Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: 4 Hal yang Membuat Kita Tidak Merugi

Berikut Ini Dia Naskah Khutbah Jumat 10 Oktober 2025 Bertemakan 4 Hal yang Membuat Kita Tidak Merugi

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Jamaah memanjatkan doa seusai mengikuti Salat Jumat perdana di Masjid Al Jabbar, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Berikut Naskah Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: 4 Hal yang Membuat Kita Tidak Merugi 

Sungguh, Allah telah mengagungkan sikap saling menasihati dan saling berwasiat untuk melakukan dan menetapi kebaikan. Allah ta’ala berfirman dalam hadits qudsi:

(وَحَقَّتْ مَحَبَّتِيْ عَلَى الْمُتَنَاصِحِيْنَ فِيَّ (رواه أحمد وابن حبان وغيرهما

Artinya, “Dan telah tetap cinta-Ku bagi orang-orang yang saling menasihati karena Aku” (HR Ahmad, Ibnu Hibban dan lainnya) 

Saling menasihati karena Allah adalah ciri orang-orang mukmin yang sempurna imannya. Saling menasihati karena Allah artinya saling mengingatkan ketika ada yang berbuat dosa. Bukan membiarkannya dalam dosa dengan dalih menjaga perasaan atau dengan dalih menjaga hubungan pertemanan agar tidak terputus. Saling menasihati karena Allah artinya bekerja sama dalam kebaikan dan meraih ridha Allah. Bukan bekerja sama untuk meraih harta duniawi dengan mengesampingkan ridha Allah ta’ala.   

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 3 2025: Hindari Sifat-sifat Buruk Ini Jika Tak Ingin Binasa

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah 

Nasihat seyogianya disampaikan dengan lemah lembut sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

(إِنَّ اللهَ يُعْطِيْ عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِيْ عَلَى الْعُنْفِ (رواه ابن حبان وغيره

Artinya, “Sesungguhnya Allah memberikan pada sikap lembut hasil yang tidak Ia berikan pada sikap keras” (HR Ibnu Hibban dan lainnya).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: 

(إنَّ اللهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ (رواه مسلم 

Artinya, “Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan pada perkara seluruhnya” (HR Muslim) 

Nasihat juga semestinya disampaikan sekira tidak membuka aib seseorang di hadapan orang lain. Bahkan jika nasihat itu cukup dengan isyarat, maka kita lakukan. Jadi seorang muslim yang melakukan dosa dan aib, maka sepatutnya kita tutupi aibnya. Sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

( مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ (رواه ابن ماجه 

Artinya, “Barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat” (HR Ibnu Majah)

Dalam hadits yang lain, Baginda Nabi bersabda:

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved