Pendukung dan Pengkritik Jokowi Adu Argumen Soal Ijazah di Cirebon, Begini Kata Alumni UGM

Ahli Digital Forensik, Rismon Hasiholan, menyuarakan sikap kritis terhadap keabsahan ijazah Jokowi.

Editor: Dedy Herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
SOROTI IJAZAH JOKOWI - Ahli Forensik Digital, Rismon Hasiholan (tengah) didampingi Heru Subagia selaku Ketua Kagama Cirebon saat memberikan keterangan pers di Sekretariat Kagama Cirebon Jl Brigjen Dharsono, Kabupaten Cirebon, Rabu (23/4/2025). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIREBON - Polemik keaslian ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat dan memicu perdebatan panas di tengah masyarakat, termasuk di kalangan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) di Cirebon. Masalah ijazah Jokowi ini masih hangat ramai dibicarakan publik.

Dalam jumpa pers terkait ijazah Jokowi yang digelar di Sekretariat Keluarga Alumni UGM (Kagama) Cirebon, Jalan Brigjen Dharsono, Kabupaten Cirebon, Rabu (23/4/2025), dihadiri dua kubu alumni berbeda pandangan terkait isu ini.

Ahli Digital Forensik, Rismon Hasiholan, menyuarakan sikap kritis terhadap keabsahan ijazah Jokowi.

Ia meminta alumni UGM angkatan lama untuk berani bersuara.

"Harusnya yang sering kita gembar-gemborkan, kalau benar polemik ini tidak harus berliku-liku seperti ini."

"Kalau benar, Pak Joko Widodo harus bangga. Ini loh ijazah UGM saya dan tunjukkan kepada wartawan. Sesederhana itu sebenarnya, tapi dengan mengulur-ulur maka polemik ini tidak akan pernah tuntas," ujar Rismon.

Terkait kabar bahwa dirinya termasuk dalam empat nama yang dilaporkan ke Bareskrim Polri karena dianggap menyebarkan isu palsu, Rismon mengaku siap dipanggil pihak kepolisian.

"Nama-namanya dilaporkan itu kan belum dirilis, kan."

"Saya sepanjang berpegang, berprinsip pada kebenaran ilmiah yang saya pegang dan tidak satu milimeter pun saya akan lari."

"Kalau tuduhannya pencemaran nama baik, ya silakan. Di mana saya mencemarkan nama baik? Analisa ilmiah saya bisa dipertanggungjawabkan bahkan diuji coba oleh orang lain, bahkan oleh ahli forensik di Bareskrim Polri," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia, mengaku pihaknya tetap kritis namun berada di barisan pendukung Jokowi.

Ia menekankan pentingnya transparansi. 

"Kami tetap kritis dan mendorong bagaimana secara institusi Kagama Cirebon menjadi buldozer transparansi, yang notabenenya Pak Jokowi adalah alumni UGM.

"Niat kami ini ingin membela Pak Jokowi betul-betul, untuk bisa membuktikan bahwa beliau itu alumni dengan menunjukkan langsung ke publik melalui media, tokoh, dan para alumni," jelas Heru.

Heru juga menyinggung soal kurangnya dukungan dari sesama alumni UGM dalam menghadapi polemik ini.

"Saya terus terang saja, bahwa kepedulian, kepekaan alumni UGM sendiri ini mengalami distorsi. Mungkin karena bosen, tidak peduli, atau merasa kami ini musuh mereka," katanya.

Ia juga meminta tokoh nasional seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang juga alumni UGM untuk tidak tinggal diam dalam polemik tersebut.

Seperti diketahui, pada Senin (14/4/2025), gugatan soal keabsahan ijazah SMA Jokowi kembali dilayangkan ke PN Surakarta. 

Di hari berikutnya, Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) mendatangi Fakultas Kehutanan UGM untuk meminta klarifikasi langsung.

Tak berhenti di situ, pada Rabu (16/4), massa TPUA juga menyambangi kediaman Jokowi di Sumber, Solo, guna meminta bukti kelulusan. 

Namun, Jokowi menolak menunjukkan ijazah dengan alasan tidak memiliki kewajiban terhadap permintaan tersebut.

Jokowi pun melalui kuasa hukumnya berencana akan melaporkan empat pihak yang terkait tuduhan tersebut. 

Namun mereka baru akan melaporkan empat orang tersebut ke polisi jika sudah mendapat perintah dari Jokowi.

Baca juga: Hasil Perolehan Suara PSU Tasikmalaya Ditargetkan Rampung Hari Ini, Berikut Raihan Sementaranya

 

 

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved