Hari Ayah Nasional
10 Puisi Spesial Hari Ayah Nasional, Ekspresikan Hebatnya Seorang Ayah
Berikut Ini Dia 10 Puisi Spesial Hari Ayah Nasional 2024 yang Menyentuh Hati, Tentang Hebatnya Seorang Ayah
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: ferri amiril
Sehat selalu dan panjang umur ya ...
Terima kasihku untukmu ayah ...
2. Ayah Hebat
(Karya Hendrik Eko Prasetiyo, Dono Setiawan, & Mamuk S. Marwanto dalam buku Puisi Anak-Anak)
Setiap hari bekerja untuk keluarga
Tak pernah lelah mencari usaha
Keringat kering sudah tidak dirasa
Enggan berbagi yang diderita
Pagi sudah pergi
Siang tak peduli
Sore belum kembali
Bahkan malam sangat dinanti
Kapan Ayah istirahat
Ayah tidak penat
Ayah sangat kuat
Raga Ayah hebat
Hujan tak Ayah hiraukan
Panas tidak Ayah pedulikan
Sakit tidak Ayah keluhkan
Lelah tidak Ayah pedulikan
Ajari kita seperti Ayah
Tidak merasa gundah
Hilangkan resah dan gelisah
Selalu menutupi masalah
Terima kasih Ayah
Yang bergelar Ayah
Sedang menjadi Ayah
Untuk keluarga Ayah
3. Ayah dan Ibu
(Karya Alya dalam buku Puisi Anak Negeri)
Oh ibu ...
Engkau yang telah melahirkanku
Dan engkau ibu yang membesarkanku
Dan mendidikku sampai aku pintar
Oh ibuku ...
Terima kasih ibuku karena kau telah memberiku kasih sayang
Dan kau telah menjadikanku anak yang baik
Dan engkau ayah juga telah memberiku kasih sayang
Oh ayahku ...
Engkau telah mencari nafkah
Untuk memenuhi kebutuhan keluargaku
Aku bangga kepada ayah dan ibu
4. Ayah
(Karya Jenita dalam buku Kumpulan Puisi Aksara Jiwa)
Engkau imam keluargaku
Mencari nafkah tanpa mengenal lelah
Dari pagi hari hingga malam hari
Ayah ...
Maafkan anakmu ini
Yang selalu membuatmu marah dan kesal
Karena kenakalannya
Ayah ...
Terima kasih untuk segalanya
Aku sayang padamu
5. Ayah
(Karya Sri Damayanti dalam buku Kumpulan Puisi)
Kau adalah sosok yang bijaksana
Kau adalah sosok yang tegas
Kau adalah sosok yang tegar
Kau adalah sosok yang tangguh
Dan kini…
Rembutmu telah memutih
Tulang pipimu telah menonjol
Bahumu telah membungkuk
Keningmu telah berkerut
Langkah kakimu semakin gontai
Tapi kami anak-anakmu tak peduli usiamu yang kau sandang sekarang
Kami anak-anakmu selalu mengenang setiap tetes peluhmu
Kan kami pahat tiap-tiap letih langkahmu
Di dalam bingkai lukisan terindah, jalan hidupmu
Ayah…
Ijinkan aku bersandar di bahumu
Meski aku sudah tak kecil lagi
Untuk merasakan damai
Untuk merasakan teduh
Untuk merasakan terang
Yang selalu kau sajikan untuk anak-anakmu
Dan aku mohon, aku selalu kecil agar kau tak menua
Desah nafasmu agar tak terdengar berat
Detak jantungmu agar selalu penuh semangat
Aku mohon kau selalu ada bersama kami
Tak tertolakkan kau adalah idol kami anak-anakmu
Ayah…
Aku mencintaimu
Tapi aku tak tahu bagaimana mengucapkannya
Ayah…
Aku menyayangimu
Tapi aku tidak tahu bagaimana menunjukkannya
Di dalam diamku, aku hanya bisa berdoa
Semoga ayah selalu sehat dan bahagia…
6. Untuk Ayah dan Ibu
(Karya Sri Damayanti dalam buku Kumpulan Puisi)
Ayah Ibu...
Terima kasih atas kasih sayangmu
Ayah Ibu...
Kau orang pertama yang tidak pernah menyakiti putrimu
Kau rawat putrimu dengan lembut
Kau rawat putrimu dengan setulus jiwa
Kau perlakukan putrimu lebih dari sebuah mutiara
Ayah Ibu...
Hari ini putrimu rindu semua perilakumu
Di saat putrimu ini menemukan pengganti kalian yang tepat dalam hidup
Dan berharap bisa menemani seumur hidup
Ternyata ini sebuah perjuangan yang penuh dengan tantangan
Dan ternyata putrimu tak bisa melakukan itu semua
Tanpa bantuanmu Ayah Ibu...
