2025 untuk Tingkat Sekolah

10 Naskah Puisi Hari Guru Nasional 2025

  • Puisi 1: Terima Kasih Guru (Karya: Chairil Anwar)

Terima kasih, guru

Untuk teladan yang telah kau berikan
Aku selalu mempertimbangkan semua yang kau ajarkan
Dan merefleksikan itu semua pada karakter dan pribadiku

Aku mau menjadi sepertimu
Pintar, menarik, dan gemesin
Positif, percaya diri, protektif

Aku mau menjadi sepertimu
Berpengetahuan, pemahaman yang dalam
Berpikir dengan hati dan juga kepala
Memberikan kami yang terbaik
Dengan sensitif dan penuh perhatian

Aku mau menjadi sepertimu
Memberikan waktumu, energi, dan bakat
Untuk meyakinkan masa depan yang cerah pada kita semua

Terima kasih, guru
Yang telah membimbing kami
Aku mau menjadi sepertimu

Baca juga: Not dan Lirik Lagu Hymne Guru Persiapan Upacara Hari Guru Nasional, Lengkap Lagu Nasional Lainnya

  • Puisi 2: Sebatang Kapur (oleh Iroh Rohmawati)

Deretan-deretan bangku tanpa kedua kaki tetap berdiri meski tidak mampu berdiri tegak

Suara lantang terus kau keluarkan sampai mengusir tikus tikus kemalasan di otak kami

Tanpa mengenal lelah kau terus mendidik kami

Meski keringat bercucuran dan gaji tak seberapa dibandingkan gaji para aparatur-aparatur negara yang tidak adil

Guru…

Nama yang akan selalu dikenang sepanjang masa

Dengan kelincahan menarikan sebatang kapur di atas papan tulis yang mulai mengantuk

Dan terus mendidik hingga kami mendapatkan arti pentingnya kehidupan

Baca juga: 10 Naskah Terbaru Pidato Pembina Upacara Hari Guru Nasional 2025, Singkat dan Penuh Makna

  • Puisi 3: Sang Idola Edukasi (Karya: Ari Wulandari)

Dia adalah sosok inspirasi
Menjadi idola dunia edukasi
Mengajar dengan penuh dedikasi
Membuat kita jadi termotivasi

Dengan ilmunya yang luas
Dan hatinya yang lugas
Dia terus berjuang
Membangun bangsa yang besar

Semua orang mengakui
Kehebatannya dalam mengajar
Memberikan dorongan dan semangat
Untuk mencapai cita-cita

Guru yang mencerahkan
Mendidik dengan kasih sayang
Menjadikan ilmu bermanfaat
Untuk kehidupan yang lebih baik

Baca juga: 100 Ucapan Hari Guru Nasional 25 November 2025, Doa Terbaik untuk Gurumu di Sosmed

  • Puisi 4: Suara Lembut yang Menguatkan

Di tengah kebisingan dunia
Suaramu hadir sebagai ketenangan
Lembut, namun penuh keyakinan
Menguatkan kami ketika hampir menyerah

Guruku
Suaramu bukan sekadar suara
Melainkan doa yang menjelma kata
Pengingat bahwa kami berharga
Bahwa kami mampu meraih apa pun yang kami cita

  • Puisi 5: Setiap Detik adalah Pengorbanan

Setiap detik yang engkau berikan
Adalah pengorbanan yang tak ternilai
Dari peluh yang tak terlihat
Dari waktu yang tak pernah engkau hitun

Guruku
Engkau tak meminta balasan
Engkau hanya ingin kami menjadi manusia
Hari ini, izinkan kami membalasnya
Dengan doa, cinta, dan hormat yang tulus

  • Puisi 6: Pembimbing Insan Terhebat (Karya: Ari Wulandari)

Engkau pembimbing terhebat
Diamanatkan dengan kasih sayang
Ilmu yang engkau tuang
Tiada terkira nilai besarnya

