Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 13 Juni 2025: Renungi Hikmah dan Makna Tersirat Berhijrah di Tahun Hijriah

Naskah Khutbah Jumat 13 Juni 2025/ 17 Zulhijah 1446 H: Renungi Hikmah dan Makna Tersirat Berhijrah di Tahun Hijriah

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kolase TribunPriagan.com
TAHUN BARU ISLAM - Naskah Khutbah Jumat 13 Juni 2025/ 17 Zulhijah 1446 H: Renungi Hikmah dan Makna Tersirat Berhijrah di Tahun Hijriah. Ilustrasi pergantian tahun Hijriah (SHUTTERSTOCK/Nature Style via Kompas.com) 

Secara harfiah, hijrah bisa dimaknai 'berpindah'. Berpindah dalam konteks hijrah tidak bisa dimaknai sebagai perpindahan secara fisik semata. Namun lebih dari itu, hijrah yang dilakukan Nabi merupakan perpindahan yang memiliki dimensi spiritual dalam rangka membangun masa depan umat Islam yang lebih baik di berbagai sektor kehidupan.

Dalam perpindahan ini pun, Rasulullah telah mengingatkan sejak awal para sahabat-sahabatnya untuk menata diri dan mengingat hal penting yakni niat. Maka dalam haditsnya, Rasulullah mengingatkan para sahabat untuk benar-benar menata niat dengan benar saat berhijrah. Hal ini terungkap dalam hadits:

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya: "Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Hadits ini sangat penting kita renungi dan memberikan pemahaman bagi kita bahwa hubungan antara niat dengan hijrah atau apapun perbuatan yang kita lakukan di dunia tidak bisa dipisahkan.

Jika niat tidak ditata dengan benar terlebih dahulu, maka perbuatan yang kita lakukan akan tidak mendapatkan hasil dan akan sia-sia belaka. Allah pun telah mengingatkan bahwa siapa yang berhijrah dengan tujuan baik maka akan mendapatkan hal yang baik. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur'an:

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Baqarah: 218).

Ma'asyiral Muslimin jemaah Jumat rahimakumullah, Konsep dan hijrah yang dicontohkan Rasulullah dengan niatan yang benar juga mengandung banyak hikmah. Di antaranya adalah perubahan ke arah situasi dan kondisi yang lebih baik dan bisa lebih berkembang melebihi kondisi sebelumnya.

Hal ini bisa dicontohkan seperti saat petani memindahkan bibit tanamannya dari tempat semaian ke lahan yang baru. Jika tanaman seperti padi, jagung, pisang, ataupun tanaman lainnya tetap berada di lahan penyemaian, maka pertumbuhannya tidak akan bisa maksimal.

Hal ini dikarenakan terlalu banyak dan padatnya tanaman yang sama dan berebut makanan yang sama pula. Jika tanaman tersebut 'dihijrahkan' ke lahan yang baru, maka tanaman tersebut akan memiliki peluang tumbuh lebih cepat karena memiliki lahan yang luas dan perawatan yang maksimal.

Begitu pula dengan diri kita dan masyarakat di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering melihat orang yang berhijrah atau pindah dari daerah asalnya, banyak menemukan kondisi baru yang membuatnya bisa lebih baik dan berkembang.

Di tanah perantauan, seseorang digembleng untuk hidup mandiri dan berjuang sehingga kemandirian mampu menghantarkan orang yang berhijrah sukses. Allah swt berfirman:

وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗوَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ࣖ

Artinya: "Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS An-Nisa: 100).

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved