TRIBUNPRIANGAN.COM - Tiga bulan kedepan, masyarakat muslim dunia akan kembali memasuki bulan penuh berkah (Ramadhan) 1447 H.
Pada pergantian tahun tersebut, puasa Ramadhan diprediksi akan dimulai pada bulan Maret 2025.
Bulan Ramadhan sendiri dikenal dengan salah satu bulan hijriah pada kalender Hijriah, yang mewajibkan bagi umat muslim yang telah berusia balig, untuk menjalankan ibadah puasa selama kurang lebih sebulan penuh.
Namun terkadang kewajiban menjalankan rukun Islam ke 3 ini terhambat karena berbagai hal.
Tapi itulah Islam dengan segala kelebihannya yang memudahkan syariatnya dengan syarat berkaitan dengan alasan yang syar'i.
Baca juga: Puasa Ramadhan 1446 H atau Ramadhan 2025 Jatuh Pada Hari dan Bulan Ini
Pasalnya, orang yang mengalami keterbatasan permanen maupun tidak, masih bisa mengerjakan puasa dilain hari, diluar bulan Ramadhan.
Meski begitu, puasa yang tidak dapat dilaksanakan di bulan Ramadhan tersebut harus dibayar, karena sifatnya adalah wajib.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 184-185 yang artinya:
"Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain."
"Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
Baca juga: Lebaran 2025 Jatuh Tanggal Berapa? Simak Jadwalnya di Kalender Ramadhan 2025 Berikut Ini
Lantas bagaimanakah cara dan syarat yang harus dipenuhi bagi mereka yang memiliki hutang puasa yang sudah bertumpuk bertahun-tahun?
Cara Bayar Hutang Puasa Menahun
Hal ini sejatinya sudah sering dibahas diberbagai ceramah, salah satunya adalah yang dibahas oleh Adi Hidayat.
Pendakwah yang kerap disapa UAH tersebut menjelaskan bahwa emang, tidak semua orang bisa mengerjakan puasa secara penuh di Bulan Ramadhan.
Adakalanya sejumlah hambatan dijumpai baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Misalnya sedang haid, hamil, dan menyusui bagi perempuan.
Baca juga: Kapan dan Tinggal Berapa Bulan Puasa Ramadhan 2025 Dilaksanakan?
Tak sedikit pula yang sudah lupa jumlah utang puasa, karena tidak diganti selama bertahun-tahun.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan ulama sepakat setiap puasa yang tertinggal atau tidak dikerjakan hukumnya wajib diqadha atau diganti di hari-hari lain selain bulan Ramadhan.
"Persoalan disini adalah utang puasa yang menahun, bertemu lagi dengan Ramadhan dan belum sempat mengganti. Maka ada dua pendapat ulama,"
"mayoritas ulama menyebut selain mengqadha puasa juga membayar fidyah memberi makan orang miskin," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Ia menambahkan, pandangan tersebut adalah dari Mazhab Maliki, Syafii, dan Hambali yang mana orang yang memiliki utang puasa juga dihukumi dengan membayar fidyah, mengacu pada qiyas orang yang tidak mampu menunaikan puasa harus memberi makan fakir miskin.
Sedangkan pandangan Mazhab Hanafi, Qadha puasa dan fidyah adalah pilihan dan tidak menggabungkan keduanya.
"Menurut Abu Hanifah kalau Anda ada utang puasa maka bisa mengqadha puasa dan tidak wajib membayar fidyah, qadha lebih utama daripada fidyah," jelas Ustadz Adi Hidayat.
Dari dua pandangan itu, Ustadz Adi Hidayat mempersilakan bagi yang memiliki utang puasa untuk memilih melaksanakan qadha dan membayar fidyah atau hanya qadha saja.
"Kerjakan senyaman Anda sesuai dengan keyakinan Anda," tandasnya.
Pendakwah kondang tersebut pun lantas menyarankan cara untuk membayar puasa tahunan tersebut.
Dimana jika Anda merasa banyak melewatkan atau tak berpuasa Ramadhan di masa lalu, ada cara untuk membayarnya yaitu dengan cara qadha.
Puasa qadha Ramadhan merupakan puasa pengganti atau untuk membayar hutang puasa yang dikerjakan oleh seseorang yang pernah meninggalkan puasa di bulan Ramadhan.
Puasa qadha hukumnya wajib bagi seluruh umat muslim yang telah baligh.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan setiap orang boleh meniatkan untuk qadha puasa masa lalu saat masa senggang.
"Kata para ulama, dia boleh kemudian meniatkan qadha yang lampau di masa-masa senggangnya, ya kalau Anda merasa tak terhitung silahkan, anda punya waktu luang puas, puasa. Niatkan qadha," katanya.
Disebutkan Ustadz Adi Hidayat waktu senggang yang dapat dilakukan qadha puasa bisa di hari Senin atau Kamis saat orang puasa sunnah.
"Orang lain puasa senin misalnya sunnah Anda niatkan qadha, orang lain misalnya puasa kamis sunnah anda niatkan qadha," ujarnya.
Seseorang yang merasa tak terhitung hutang puasanya di masa lalu kata Ustadz Adi Hidayat sebaiknya tak dihitung, hal ini supaya puasa yang dilakukan terasa ringan.
"Anda gak usah hitung, yang penting begitu masuk ke waktu-waktu sunnah kata ulama supaya ringan, niatkan qadha, niatkan qadha, niatkan qadha. Maka Allah tidak melihat berapa banyak Anda tunaikan Allah melihat kesungguhan yang kita lakukan di situ," tandasnya.
Syarat Jika sesorang lupa jumlah utang puasa Ramadhan yang terlewat
Mengutip Bangkapos, akademisi muslim dari IAIN Surakarta menerangkan bahwa hendaknya setiap utang itu harus dicatat.
Hal ini sebagai langkah antisipasi jika ke depannya seseorang tersebut lupa akan utangnya, maka bisa melihat catatan tersebut.
Hal ini sesuai dalam surat al-baqarah ayat 282 yang berbunyi "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya".
Namun jika kita tidak mencatat utang tersebut dan lupa berapa jumlahnya, maka bisa mengambil jumlah yang lebih banyak.
Dalam hal ini bisa merujuk pada Hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Apabila di antara kalian lupa atau ragu tentang sholatnya, maka hendaklah dia membuang keraguan itu dan mengambil yang yakin".
Syarat Qadha Puasa
Ada beberapa syarat atau ketentuan dalam mengqadha puasa, yakni qadha puasa tidak boleh dibatalkan kecuali ada halangan yang dibolehkan dalam berpuasa Ramadhan.
Kedua, tidak wajib membayar puasa secara berturut-turut, atau boleh dilaksanakan dalam waktu yang tak berurutan jika berhutang lebih dari 1 hari.
Ketiga, mengganti puasa sesuai dengan jumlah hutangnya.
Keempat, membaca niat puasa qadha diwajibkan di malam hari sama seperti waktu bulan Ramadhan.
Kelima, saat melakukan qadha puasa lalu berhubungan dengan suami/istri di siang hari, maka tidak ada denda yang dibayarkan, melainkan mengganti puasa yang disertai dengan taubat.
Disamping itu, terdapat beberpa golongan orang yang diwajibakan membayar atau melaksanakan Qadha Puasa Ramadhan.
Namun, ketentuan membayar Qadha puasa ini berlaku bagi yang berhalangan tidak bisa menjalankan puas Ramadhan karena sakit, melakukan perjalanan jauh, haid, dan nifas.
Apabila, masih belum sanggup untuk membayarnya seperti orang yang sakit kronis, maka diwajibkan untuk membayar fidyah untuk fakir miskin.
Bacaan Niat Puasa Qadha untuk Bayar Utang Puasa Ramadhan
Berikut bacaan niat puasa qadha dan doa buka puasa:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News