Di saat putrimu kesulitan kalian hadir memberikan bantuan
Mencoba menguatkan hati yang sedang kacau
Dan kau terus memberikan semangat dan mengatakan
Kalau semua akan baik-baik saja
Semua, pengorbanan apa pun rela kau lakukan
Demi melihat putrimu bahagia bersamanya
Terima kasih Ayah Ibu...
Doakanlah kebaikan selalu menyertai
Dalam setiap langkah yang putrimu lalui...
7. Ayah
(Karya Osa dalam buku Antologi Puisi: Si Aku yang Benda Mati)
Ayah, belum sempat ku cuci bekas lukamu
Belum sempat ku seka peluh di keningmu
Juga belum sempat aku tau bagaimana kerasnya engkau menghidupi kami pada saat itu
Yang ku tahu hanya aku gadis kecilmu yang selalu mengharapkan hadiah saat engkau pulang
Waktu ayah sedang sakit-sakitnya
Sungguh aku tidak tau bagaimana rasanya
Saat ayah sudah terbaring di bawah tabir hijau
Ku pikir ayah hanya istirahat sebentar
Ketika ayah dibawa ke liang lahat
Ku pikir ayah akan kembali esok atau lusa
Lambat laun
Setelah bertahun-tahun
Aku sadar bahwa ayah tidak akan pernah kembali
Seiring bertambahnya usiaku semakin aku mengerti
Bahwa pergimu untuk alam yang lebih berarti
Semoga Allah mempertemukan kita di syurga-Nya nanti
8. Ayah
(Karya Supiani dalam buku Kumpulan Puisi Cinta)
Ayah…
Tadi pagi
Ketika aku, anakmu melangkah ke sekolah
Aku berpamitan,
Bersalaman,
Kulihat betapa bahagianya hatimu
Ayah…
Kau antar aku sampai ke pintu
Lambaian tanganmu tiada henti
Hingga aku benar-benar jauh
Ayah...
Setelah itu engkau turun
Pergi mengais rezeki
Tak peduli panas mau pun hujan
Ayah…
Dari tangan kekarmu
Engkau beri kami sesuap nasi
Dengan cucuran peluhmu
Kaupenuhi tanggung jawabmu
Ayah…
Tanggung jawabmu amat berat
Ayah…
Maafkan aku jika aku salah
Ayah ...
Engkau memang tegar
Dalam menjalankan hidup
9. Ayah, Pahlawan Hidupku
(Karya Amelia Zelianti dalam buku Harga Rasa: Antologi Puisi)
Ayah
Menguras keringat demi mencari nafkah
Untuk diriku yang masih kecil ini ayah
Menjagaku dan mengajariku arti kehidupan
Sang pahlawan hidupku
Melindungiku dari terpaan badai apapun
Rela menyembunyikan luka di hatinya
Ayah selalu memberi kebahagiaan
Ayah rela melakukan segalanya demi diriku
Ayah sanggup berkorban untuk langkah hidupku
Selalu menemani dan memberiku kekuatan
Ayah selalu ada di sampingku selamanya
Ayah jasamu akan kukekang di hati dan jiwaku
Ayahlah pahlawan hidupku
yang selalu berkorban dan menjaga setiap detik
10. Ayah dan Ibu
(Karya Rani dalam buku Puisi Anak Negeri)
Oh ayah ...
Kau telah bekerja keras untukku
Dan untuk memenuhi kebutuhanku
Dan kau telah membesarkanku dengan kasih sayangmu
Wahai ibu, kau telah melahirkanku
Dan kau telah memberikan kasih sayangmu untukku
Dan kau telah menyayangiku
Dengan sepenuh hatimu
Oh ayah dan ibuku
Engkau telah memberikan kasih sayangmu padaku
Terima kasih ayah dan ibuku
Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News
puisi Hari Ayah Nasional menyentuh hati
puisi Hari Ayah Nasional
puisi
media sosial
Hari Ayah Nasional
| 25 Ucapan Selamat Hari Ayah Nasional 2024 yang Menyentuh Hati, Spesial untuk Ayah Tercinta |
|
|---|
| Profil Ilham Habibie, Calon Wakil Gubernur Jawa Barat di Pilkada 2024, Mewarisi Kecerdasan Sang Ayah |
|
|---|
| Pertama Kali di Jabar, Jaksa Kejari Kota Bandung Ajukan Pecat Seorang Ayah sebagai Orang Tua |
|
|---|
| Seorang Pria di Bandung Digugat agar Dipecat sebagai Ayah, Ini Kasusnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Hari-Ayah-Nasional-2024.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.