Jeje Wiradinata Datangi Unpad Bahas Polemik KJA di Pantai Timur Pangandaran

Penulis: Padna
Editor: ferri amiril
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KJA ANCAM KEHIDUPAN WARGA - Penampakan Keramba Jaring Apung (KJA) di Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat yang terus menuai penolakan. FKP2WP sebut keberadaan KJA di Pantai Timur ancam mata pencaharian ribuan warga, Selasa 19 Agustus 2025.

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Pangandaran, Padna


TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Polemik terkait keberlanjutan Keramba Jaring Apung (KJA) di Pantai Timur Pangandaran terus bergulir dan memanas. 

Hari Rabu (20/8/2025) ini, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pangandaran, Jeje Wiradinata, bersama rombongan melakukan kunjungan ke Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran (Unpad) di Jatinangor, Bandung.

Pertemuan tersebut dikabarkan dijadwalkan akan berlangsung pukul 10.00 WIB dengan pihak Dekan FPIK Unpad. 

Jeje mengatakan, kunjungan ini bertujuan untuk membuka dialog langsung dengan pihak Unpad guna membahas perspektif akademik mengenai keberadaan KJA di wilayah perairan Pangandaran.

"Kita ingin mendengarkan langsung pandangan Unpad terkait persoalan KJA ini. Unpad tentu punya kajian sendiri, dan kami juga punya pandangan dari sisi masyarakat pesisir," ujar Jeje kepada Tribun melalui WhatsApp, Rabu pagi.

Baca juga: Pelaku Wisata Tolak Tegas Keberadaan KJA di Pantai Timur Pangandaran

Dalam pertemuannya, Jeje Wiradinata tidak datang sendiri. Jeje didampingi Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran serta perwakilan pelaku usaha wisata di kawasan Pantai Timur. 

"Kita ada 6 orang dari Pangandaran yang hadir, sementara belum diketahui pasti siapa saja pihak Unpad yang akan mewakili dalam dialog itu," katanya.

Pihaknya menolak keberlanjutan proyek KJA di Pantai Timur ini, berbeda dengan indikasi sikap Unpad yang dinilai cenderung mendukung pelaksanaan proyek itu.

"Statemen Unpad selama ini terlihat mengarah pada pelaksanaan KJA. Tapi kami menilai KJA tidak layak dilanjutkan. Makanya, kami datang langsung," ucap Jeje.

Tentu, pertemuan ini menjadi bagian dari upaya penyelesaian polemik KJA yang sedang menimbulkan perdebatan antara berbagai pihak, termasuk masyarakat nelayan, pelaku pariwisata, dan akademisi.(*)