Kewalahan Atasi Sampah, DLH Kota Tasikmalaya Akui Banyak Armada Sudah Rusak

Penulis: Jaenal Abidin
Editor: ferri amiril
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya masih kewalahan menangani jumlah sampah yang diangkut setiap hari sebanyak 220 ton.

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 


TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya masih kewalahan menangani jumlah sampah yang diangkut setiap hari sebanyak 220 ton.

Tidak idealnya jumlah armada dengan jumlah tonase setiap harinya menyebabkan petugas pengangkut sampah kewalahan.

"Proyeksi dari sekian penduduk di Kota Tasikmalaya, sekitar 320 ton tiap hari, dan yang baru kita bisa kelola itu ada 220 ton sampah," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya Deni Diyana kepada wartawan TribunPriangan.com, Rabu (18/9/2024).

Sedangkan menurut Deni mengatakan, untuk jumlah armada bervariasi dari jenis truk besar hingga dump truk.

"Armada variasi ya ada truk, dump truk, jumlahnya ada 42 unit," jelasnya.

Namun masih kata Deni, jumlah tersebut sebenarnya tidak ideal karena ada satu armada yang harus bolak balik berkali-kali angkut sampah.

"Ada satu armada bisa bolak-balik sampai 8 hingga 9 kali sehari itu, dan itu belum maksimal juga untuk melayani setiap area di Kota Tasikmalaya," keluhnya.

Deni pun mengakui bahwa jumlah armada sangat terbatas dan tidak sebanding dengan tonase sampah setiap harinya.

"Ya memang dari dulu juga armada terbatas yah, pertumbuhan armada lambat, artinya penambahan armada baru juga lambat, paling setahun cuma satu," tegasnya.

Selain itu, Deni menambahkan seharusnya ideal jumlah armada diatas 40 unit agar mampu mengangkut tonase sampah setiap hari.

"Idealnya 60 armada bisa lebih leluasa, mengatur jadwal dan kita tidak terlalu muluk-muluk, agar kita bisa melayani secara normal," ungkapnya.

Selain jumlah armada tidak ideal, ternyata hampir 70 persen sudah rusak dan masih dipaksakan jalan untuk operasional setiap hari.

"Justru ada sebagian yang rusak, dengan kondisinya 70 persen rusak pun kita paksakan," pungkasnya.

Makanya solusinya tidak bisa terlalu banyak pengangkutannya operasional ke TPA, cuma dua sampai tiga kali, khawatir semakin buruk kondisi armada.

"Setiap tahun mengajukan provinsi, ke DAK, dan hari ini saya dapat CSR alat berat satu unit untuk di TPA Ciangir Tamansari," katanya.(*)