Hari Jadi Ciamis ke 383

Sanggar Seni Rengganis Purwakarta Meriahkan Galuh Ethnic Carnival Ciamis dengan Kesenian Genye

Grup seni ini menampilkan kesenian khas Purwakarta, yaitu Genye, yang merupakan perpaduan antara seni tari, seni rupa, dan seni musik.

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Ai Sani Nuraini
KESENIAN GENYE - Penampilan kesenian Genye khas Purwakarta yang ditampilkan dalam kegiatan Galuh Ethnic Carnival yang digelar di Halaman Pendopo Bupati Ciamis dalam rangka memeriahkan hari jadi Kabupaten Ciamis ke-383, Rabu (11/6/2025). 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS – Dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Ciamis ke-383, Sanggar Seni Rengganis dari Kabupaten Purwakarta turut ambil bagian dalam kegiatan Galuh Ethnic Carnival yang digelar di Pendopo Bupati Ciamis. 

Grup seni ini menampilkan kesenian khas Purwakarta, yaitu Genye, yang merupakan perpaduan antara seni tari, seni rupa, dan seni musik.

Ketua Sanggar Rengganis sekaligus Penata Tari, Kania Rahmatul Ulum, mengungkapkan bahwa keikutsertaan mereka merupakan undangan resmi dari Disbudpora Ciamis. 

Ia menyebut, meski bukan kali pertama tampil di Ciamis, namun antusiasme masyarakat dan suasana acara kali ini terasa sangat istimewa.

“Kami merasa sangat diapresiasi. Sambutan masyarakat Kabupaten Ciamis luar biasa positif terhadap kesenian kami,” ujarnya.

Baca juga: Galuh Ethnic Carnival Meriahkan Hari Jadi Ciamis, Herdiat: Budaya Harus Kita Jaga dan Lestarikan

Kesenian Genye yang dibawa dalam kegiatan tersebut menggunakan properti khas seperti nyere (lidi), yang secara filosofis melambangkan kebersihan, kebersamaan, dan kekompakan. 

Total personel yang hadir dari Purwakarta mencapai lebih dari 60 orang, terdiri dari 20 penari, 7 pemusik, serta tim artistik, kostum, make-up, pendamping sanggar, dan staf dari Dinas Kebudayaan Purwakarta.

Salah satu daya tarik visual dari pertunjukan mereka adalah ornamen artistik khas yang disiapkan secara manual oleh tim. 

Properti seperti tetekor, ayakan, songket, dan dekorasi dari janur dan bambu dibuat dengan waktu pengerjaan sekitar satu hari untuk satu unit hiasan. Total ada 10 ornamen utama yang dipersiapkan selama 10 hari.

Kania juga menyebutkan bahwa meskipun waktu persiapan menuju festival terbilang singkat, hanya tiga sampai empat kali pertemuan latihan, hal itu bisa diatasi karena tim mereka rutin berlatih.

Sebagai penutup, Kania berharap Kabupaten Ciamis terus maju dan berkembang, serta tetap memberikan ruang bagi kesenian tradisional untuk tampil dan diapresiasi.

“Semoga ke depan Ciamis bisa semakin manis dan dinamis, dan kami pun bisa kembali diundang untuk berpartisipasi,” pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved