Tol Getaci

Satu Desa di Pamarican Ciamis Bakal Dilewati Tol Getaci, Pengeboran Dilakukan pada 2019

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut tersaji rute tol Getaci yang lalui hingga 153 Desa atau Kelurahan. (Instagram/@pupr_bpjt)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS - Pemerintah berencana membangun mega proyek tol Getaci tahun ini.

Nantinya, tol Getaci akan menghubungkan Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. Artinya, tol tersebut akan membentang dari Bandung sampai ke Priangan Timur dan berakhir di Cilacap.

Salah satu wilayah Priangan Timur yang akan dilewati oleh tol Getaci adalah Kabupaten Ciamis.

Baca juga: 15 Kelurahan di Kota Tasikmalaya Ini Bakal Dilewati Tol Getaci

Di Kabupaten Ciamis, ada Kecamatan Pamarican yang nantinya terkena pembangunan tol terpanjang di Indonesia ini.

Tercatat, sebanyak sembilan Desa di Kecamatan Pamarican yang bakal dilintasi tol Getaci.

Satu dari sembilan Desa di Kecamatan Pamarican ini adalah Desa Sukamukti.

Baca juga: Anggaran Proyek Tol Getaci di Kabupaten Bandung Capai Rp2 Triliun, Ada Sekolah yang Bakal Tergusur

Di Desa Sukamukti ada tiga dusun yakni Dusun Kotaharja, Dusun Tugusari dan Dusun Sidamulya.

Dari tiga dusun tersebut, hanya Dusun Tugusari yang bakal dilewati jalan tol Getaci.

Menurut Kades Sukamukti, Agus Ilham, di Desa Sukamukti tahun 2019 lalu sudah dilakukan pengeboran di tiga titik lokasi.

Baca juga: 17 Desa di Kabupaten Tasikmalaya Ini Bakal Terkena Pembangunan Tol Getaci

Katanya kegiatan tersebut berkaitan dengan rencana pembangunan jalan tol Getaci.

“Saya waktu itu sempat melihat langsung petugas teknis melakukan pengeboran tanah di tiga titik lokasi. Dalamnya puluhan meter. Ada contoh tanah yang diambil,” katanya.

Dari pendataan awal, lanjutnya, ada 157 bidang tanah yang bakal terlewati jalan tol Getaci.

Baca juga: Profil SMA Negeri 8 Garut, Sekolah di Cilawu yang Bakal Tergusur Proyek Tol Getaci

“Tetapi total luasnya belum tahu persis karena belum ada pengukuran. Apalagi pematokan,” ujar Kades Agus Ilham.

Daru 157 bidang tanah ini, menurutnya, hampir semuanya berupa lahan sawah dan hanya segelintir berupa kebun.

“Tapi dominan sawah, sedikit kebun. Tidak ada bangunan, rumah maupun fasilitas umum yang akan kena. Baik itu sekolah, madrasah, masjid, musola dan sebagainya. Jalan tol hanya lewat sawah,” katanya. (*)