CPNS 2024

Gadai SK Jadi Godaan ASN Baru Setelah Resmi Pengangkatan Begini Dampaknya

Gadai SK Jadi Godaan ASN Baru Setelah Resmi Pengangkatan, Apa Itu dan Bagaimana Dampaknya, CPNS 2024 Juga Bisa Ikut?

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunBanjarmasin.com
GADAI SK CPNS - Gadai SK Jadi Godaan ASN Baru Setelah Resmi Pengangkatan, Apa Itu dan Bagaimana Dampaknya. Ilustrasi Penyerahan SK (Dok: TribunBanjarmasin.com) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Progres pengangkatan peserta CPNS dan PPPK tahun anggaran 2024 masih terus diupayakan hingga saat ini.

Ditengah riuh dan sulitnya menjalani proses seleksi yang panjang dan memakan waktu, peserta ASN masih harus berhadapan dengan berbagai godaan, salah satunya adalah penggadaian SK.

Fenomena Pegawai Negeri Sipil (PNS) menggadaikan surat keputusan (SK) ke Bank bukan menjadi rahasia umum lagi.

Ada banyak faktor seorang abdi negara menggadaikan SK nya ke Bank, di antaranya untuk biaya hidup, membayar hutang, membeli rumah, mobil hingga kebun.

Ada juga yang berpendapat bahwa menggadaikan SK di Bank lebih aman dari pada menyimpannya di rumah.

Baca juga: Cerita Peserta PPPK 2024 Mataram yang Dilantik di Usia 59 Tahun Mengabdi di 2025, Begini Aturannya

SK menjadi harta yang sangat berharga dan berguna bagi seorang ASN, sebab, selain menjadi bukti legalitas atas status PNS yang dimiliki, tak sedikit para pegawai yang menjadikan SK tersebut sebagai jaminan untuk meminjam uang di Bank.

Fenomena yang menjebak kredit atau utang di perbankan ini tidak lepas karena PNS memiliki pendapatan income yang pasti sehingga dilirik oleh perbankan.

Pasalnya dari sisi kesejahteraan, PNS lebih tinggi dibandingkan masyarakat pada umumnya. Pendapatan per kapita rata-rata satu orang PNS per tahun bahkan berada di atas rate pendapatan per kapita masyarakat di Indonesia.

“Jadi sebenarnya kalau konsep cukup ya cukup. Kurang karena banyak kreditan. Memang lembaga kredit ini meracuni kita, gagal lewat kita ke istri kita. Gagal ke istri kita lewat hape anak kita, sehingga kita termasuk negara yang konsumtif tidak perlu dibelanjakan, yang tidak produktif mestinya dibelikan," Kata mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Abdullah Azwar Anas dalam acara Closing Ceremony ASN Culture Fest 2022 lalu.

Faktor Penyebab PNS Terlilit Utang

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira berpandangan, terdapat tiga alasan kenapa PNS banyak terjebak utang. 
Pertama, gaya hidup yang tidak terkendali sehingga menjadi tren bagi PNS untuk menggadaikan SK ke lembaga keuangan demi menutup pengeluaran bulanan yang terlalu tinggi.

Baca juga: BKN: 1.967 Calon PNS Pilih Undur Diri Sebelum Pelantikan Kemendikbud Mendominasi, Ini 12 Alasannya

"Status PNS di kalangan masyarakat masih identik dengan golongan yang mapan, jadi ketika ada PNS handphone-nya biasa, motornya sederhana, rumahnya kontrak itu dianggap aneh di mata masyarakat kita," jelasnya.

Selain itu, buruknya pengelolaan keuangan sebagian PNS. Hal ini karena mereka menganggap bahwa kredit konsumsi itu hal yang wajar bahkan jadi arus utama. Padahal kredit konsumtif pasti bunganya tinggi, dan tidak bisa diandalkan untuk tambah pendapatan dalam jangka panjang.

Adapun, maraknya promo kredit yang ditawarkan bank kepada PNS bahkan ketika baru saja dilantik. Bank menurutnya ambil kesempatan karena PNS dianggap debitur yang kecil kemungkinan gagal bayar, karena ada SK yang dijaminkan ke bank.

Pasalnya pengaruh lingkungan kerja PNS juga turut mendorong para abdi negara terjerumus utang. Bahkan, dalam satu kejadian, ada satu instansi lingkungan kerja yang anti-utang justru dimusuhi.

Pertanyaanya, apakah CPNS yang baru dilantik bisa menggadaikan SKnya, termasuk CPNS dan PPPK 2024?

