Doa Qunut

6 Fakta Penting yang Perlu Diketahui Muslimin Tentang Bacaan Doa Qunut dalam Shalat Fardhu Subuh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Qunut Nazilah, Bisa Jadi Doa Pertolongan Dalam Keadaan Susah dan Genting (TribunPriangan.com)

TRIBUNPRIANGAN.COM - Doa qunut subuh adalah bacaan pelengkap dalam salat dianggap sebagai doa untuk memohon berkah, ampunan, dan perlindungan kepada Allah SWT.

Doa qunut dibaca sesudah i’tidal pada rakaat terakhir atau rakaat kedua salat subuh.

Ada perbedaan pendapat ulama terkait hukum membaca doa qunut subuh. Melansir Gramedia, pengikut Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad menganggap keberadaan doa qunut subuh ini hukumnya tidak disunnahkan.

Hal karena dalam hadits diungkapkan, Rasulullah SAW pernah melakukan doa qunut pada saat salat Fajar selama sebulan, namun telah dihapus (mansukh) dengan ijma’. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud:
Artinya: “Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud: Bahwa Nabi SAW telah melakukan doa qunut selama satu bulan untuk mendoakan atas orang-orang Arab yang masih hidup, kemudian Nabi SAW meninggalkannya.” (H.R. Muslim)

Meskipun demikian, doa qunut subuh ini masih dilaksanakan oleh sebagian besar umat muslim, khususnya di Indonesia.

Namun taukah kalian, doa Qunut mempunyai beberpa fakta penting yang harus diketahui seorang muslim.

Lantas apa saja faktanya? berikut penjelasannya.

6 Fakta Doa Qunut

1. Dalam mazhab Syafii, hukum membaca doa qunut merupakan sunah ab'adh. Artinya, jika lupa atau sengaja ditinggalkan, salatnya tetap sah tetapi ia disunahkan menggantinya dengan melakukan sujud sahwi setelah tasyahud akhir dan sebelum salam.

2. Membaca doa qunut dalam mazhab Syafii dilakukan setelah rukuk pada rakaat kedua salat subuh atau rakaat terakhir salat witir. Dalam mazhab Maliki, doa qunut disunahkan pada rakaat kedua sebelum rukuk setelah membaca surat.

3. Jika salat sendirian, doa qunut dibaca dengan pelan dan menggunakan dhamir mutakallim (untuk diri sendiri). Adapun jika berjemaah dalam salat subuh atau witir di pertengahan akhir Ramadan, imam membaca doa dengan suara keras, sementara makmum hanya mengamini saja. Namun jika imamnya tidak membaca doa qunut dengan keras, makmum membacanya dengan pelan sendiri.

4. Menurut mazhab Syafii sebagaimana yang telah diterangkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar bahwa tidak ada ketentuan doa tertentu saat qunut. Ini berarti doa apapun boleh dipanjatkan ketika qunut. Boleh membaca doa dari satu ayat Al-Qur'an atau ayat-ayat Al-Qur'an. Namun doa qunut yang paling afdhal yaitu yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW dalam hadis tersebut di atas.

5. Disunahkan setelah memanjatkan doa qunut membaca selawat, "Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'alaa aali Muhammad wa sallim." Dalam riwayat An-Nasa'i disebutkan, "Washallallahu 'alan Nabiyyil ummiyi wa 'alaa aalihi washahbihi wasallam."

6. Pendapat yang kuat di kalangan mazhab Syafii menyebutkan bahwa di dalam qunut disunahkan mengangkat kedua tangan dan tidak perlu mengusap wajah setelah qunut. Lebih utama lagi, pada saat doa yang mengandung harapan dan permintaan, telapak tangan menghadap ke atas. Saat doa yang mengandung tolak bala atau dijauhkan dari musibah yang sedang terjadi, punggung telapak tangan menghadap ke atas. Hal terakhir biasanya dilakukan saat membaca qunut nazilah.

Spesifikasi Doa Qunut

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيْمَنُ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي بِرَحْمَتِكَ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمّي وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَ سَلَّم

Arab-latin: Allaahummahdinii fiiman hadaita, wa 'aafinii fiman 'aafaita, wa tawallanii fii man tawallaita, wa baarik lii fiimaa a'thaita, wa qinii bi rahmatika syarra maa qadhaita fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa 'alaika, wa innahu laa yadzillu man waalaita, wa laa ya'izzu man 'adaita, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalaita, fa lakal hamdu 'alaa maa qadhaita, astahgfiruka wa atuubu ilaika, wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin-nabiyyil ummiyyi wa 'alaa alihi wa shahbihi wasallama.
Artinya: "Ya Allah, berikanlah aku petunjuk seperti orang-orang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan, seperti orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Limpahkanlah keberkahan kepada apa saja yang telah Engkau berikan kepadaku. Peliharalah aku dengan kasih sayang-Mu dari segala keburukan apa-apa yang telah Engkau putuskan (tetapkan), karena sesungguhnya Engkau-lah yang memberikan ketentuan dan tidak ada yang bisa memberikan ketentuan (keputusan) atas diri-Mu. Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yang telah Engkau berikan kekuasaan, dan tidaklah akan mulia orang yang telah Engkau musuhi, Maha Berkah lah Engkau dan Maha Luhur lah Engkau. Segala puji bagi-Mu atas apa yang telah Engkau tetapkan. Aku mohon ampun dan bertobat kepada-Mu. Dan semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan (sholawat) atas diri junjungan kami. Nabi Muhammad, dan juga atas keluarga dan para sahabatnya."

Baca berita update TribunPriangan.com lainnya di Google News