Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - SMAN 8 Garut menjadi bangunan yang terdampak akan pembangunan tol Getaci.
Hampir seluruh bangunan sekolah masuk dalam rencana pembebasan lahan yang saat ini sedang dilakukan.
Kepala SMAN 8 Garut, Jujun, mengatakan, pihaknya menerima informasi tersebut setelah melakukan pertemuan dengan Kementerian PUPR dalam rangka sosialisasi pembebasan lahan untuk tol Getaci beberapa waktu lalu.
Baca juga: UPDATE Terbaru 6 Desa di Kecamatan Banyuresmi Garut yang Bakal Terlewati Proyek Tol Getaci
"Waktu itu kumpul di desa, sekolah kami ini disebutkan terdampak pembangunan tol Getaci. Mereka juga menjanjikan ada pergantian yang luas dari yang sekarang," ujarnya kepada Tribunjabar.id, Rabu (15/3/2023).
Namun menurutnya hingga kini, pihaknya belum mendapat kepastian waktu kapan sekolahnya akan mulai dilakukan pembebasan.
Hal itulah, menurut Jujun, cukup menghambat proses kegiatan pengembangan infrastuktur sekolah berupa bantuan yang saat ini banyak ditawarkan kepada pihaknya.
Baca juga: 2 Dusun di Desa Sukajaya Ciamis yang Jadi Langganan Banjir akan Dilintasi Tol Getaci
Pihak sekolah menurutnya terpaksa banyak menolak sejumlah bantuan fisik, lantaran takut nantinya pembangunan tersebut tidak akan digunakan secara penuh oleh siswa.
"Ya itulah yang bingung, ini belum ada kepastian, apakah jadi atau tidak. Efeknya menghambat pada pembangunan sekolah. Kita juga tidak semangat untuk mengajukan bantuan, ragu-ragu," ungkapnya.
SMAN 8 Garut sudah berdiri sejak tahun 1990, saat ini memiliki luas 7.400 meter persegi dengan jumlah siswa 860 orang.
Selain berdampak pada infrastuktur, rencana pembebasan tersebut juga menurutnya berdampak pada psikologis para orang tua siswa yang hendak menyekolahkan anaknya ke SMAN 8 Garut.
"Orang tua siswa nanti tidak mau menyekolahkan anaknya ke sini, karena tidak tahu ke mana nantinya mereka akan pindah. Misalnya baru kelas dua harus pindah ke tempat jauh," ucap Jujun.
Pihaknya lebih menginginkan sekolahnya batal masuk dalam rencana pembebasan dalam pembangunan tol yang disebut terpanjang se-Indonesia itu.
Namun jika tetap masuk dalam rencana pembangunan, Dia menginginkan adanya kepastian dengan syarat tempat relokasi yang baru nantinya tetap berada di kawasan strategis dan memiliki kawasan yang luas.
"Dalam arti mudah dijangkau oleh angkutan, kalau misalnya ditempatkan di tempat lain yang terlalu ke dalam ini tidak mudah bagi siswa dan guru," ucapnya. (*)