Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khtubah Jumat 14 November 2025: Berserahlah Jika Ingin Hidup Lancar dan Terarah
Naskah Khtubah Jumat 14 November 2025: Berserahlah Jika Ingin Hidup Lancar dan Terarah
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh
Inilah yang terjadi pada banyak orang di zaman kita sekarang. Seseorang biasanya hanya bergembira ketika memperoleh nikmat, merasa tenang saat hidup dalam kelapangan, lalu bersedih dan gelisah ketika ditimpa kesusahan. Padahal, orang yang benar-benar berakal cerdas adalah yang mampu melahirkan syukur dalam kegembiraannya, dan menghadirkan sabar dalam kesedihannya.
Sesungguhnya yang tercela dari kesedihan adalah keluh kesah yang menafikan kesabaran, dan yang tercela dari kegembiraan adalah kesombongan yang melalaikan dari syukur kepada Allah Ta‘ala. Betapa banyak orang yang karena musibah justru berani mencela Tuhannya, hingga keluar dari agama. Dan betapa banyak pula orang yang karena nikmat justru bergembira secara berlebihan, hingga terjerumus ke dalam perkara yang diharamkan Allah. Kedua sikap ini sama-sama buruk dan tidak dapat dibenarkan.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 November 2025: Iri dan Dengki Pembunuh Rasa Syukur
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh
Hikmah yang benar menuntut kita untuk berserah diri kepada Allah Ta‘ala dan bertawakal kepada-Nya. Sebab tidak ada yang dapat menolak kehendak Allah Yang Maha Agung. Dan ingat bahwa tidak semua yang diinginkan manusia dapat tercapai. Allah Ta‘ala berfirman:
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَىٰنَاۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.” (QS at-Taubah: 51)
Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ (رواه البيهقي)
Artinya: “Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi.” (HR al-Baihaqi).
Maka seluruh urusan dan perkara adalah milik Allah. Semua sudah menjadi ketetapan Allah. Barang siapa beriman, bersabar, dan ridha, ia akan mendapatkan pahala. Sebaliknya barang siapa yang menentang dan kufur, ia berdosa dan berhak atas azab yang pedih. Dan kehendak Allah pasti berlaku dalam kedua keadaan itu.
Janganlah kita memprotes dan menentang ketetapan Allah, karena Allah Ta‘ala menegaskan:
لَا يُسۡـَٔلُ عَمَّا يَفۡعَلُ وَهُمۡ يُسۡـَٔلُونَ
Artinya: “(Allah) tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, tetapi merekalah yang akan ditanya.” (QS al-Anbiya’: 23).
Imam Abu Ja‘far At-Thahawi dalam kitab Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyah berkata:
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Ilustrasi-Sholat-Jumat.jpg)