Jawabannya tentu bisa. Hal ini berlaku bagi mereka yang telah resmi dilantik dan memiliki hak penuh dengan pemberian SK dari pemerintah tersebut.

Baca juga: Info Terbaru! Jumlah NIP yang Sudah Ditetapkan untuk Pengangkatan CPNS dan PPPK 2024, Cek di Sini

Lantas adakah cara untuk menghindar dari godaan penggelap mata tersebut

Terdapat berbagai cara untuk bisa menghindar dari jeratan pinjaman terutama yang menjadi godaan besar bagi para ASN yang telah resmi diberikan SK.

Pasalnya tak jarang ini menjadi salah langkah yang diambil hanya untuk memuaskan mata dengan cara menggadaikan SK, yang bisa bedampak fatal untuk karir yang telah dibangun dengan susah payah tersebut.

Berikut ini terapat beberapa tips agar bisa menghindarkan diri dari kebiasaan pinjaman dan menghadai hak ASN.

4 Godaan yang Harus Dihindari ASN

  • Tawaran pinjaman dari bank untuk ASN

Ketika Anda dilantik menjadi ASN, pihak bank segera mencari “target” untuk memutar uang mereka. Bank lebih percaya ASN karena mereka memiliki pekerjaan pasti dan paham tentang perilaku konsumen. 

Jika sebagian ASN pengen beli ini dan itu, pihak bank dengan senang hati memberi pinjaman dengan jaminan SK dan sebagian gaji bulanan.

Bagi anda yang berprinsip tidak sudi berurusan dengan bank dan tidak berutang, selamat Anda berada pada jalan kebenaran. 

Selain riba, tentu Anda tidak leluasa menikmati gaji seutuhnya karena harus dipotong demi bayar cicilan. Namun, jika Anda ingin berutang pada bank untuk keperluan produktif (misal bangun rumah dan buka usaha) pastikan Anda sanggup menanggung konsekuensi, dan selalu ingat jika keputusan menyekolahkan SK ke bank adalah hak anda.

Baca juga: Seragam Pelantikan CPNS dan PPPK 2024 Pakai yang Mana? Ini Ketentuan Resminya

  • Keinginan untuk Hidup Hedon

Menjadi ASN menjadi impian bagi sebagian orang, sebab ASN berhak menerima gaji setiap bulan dengan sistem bayar dulu sebelum bekerja. 

Jika dilihat nominal, gaji ASN bisa memenuhi kebutuhan hidup. Dengan gaji segitu tidak menutup kemungkinan sebagian ASN untuk belanja apa yang diinginkan sesuai dorongan hati.

Ibarat udah puasa menunda keinginan, tentu mereka bebas belanja semau mereka tanpa berpikir penting atau tidak barang/jasa yang dibeli. Ujung-ujungnya cash flow anjlok dan harus berhemat sampai bulan depan.

Pasalnya penyakit hedon ini dapat dicegah, dengan cara mencatat ke mana uang itu dihabiskan dan buat perencanaan anggaran. 

Jangan lupa siapkan dana darurat untuk menghadapi situasi tak terduga. 

Biasanya orang akan kelabakan karena tidak memiliki dana darurat. Sayangnya ilmu seperti ini jarang diajarkan di sekolah dan di rumah.

  • Godaan malas belajar dan bekerja untuk ASN

Menjadi ASN juga harus bersedia menjadi pembelajar sepanjang hayat tanpa melihat perbedaan latar belakang manapun. 

Belajar bisa dari mana saja, entah dari atasan, rekan kerja, dan situasi dunia yang sedang berkembang.

Ingat, ASN adalah pelayan untuk masyarakat yang membutuhkan. Jika ASN berilmu dan berperilaku ramah tentu publik akan respek terhadap pemerintah. 

Selain itu, disiplin dan tanggung jawab menjadi salah satu hal yang harus dimiliki oleh ASN. Jadi tidak ada alasan untuk bekerja setengah hati lantaran menerima gaji bulanan dari negara.

  • Ujian jabatan dan perilaku

Seperti pada umumnya, banyak ASN gagal karena jabatan dan perilaku diri sendiri. Artinya menjadi ASN berpeluang terkena pelanggaran disiplin. Korupsi berkedok gratifikasi sangat umum terjadi pada lingkungan ASN.

Sebagai manusia, kita perlu merawat integritas dan profesionalisme kerja di manapun berada. Sekalipun ada peluang untuk berbuat pelanggaran. 

Makin tinggi jabatan makin kuat godaan yang muncul. Apalagi rekan-rekan yang sudah berkeluarga, seyogyanya makin berhati-hati dalam menjaga hati, ucapan, dan perilaku.

(*)

Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved