Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG BARAT - Berbagai cara sudah dilakukan petugas gabungan untuk memadamkan kebakaran di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) karena selama 7 hari api tak kunjung padam.
Untuk memadamkan api, petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) sudah melakukan penyuntikan air ke dalam tumpukan sampah, polisi menyuplai air ke mobil damkar, anggota TNI menurunkan drone, dan BNPB menerjunkan helikopter Water Bombing.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, untuk memadamkan api dalam kebakaran ini, petugas damkar dari seluruh wilayah di Jawa Barat sudah menurunkan 12 unit mobil pemadam yang airnya sudah dicampur cairan kimia sumbangan dari Kodam III Siliwangi.
"Cairan kimiawi itu bisa mengurangi potensi masuknya oksigen ke gas metan," ujarnya saat meninjau TPA Sarimukti, Jumat (25/8/2023).
Baca juga: Kebakaran TPA Sarimukti tak Kunjung Padam, Balita hingga Dewasa Terjangkit ISPA
Menurutnya, pemadaman dengan menggunakan cairan kimia itu perlu dilakukan karena tumpukan sampah di TPA Sarimukti terdapat gas metan yang panas dan memang bisa menimbulkan potensi kebakaran ketika ada oksigen.
"Jadi airnya (untuk memadamkan api) bukan air H20 biasa, tetapi sudah tercampur sesuatu yang sangat istimewa," kata pria yang akrab disapa Emil ini.
Kemudian karena visual terbatas, kata Emil, pemadaman kebakaran ini juga dibantu dengan menggunakan drone untuk menyiram air ke titik api.
"Kita dibantu menggunakan drone yang biasa digunakan untuk menyiram pupuk cair. Sekarang kita gunakan menyiram (api) karena manusia tidak bisa melewati titik kebakaran, cukup kita monitor dari layar drone," ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan BNPB, Basarnas, dan BMKG jika memungkinkan akan melakukan rekayasa cuaca supaya turun hujan deras agar kebakaran ini bisa segera cepat padam.
"Kalau awannya sudah banyak kita akan rekayasa awan melalui teknologi modifikasi cuaca," kata Ridwan Kamil.
Helikopter Water Bombing milik Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), sudah diterjunkan memadamkan kebakaran di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (25/8/2023).
Helikopter Water Bombing tersebut terlihat bolak-balik mengambil air dari Waduk Cirata, kemudian bermanuver di atas titik kebakaran dan menumpahkan 400 liter air dalam satu kali bombing ke titik yang masih ada api.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BPNB, Abdul Muhari mengatakan, Water Bombing tersebut akan diterjunkan selama tiga hari untuk memadamkan kebakaran di TPA Sarimukti.
"Estimasi kebutuhan bombing sudah keluar, maksimum tiga hari (bombing), mudah-mudahan besok (kebakaran) sudah bisa dipadamkan," ujarnya saat ditemui di Kantor Desa Sarimukti, Jumat (25/8/2023).
Agar kebakaran bisa cepat dipadamkan pada hari kedua nanti, pihaknya akan menerjunkan helikopter Water Bombing itu dengan durasi waktu lebih lama dari hari ini yang hanya 2,5 jam dengan 20 kali bombing per jam.
Artinya pada hari pertama ini, total sudah 50 kali bombing dengan jumlah total 20 ribu liter air yang diguyurkan ke TPA Sarimukti.
"Kita akan coba optimalkan, besok kita akan mencoba mengoperasikan heli 7 jam dikali 20 kali bombing. Artinya akan ada 140 kali bombing. Mudah-mudahan api yang saat ini masih menyala di TPA Sarimukti bisa kita padamkan," kata Abdul.
Proses pemadaman dengan waktu selama 3 hari itu, kata Abdul, dilakukan karena dikhawatirkan api sudah padam di atas, sedangkan di bagian dalam sampah masih belum padam.
"Ini karena ketebalan sampahnya ada kekhawatiran padam di atas tapi belum padam di bawah. Makanya kita akan pastikan dengan estimasi 2-3 hari ke depan, nanti akan pakai foam juga untuk mempercepat pemadakan api," ucapnya.
Dengan waktu 3 hari itu, pihaknya optimis pemadaman kebakaran dengan helikopter Water Bombing jenis Puma tersebut akan efektif untuk memadamkan api yang masih menyala di TPA Sarimukti.
"Optimis akan efektif karena kita memadamkan api di gambut juga sudah sering yang lebih padat (dari sampah) karena kan batu bara muda, jadi kita optimis ini bisa diselesaikan," ujar Abdul.