Rebo Wekasan 2025

Ini Bacaan Niat dan Doa Salat Sunat Saat Rebo Wekasan, Rabu Terakhir di Bulan Safar

Rebo Wekasan adalah sebuah tradisi yang dilaksanakan setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar, ini bacaan niat dan doa salat sunat

Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
REBO WEKASAN - Tradisi Rebo Wekasan di Indonesia diyakini muncul pada abad ke-17 dan pertama kali dilaksanakan pada masa Wali Songo. 

Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, masyarakat Desa Wonokromo, Bantul mengenalnya sebagai tradisi Rebo Pungkasan atau Rebo Wekasan. Konon pada hari Rabu terakhir dalam bulan Safar itu merupakan hari pertemuan antara Sri Sultan HB I dengan mBah Kyai Faqih Usman yang bisa menyembuhkan segala penyakit dan dapat memberikan berkah untuk kesuksesan usaha atau untuk tujuan-tujuan tertentu. Dulu upacara ini berada di tempuran Kali Opak dan Kali Gajahwong, namun kemudian dipindahkan ke Lapangan Wonokromo yang terletak di depan balai desa. Puncak acara Rebo Wekasan di Desa Wonokromo biasanya dilakukan pada Selasa malam atau malam Rabu dengan mengarak lemper raksasa yang selanjutnya dibagi-bagikan kepada para pengunjung.

3. Dudus, Banten

Dilansir dari Tribun Banten, Kampung Karundang Tengah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang mempunyai tradisi bernama Dudus atau mandi kembang tujuh rupa yang sudah ada sejak masa Kesultanan Banten. Tradisi Dudus dilakukan pada Rabu akhir bulan Safar, dengan diikuti dengan tradisi sedekah bumi pada malam harinya. Sebelum tradisi Dudus dilakukan, terlebih dahulu masyarakat melakukan shalat dan riungan. Tujuan tradisi ini antara lain agar panjang umur, sehat, banyak rezeki, terhindar dari bahaya, dekat jodoh, dan lain sebagainya.

4. Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan, Gresik

Dilansir dari laman Disparekrafbudpora Kabupaten Gresik, Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan juga masih dipertahankan oleh masyarakat di Desa Suci, Kecamatan Manyar. Bentuk perayaan Rebo Wekasan di Desa Suci adalah sedekah bumi berupa kegiatan doa bersama dan selamatan di sekitar Telaga Suci atau sendang dekat Masjid Mambaul Thoat.

5. Petik Laut, Banyuwangi

Dilansir dari laman Antara, masyarakat di sekitar Pantai Waru Doyong, Banyuwangi merayakan Rebo Wekasan dengan tradisi Petik Laut. Petik Laut dilaksanakan dengan cara menyelenggarakan doa bersama yang diikuti dengan ritual melarung sesaji yang diletakkan dalam sebuah kapal kecil ke tengah laut. Tradisi doa dan Petik Laut ini dipercaya masyarakat setempat sebagai cara untuk menolak bala.

6. Arba Mustamir, Kalimantan Selatan

Dilansir dari laman banjarmasin.tribunnews.com, Arba Mustamir dalam bahasa Arab yang artinya adalah Rabu berkelanjutan. Masyarakat Kalimantan Selatan kemudian memaknai Arba Mustamir sebagai hari Rabu terakhir di bulan Safar. Perayaan dilaksanakan dengan berbagai cara mulai dari pelaksanaan shalat sunnah sampai membaca ayat suci dan doa-doa secara berjamaah.

7. Mandi Safar, Maluku Tengah

Dilansir dari laman Kemendikbud, masyarakat di Negeri Hitu Lama, Kabupaten Maluku Tengah merayakan Rebo Wekasan dengan tradisi Mandi Safar. Masyarakat masih meyakini bahwa ritual Mandi Safar akan mendatangkan keselamatan dan menghindarkan dari marabahaya atau musibah. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun silam, dengan beberapa rangkaian acara termasuk doa bersama,membuat panganan berupa lamet, dan ditutup dengan pelaksanaan mandi di pantai.

Berikut ini amalan-amalan yang biasa dilakukan saat Rebo Wekasan.

  1. Salat Rebo Wekasan.

Adalah salat 4 rakaat yang dilaksanakan pada Rabu terakhir bulan Shafar yang bertujuan meminta kepada Allah agar diselamatkan dari malapetaka pada hari itu dan hari-hari selanjutnya sampai setahun yang akan datang. Shalat ini dilaksanakan setelah terbit matahari.

عن ابي هريرة رضي الله عنه قال النبي صلى الله عليه وسلم "ما اجتمع قوم يصلون فى آخر الاربعاء من صفر إلا نجاهم الله من الكوارث" رواه الطبراني فى المعجم.

Dari Abi Huraurah RA. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
Tidaklah berkumpul satu kaum untuk melaksanakan sholat 4 roka'at pada akhir Hari Rabu di bulan shofar kecuali Allah selamatkan mereka dari segala musibah". (HR. Athobroni dalam kitab Almu'jam)

Sumber: Kompas
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved