Kapolresta Tasikmalaya Sebut Dari 266 Geng Motor BSC, 150 Masih Pelajar dan di Bawah Umur

Penulis: Aldi M Perdana
Editor: ferri amiril
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolresta Tasikmalaya Sebut Dari 266 Geng Motor BSC, 150 Masih Pelajar dan di Bawah Umur

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNRPIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Geng motor Bogart Shark Classic (BSC) secara resmi membubarkan diri di Markas Komando (Mako) Polres Tasikmalaya Kota, Jawa Barat pada Minggu (2/6/2024).

Hal tersebut buntut dari diamankannya sebanyak 266 anggota geng bermotor BSC oleh Polres Tasikmalaya Kota di Jalan KHZ Mustofa pada Sabtu (1/6/2024) malam kemarin.

Bahkan, orang tua dan/atau wali dari masing-masing ratusan anggota geng motor terseut dihadirkan.

Mereka mendesak untuk membubarkan geng Motor BSC tersebut, sehingga sang ketua, Badar Maulana Ibrahim, melakukan pernyataan pembubaran diri di hadapan 266 anggota kelompoknya.

Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Joko Sulistiono menyebut, dari total 266 orang yang diamankan, sebanyak 260 orang merupakan laki-laki dan 6 orang perempuan.

"Dan 150 di antaranya masih berstatus pelajar dan di bawah umur. Mereka dari Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis," ucapnya kepada TribunPriangam.com saat ditemui di lokasi pada Minggu (2/6/2024).

Bahkan, Joko juga mengungkap bahwa sebanyak 177 sepeda motor berhasil diamankan.

"Tentunya, setelah diamankan, mereka kami bawa ke Mako dan kami lakukan pemeriksaan," jelasnya.

Melalui pemeriksaan pihak kepolisian, para anggota geng motor tersebut berkomunikasi melalui grup Whatsapp.

"Nah, ketua kelompok membagikan informasi kepada koordinator wilayah untuk mengajak berkumpul di Jalan KHZ Mustofa," paparnya.

Oleh sebab itu, pihak kepolisian segera melakukan pemeriksaan terhadap ketua kelompok dan koordinator wilayah.

"Jika ada indikasi pidana, tentu akan kami proses," tegasnya.

Terkait anggota yang masih berusia di bawah umur atau bestatus pelajar, Joko menyebut bahwa pihaknya akan melakukan pembinaan

"Untuk anak-anaknya, tentu kami akan melakukan pembinaan, dilihat dari apakah ada unsur pidana atau tidak. Kalau tidak ada unsur pidana, kami lakukan pembinaan dan dipanggil orang tuanya," terang dia.

"Kami juga berkomunikasi dengan orang tuanya, di mana keseharian anak-anak ini berbeda dengan di rumah. Makanya, pembinaan remaja itu harus dilakukan secara kolektif, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun sosial," tutur dia.

Pembubaran geng motor BSC sendiri pun merupakan harapan dari para orang tua mereka sendiri.

"Maka, para anggota kelompok ini silakan menyampaikan sendiri untuk keluar dari geng motor ini. Begitu pula ketuanya, yang menyampaikan bahwa geng motor BSC ini akan membubarkan diri," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu dari 150 anggota yang diketahui di bawah umur, terdapat seorang anak yang baru duduk di kelas 6 SD dan berasal dari Ciamis, Jawa Barat.

Anak yang berinisial T (13) tersebut diketahui diajak oleh pamannya sendiri yang berinisial P (16).

Ibu kandung T sekaligus kakak P, yakni A mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui, baik anaknya maupun adiknya bergabung dengan geng motor BSC.

"Enggak tahu saya. Saya juga kaget, kirain kena tilang atau razia apa, ternyata (terjaring) razia geng motor," ucap A.

A juga menyebut, malam sebelumnya sang anak meminta izin untuk menemui P namun tidak membawa ponselnya.

Akan tetapi, sampai larut malam, A tak kunjung menerima kabar dari anaknya, sehingga ia merasa khawatir.

Bahkan, A sempat mencarinya ke beberapa tempat dan menghubungi beberapa orang tua dari teman-temannya T.

"Nah, saya baru dapat informasi tadi pukul 08.00 WIB pagi, kalau anak saya di sini (red: Mako Polres Tasikmalaya Kota)," tuturnya dengan raut muka yang masih menyimpan kepanikan.

A juga mengaku, sepeda motor yang diberikannya kepada sang anak, T, kerap dibongkar sehingga berbentuk tidak seperti aslinya.

"Udah bagus-bagus, dibongkar, jadi enggak kayak motor pas pertama datangnya," tutup A. (*)