Naskah Khutbah Jumat

NASKAH KHUTBAH JUMAT 26 April 2024, Ternyata Ini 4 Amaliah Penting di Bulan Syawal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Naskah Khutbah Jumat 26 April 2024 Bertemakan 4 Amaliah Penting di Bulan Syawal

TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, di bulan April yang sebentar lagi akan segera berganti ke bulan Mei 2024, kita saat ini masih ada di bulang Syawal 1445 Hijriah.

Sama hal nya dengan bulan suci Ramadhan, kita pun senantiasa harus ingkatkan terus amal ibadah dan amalan-amalan baik lainnya.

Kita bisa memaksimalkan bulan Syawal ini dengan menjalankan berbagai macam ibadah sunnah.

Hal ini dalam rangka mempertahankan tren semangat beribadah di bulan Ramadhan yang telah dilalui.

Dengan ibadah di bulan Syawal yang maksimal, Insyaallah akan terus meningkatkan kualitas ketakwaan setiap pribadi umat Islam yang menjadi tujuan dari puasa.

Baca juga: NASKAH KHUTBAH JUMAT 26 April 2024, Menyadari Waktu Terus Berlalu dan Usia makin Berkurang

Berbicara perihal lusa nanti, tepatnya di hari Jumat tanggal 26 April 2024, kita selaku laki-laki beragama muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Hari Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan.

Khusus untuk khutbah pada Jumat nanti, seperti mengutip dari laman NU Online Jombang, berikut merupakan naskah khutbah Jumat tanggal 26 April 2024 bertemakan "4 Amaliah Penting di Bulan Syawal".

 

Khutbah 1

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ

أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِِيمًا

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024 Bertemakan 3 Kunci Utama Pintu Surga

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Melalui mimbar ini, Alfaqir berwasiat kepada para jamaah sekalian pada umumnya dan kepada diri khatib sendiri khususnya, agar kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya menyampaikan:

اَلإيمَانُ يَزيدُ ويَنقُصُ ، يَزِيدُ بِالطَّاعَةِ وَيَنْقُصُ بِالْمَعْصِيَة

Artinya, "Iman itu sifatnya dinamis, dapat bertambah dan berkurang. Bertambah karena ketaatan kepada Allah atau menjalankan perintahnya, dan berkurang karena melakukan kemaksiatan."

 

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Pada kesempatan yang mulia ini, Alfaqir ingin menyampaikan empat hal atau empat amaliah penting di bulan Syawal ini. Harapannya, di samping sebagai pengetahuan kita bersama, juga dapat kita laksanakan dalam rangka ikhtiar kita menggapai keutamaan-keutamaan bulan Syawal. Semoga kita diberikan Allah swt kekuatan dan kemudahan dalam melakukan berbagai macam ibadah kepada-Nya. Amin ya rabbal alamin.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024: Merawat Amal Saleh di Bulan Syawal

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Empat hal amaliah yang bisa kita lakukan di bulan Syawal ini, yang pertama adalah berpuasa sunnah enam hari. Atau jamak kita dengar dengan puasa Syawal. Keutamaan puasa Syawal ini sungguh sangat besar, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw dalam salah satu haditsnya, menyebutkan bahwa pahala puasa Syawal enam hari setelah sebelumnya melaksanakan puasa Ramadhan setara dengan berpuasa setahun lamanya.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR Muslim).

 

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Puasa Syawal enam hari idealnya memang dikerjakan tersambung dimulai dari 2 hingga 7 Syawal. Namun, ulama memberikan pandangan lain yang menyebutkan bahwa puasa Syawal juga dapat dilakukan secara terpisah-pisah atau tidak berurutan, sepanjang masih dalam bulan Syawal. Karena itu, kita masih memiliki kesempatan, khususnya bagi yang kemarin-kemarin belum sempat melaksanakan puasa ini.

Demikian ini sebagaimana yang dikemukakan Sayyid Abdullah al-Hadrami saat ditanya oleh seseorang tentang puasa Syawal:

هَلْ يُشْتَرَطُ فَي صِيَامِ السِّتِّ مِنْ شَوَّالٍ اَلتَّوَالِي؟ اَلْجَوَابُ: اِنَّهُ لَا يُشْتَرَطُ فِيْهَا التَّوَالِي، وَيَكْفِيْكَ أَنْ تَصُوْمَ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ وَاِنْ كَانَتْ مُتَفَرِّقَةً، طَالَمَا وَقَعَتْ كُلُّهَا فِي الشَّهْرِ

Artinya, “Apakah disyaratkan dalam puasa Syawal untuk terus-menerus? Jawaban: sesungguhnya tidak disyaratkan dalam puasa Syawal untuk terus-menerus, dan cukup bagimu untuk puasa enam hari dari bulan Syawal sekalipun terpisah-pisah, sepanjang semua puasa tersebut dilakukan di dalam bulan ini (Syawal).”