Pengetahuan yang kau ajarkan Membukakanku pintu dunia
Berkarya dan berkembang
Mimpiku tak lagi sebatas angan

Dengan sabar kau membimbing
Tak pernah letih memberi
Penuh semangat dan inspirasi
Mendidikku menjadi lebih baik

Kau takkan tergantikan
Sebagai sosok teladan
Oh.. guruku yang hebat
Hati ini kan selalu terkesan

  • Puisi 7: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Kepada Guru-Guruku (Karya: Marzuli Ridwan Al-bantany)

Kau pahlawan, pejuang ilmu pengetahuan
Tak menuntut riang
Kau pahlawan, tanpa tanda jasa
Tersemat di dada

Telah tak berbilang sudah
Manusia-manusia berilmu kau lahirkan
Di kota, di kampung dan ceruk-ceruk desa
Kau tabah, ikhlas melukis senyum paling indah

Pada setiap resah yang menjengah
Berpantang kau ucap kata lelah

  •  Puisi 8: Perajut Asa, Penyambung Mimpi (Karya: Hang Irfan)

Setiap harimu berdiri
Memandangi jiwa penuh mimpi
Beralun kata penuh makna
Membuka jalan penuh asa

Segelas ilmu yang tersaji
Seteguk amal yang kunikmati
Sebuhul pesan berbalut kasih
Merajut harap menutup perih

Kadang bibirmu bergetar hebat
Meneriaki ketidaktahuanku yang lambat
Meski lelah ucapmu membimbing
Keputusasaanmu tak bergeming

Wahai insan perajut asa
Meski diri kadang tak kuasa
Memendam amarah mengumbar murka
Namun hati masih terbuka

Wahai insan penyambung mimpi
Berlutut kaki bersimpuh diri
Kebodohanku memohon ampunan
Kebijakanku karena tuntunan

Kini, asaku tegap berdiri
Mimpiku nyata di sisi
Sepuluh jari tangan kususun
Kalimah cintamu telah dihimpun

  • Puisi 9

Bersamamu rekah yang berketayap di puncak malam
Tidak jua ranum di ujung pagi
Namun titis embun masih jua mampu hembuskan harap
Padamu yang masih igaukan fitri

Dalam dekap yang erat di buhul lelap
Langkah kakimu telah pecah di dalam leach
Berkubang segala lantang
Tentang suara yang tak jua pikirkan siang

Bertekak membentuk luka
Bertukak hingga kau tersiksa
Setelah riuh tengkujuh subuh
Kau masih hangat menyeduh tadah

Manis gula di ujung madah
Ada aku diselip dalam ratibmu
Senyummu tetap manis melati di ujung laman
Tingkahmu rentak zapin zaman berzaman
Segalamu adalah pedoman

Puisi 10

Terima kasih guruku
Untuk bahtera ilmu yang telah engkau suguhkan
Kau Membuka tabir kebodohanku yang lugu dengan ketulusanmu
Dengan sikap keteladanmu yang membuatku mengagumimu

Aku mengagumimu seperti ayah dan ibuku
Kau menarik, tampil bagaikan sosok ibuku
Kau perkasa, mengajarkan pengorbanan sebagaimana ayahku
Kau hebat, laksana pahlawan yang tak pernah ragu
Kau pula bijaksana, mampu melahirkan para pencetus ilmu

Aku ingin seperti dirimu yang penuh teladan
Sebagai pahlawan yang tak tergantikan
Pahlawan yang tidak pernah terbayarkan
Kau berhasil membuka tabir dunia
Kau juga berhasil melukis kegemilangan
Dengan pengetahuan dan perhatian yang mengesankan

Wahai guruku pujangga kegemilangan
Namamu memang tidak terkenal
Namun jasamu telah banyak membuat orang terkenal
Kau berani korbankan waktu dan bakatmu
Untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anakmu
Sehingga kau mampu menggambarkan masa depan yang penuh harapan
Untuk kami yang ingin kau jadikan penerus perjuangan
Terima kasih pahlawan kegemilangan

(*)

Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved