Naskah Khutbah Jumat
Naskah Singkat Khutbah Jumat 18 Juli 2025: Menuju Kehidupan Lebih Baik dengan Hijrah di Jalan Allah
Berikut Naskah Singkat Khutbah Jumat 18 Juli 2025: Menuju Kehidupan Lebih Baik dengan Hijrah di Jalan Allah
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: Dedy Herdiana
Penetapan kalender Hijriah oleh Umar bin Khattab bukan hanya bermakna administratif, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai spiritual dan moral. Peristiwa hijrah menjadi simbol perjuangan dan transformasi menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih adil, sesuai dengan ajaran Islam yang dianut umat Muslim di seluruh dunia.
Pun, kalender Hijriah tidak hanya menandai pergantian tahun, tetapi juga menjadi pengingat momen penting dalam sejarah Islam dan nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam peristiwa hijrah. Hijrah menjadi inspirasi bagi umat Muslim untuk terus berjuang dan bertransformasi menuju kehidupan yang lebih baik.
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 18 Juli 2025: Membangun Kesejahteraan dari Masjid
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Menurut Al-Wahidi dalam kitab Tafsir al-Basith, Juz 4, halaman 145, hijrah diartikan sebagai tindakan meninggalkan kaum kerabat dan tanah air untuk menuju tempat baru. Lebih jauh lagi, hijrah bukan hanya perpindahan fisik, tetapi juga perpindahan mental dan spiritual.
Hijrah juga bisa diartikan sebagai upaya untuk meninggalkan kebiasaan lama yang buruk dan menggantinya dengan kebiasaan baru yang lebih baik. Hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad saw bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan memiliki makna yang lebih dalam. Hijrah merupakan langkah strategis dan spiritual untuk meninggalkan tanah penuh kemusyrikan dan ketidakadilan menuju tempat yang memancarkan cahaya kebenaran dan tauhid.
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 18 Juli 2025: Cermin Akhlak Mulia, Hindari Banyak Bicara
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Selanjutnya,
Hijrah diibaratkan sebagai cahaya yang memadamkan kegelapan, baik kegelapan jiwa, kepercayaan, maupun masyarakat yang penuh kejahatan.
Hijrah adalah usaha untuk menjauhkan diri dari lingkungan yang diwarnai kebodohan dan kekejaman, menuju masyarakat yang berlandaskan kebenaran dan keadilan.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah, Q.S al-Baqarah ayat 218.
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Baqarah ayat 218).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 18/23 Muharram 1447 H: Sudah Siapkah Kita untuk Mati?
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Profesor Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, Juz 1, halaman 465, menyebutkan bahwa orang-orang yang beriman dengan iman yang benar, serta orang-orang yang berhijrah, yaitu mereka yang meninggalkan satu tempat atau keadaan karena ketidaksenangan dan menuju ke tempat atau keadaan lain demi meraih yang lebih baik, adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah.
Berhijrah dalam konteks ini bukan hanya berarti berpindah tempat secara fisik, tetapi juga meninggalkan keadaan yang tidak disukai untuk mendapatkan yang lebih baik. Di era modern ini, makna hijrah bagi umat Muslim memiliki dimensi yang lebih luas dan mendalam.
Hijrah tidak hanya diartikan sebagai perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya dari Makkah ke Madinah. Namun, hijrah dalam bentuk lain tetap relevan dan diperlukan hingga kini.
Naskah Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Salat Jumat
Menuju Kehidupan Lebih Baik dengan Hijrah di Jalan
Sayyidul Ayyam
Teks Khutbah Jumat
Naskah Singkat Khutbah Jumat 18 Juli 2025: Persiapan Menuju Kematian |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 18 Juli 2025: Membangun Kesejahteraan dari Masjid |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 18 Juli 2025: Cermin Akhlak Mulia, Hindari Banyak Bicara |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 18/23 Muharram 1447 H: Sudah Siapkah Kita untuk Mati? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.