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024, Islam Mencela Setiap Umatnya yang Hidup Boros

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Amaliah yang kedua yaitu merajut silaturahim dengan sanak keluarga, sahabat, dan sesama Muslim. Mungkin amaliah ini lebih mudah kita lakukan karena sudah menjadi tradisi yang sangat kental di tengah masyarakat Muslim. Selepas shalat Idul Fitri, kita biasanya bergegas silaturahim atau bertamu ke sejumlah sanak famili, guru, teman, atau yang lainnya. Ini tradisi yang sangat baik dan mesti kita rawat bersama.

Yang paling penting dari hal ini adalah jangan sampai silaturahim hanya menjadi tradisi musiman, saat lebaran. Apalagi hanya dilakukan dalam rentang waktu yang relatif pendek selepas shalat Idul Fitri. Hingga saat ini pun dan di bulan-bulan yang lain, silaturahim dapat kita rajut. Karena silaturahim adalah anjuran agama, sebagaimana hadits Rasulullah saw:

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad saw ia bersabda, ‘Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan kerabatnya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam,’” (HR Bukhari dan Muslim).

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Amaliah berikutnya, atau yang ketiga adalah melaksanakan shalat sunnah di bulan Syawal sebanyak delapan rakaat, empat kali salam. Shalat ini adalah shalat sunnah mutlak, yang mungkin banyak orang kurang memperhatikannya, sehingga jarang yang melaksanakan. Padahal keutamaan shalat ini sungguh sangat besar.

Shalat sunnah di bulan Syawal dijelaskan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitabnya Al-Ghunyah juz 2 yang didasarkan hadits Nabi. Mulai dari tata caranya, bacaannya, hingga keutamaannya.

Adapun cara melaksanakan shalat ini, setiap rakaat setelah membaca Surat Al-Fatihah dilanjutkan membaca 15 kali surat Al-Ikhlas. Setelah genap delapan rakaat, dilanjut dengan 70 kali bacaan tasbih dan 70 kali bacaan shalawat.

Sementara keutamaan shalat sunnah di bulan Syawal ini di antaranya, Allah akan tunjukkan penyakit-penyakit dunia serta obatnya. Di samping itu, Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang melaksanakan shalat ini sebelum ia mengangkat kepala setelah sujudnya, dan andaikan ia mati, maka dia mati dalam keadaan syahid yang dosanya telah diampuni. Selain itu, Allah juga mudahkan perjalanan orang yang mengerjakan shalat ini hingga di tempat yang dituju. Andaikan ia memiliki utang, maka utangnya akan terbayar, dan seandainya memiliki kebutuhan, Allah akan memenuhi kebutuhannya.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024, Terus Pertahankan Frekuensi Ibadah di Bulan Syawal

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Amaliah yang keempat yaitu melangsungkan pernikahan. Menikah atau menikahkan. Muda mudi atau pun generasi tua yang sudah merencanakan untuk melangsungkan pernikahan, sebaiknya segera memantapkannya di bulan ini. Menikah di bulan Syawal adalah ajaran Rasulullah. Karena Nabi menikahi Sayyidah Aisyah di bulan Syawal, sebagaimana dalam hadits yang artinya:

"Sayyidah ‘Aisyah radliyallâhu ‘anha berkata: “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam menikahiku pada bulan Syawal dan mengadakan malam pertama pada bulan Syawal. Istri Rasulullah mana yang lebih bentuntung ketimbang diriku di sisi beliau?” (HR Muslim)

Sayyidah Aisyah menyampaikan hal itu untuk menganulir keyakinan yang berkembang di masyarakat jahiliah zaman dulu dan sikap mengada-ada di kalangan awam bahwa makruh menikah, menikahkan, atau berhubungan suami-istri di bulan Syawal.

Menurut Imam Nawawi, hadits tersebut mengandung anjuran untuk menikahkah, menikahi, dan berhubungan suami-istri yang halal pada bulan Syawal. Para ulama syafi’iyah menjadikan hadits ini sebagai dalil terkait anjuran tersebut.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Demikianlah khutbah Jumat ini. Semoga bermanfaat dan menjadikan tambahan amal ibadah kepada Allah swt di bulan Syawal ini. Amin ya rabbal alamin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah 2

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَمَّا بَعْدُ .فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى:  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

 

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News