Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khtubah Jumat 14 November 2025: Berserahlah Jika Ingin Hidup Lancar dan Terarah
Naskah Khtubah Jumat 14 November 2025: Berserahlah Jika Ingin Hidup Lancar dan Terarah
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
وَلَا تَثْبُتُ قَدَمٌ فِي الْإِسْلَامِ إِلَّا عَلَى ظَهْرِ التَّسْلِيْمِ وَالْاِسْتِسْلَامِ
Artinya, “Tidak akan tegak kaki seseorang dalam Islam kecuali di atas landasan ketundukan dan kepasrahan.” Maksudnya, tidaklah sah keteguhan seseorang dalam Islam kecuali jika ia berserah diri kepada Allah Ta‘ala, tidak menentang-Nya, dan tidak menyifati-Nya dengan sesuatu yang tidak layak bagi-Nya.
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh
Sudah sepantasnya bagi orang yang meyakini bahwa segala hal telah ditetapkan oleh Allah untuk tunduk kepada-Nya, serta mendalami makna dari segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya maupun dalam dirinya. Meskipun yang terjadi itu berupa hal-hal yang tidak disukai. Janganlah ia memandang segala sesuatu secara dangkal, karena boleh jadi setelah itu ia akan memahami hikmah-hikmah agung yang sebelumnya tidak ia sadari, seandainya ia tidak diuji dengan berbagai cobaan.
Allah Ta‘ala berfirman:
وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـٔٗا وَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡـٔٗا وَهُوَ شَرّٞ لَّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
Artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS al-Baqarah: 216).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 November 2025: Buruk Sangka Kepada Allah SWT Itu Perbuatan Tercela
Imam Al-Maturidi dalam kitab Ta’wilatnya berkata:
وَيَحْتَمِلُ هٰذَا فِي كُلِّ أَمْرٍ يُحِبُّ الرَّجُلُ فِي الْاِبْتِدَاءِ وَيَكُوْنُ عَاقِبَتُهُ شَرًّا لَهُ، وَيَكْرَهُ أَمْرًا فَيَكُوْنُ عَاقِبَتُهُ خَيْرًا لَهُ، هٰذَا لِجَهْلِنَا بِعَوَاقِبِ الْأُمُوْرِ وَخَوَاتِيْمِهَا. لِيُعْلَمْ أَنْ لَيْسَ إِلَيْنَا مِنَ التَّدْبِيْرِ فِي شَيْءٍ، وَاللهُ أَعْلَمُ. وَقَوْلُهُ: (وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ)، أي: وَيَعْلَمُ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ فِي الْعَوَاقِبِ مِمَّا هُوَ شَرٌّ لَكُمْ، وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya, “Ayat ini mencakup setiap perkara yang pada awalnya disukai seseorang, namun ternyata berakhir buruk baginya; dan setiap perkara yang pada awalnya dibenci seseorang, namun ternyata berakhir baik baginya. Hal ini karena kita tidak mengetahui akibat dan penutup dari segala perkara. Maka hendaklah diketahui bahwa tidak ada sedikit pun urusan yang berada dalam kendali kita. Adapun firman Allah: “Dan Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui” bermakna: Allah mengetahui apa yang baik bagi kalian pada akhirnya, meskipun tampak buruk bagi kalian, sedangkan kalian tidak mengetahuinya.”
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh
Barang siapa yang merenungkan dua ayat di awal khutbah ini, maka sepantasnyalah ia ridha kepada Allah, dalam arti berserah diri kepada-Nya dan meninggalkan sikap penentangan terhadap ketentuan-Nya. Sebab, Allah telah memberitakan bahwa tidak ada satu pun musibah yang terjadi di bumi, dengan segala ragam bentuknya, melainkan telah tertulis di Lauhul Mahfuzh.
Lauhul Mahfūzh berada di atas langit ketujuh, di dalamnya telah ditetapkan segala takdir makhluk hingga hari kiamat. Allah telah menentukan dan menakdirkan segala sesuatu itu “min qabli an nabra’aha” sebelum Ia menciptakan dan mewujudkan manusia; dan “inna dzalika ‘ala Allah yasir”: penetapan takdir itu sama sekali tidaklah sulit bagi Allah, karena sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang mampu melemahkan-Nya.
Kemudian Allah menjelaskan alasan dan hikmah dari ketetapan-Nya dengan firman-Nya:
لِّكَيۡلَا تَأۡسَوۡاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُواْ بِمَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٍ
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Ilustrasi-Sholat-Jumat.jpg)