Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Pandangan Islam Tentang Etika Benar dalam Berperang

Berikut Naskah Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Pandangan Islam Tentang Etika Benar dalam Berperang

Tribunpriangan.com/Dedy Herdiana
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Sejumlah jemaah saat mendengarkan pembacaan naskah khutbah Jumat di Masjid Duta Al Asstro, Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/4/2025). Berikut Naskah Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Pandangan Islam Tentang Etika Benar dalam Berperang 

TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, etika perang dalam Islam menekankan perlindungan terhadap yang tidak bersalah, seperti wanita, anak-anak, dan orang tua, melarang perusakan lingkungan, dan mengharuskan perlakuan baik terhadap tawanan perang. 

Perang harus diniatkan untuk membela kebenaran dan bukan karena nafsu atau keserakahan, serta harus dilakukan dengan keberanian, kesabaran, dan keikhlasan. 

Berbicara perihal Jumat hari ini, tepatnya di hari Jumat tanggal 10 Oktober 2025, kita selaku laki-laki beragama muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Hari Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan.

Khusus untuk khutbah pada Jumat hari ini, berikut merupakan naskah khutbah Jumat yang sudah TribunPriangan.com lansir dari berbagai sumber untuk tanggal 10 Oktober 2025 bertemakan “Pandangan Islam Tentang Etika Benar dalam Berperang".

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Dua Amalan Surga yang Sering Ditinggalkan

Khutbah 1

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Tanda dan Kriteria Orang Bertakwa

Puji dan sukur marilah senantiasa kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dialah Yang telah memberi nikmat dan karunia kepada kita. Dia juga memberi hidayah, menunjukkan jalan-jalan menuju ketaatan dan ketakwaan.

Melalui mimbar Jumat ini, Khatib mengingatkan kepada diri sendiri, keluarga dan para jamaah Jumuah semuanya, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meningkatkan iman dan takwa, yakni dengan terus berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-larangan-Nya.

Semoga kita semua tetap istiqamah dalam ibadah, mulazamah dalam kehidupan berjamaah, terus-menerus mendapat rahmat, ampunan dan pertolongan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Tanda Taubat Seorang Pendosa Diterima Allah

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Pada kesempatan khutbah ini, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surah Al-Hajj [22] ayat ke-39 dan 40, yang berbunyi:

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَٰتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا۟ ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ [٣٩] ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللّٰهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَٰمِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَٰتٌ وَمَسَٰجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا ٱسْمُ ٱللّٰهِ كَثِيرًا  ۗ  وَلَيَنصُرَنَّ ٱللّٰهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ ٱللّٰهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ [٤٠] (الحج [٢٢]: ٣٩ــ٤٠)

Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka. [39] (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat, lagi Maha Perkasa. [40]

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah dalam tafsirnya menyebutkan, bahwa pada dasarnya, perang bukanlah perintah, tetapi sekadar izin, bagi orang-orang yang teraniaya untuk membela diri dan sebagai respon untuk menolak segala bentuk penganiayaan dan kedzaliman.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved