Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025/20 Syawal 1446 H: Menabung Amal Untuk Mati yang Pasti

Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025/ 20 Syawal 1446 H: Menyiapkan Amal Saleh Sebelum Datangnya Kematian

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kompas.com
KHUTBAH JUMAT 2025 - Menyiapkan Amal Saleh Sebelum Datangnya Kematian. ILUSTRASI MENINGGAL DUNIA. (Dok: Arsip TribunPriangan.com/Kompas.com) 

Permulaan dari kematian adalah sakaratul maut. Ada dua penggambaran terkait sakaratul maut di dalam Al-Quran. Pertama, dalam surat Al-Anfal ayat 50, Allah berfirman:

وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ

Artinya: "Andaikata dirimu, wahai Muhammad, menyaksikan pemandangan mengerikan pada saat malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir, kalian akan mendapatkan malaikat itu memukuli tubuh orang-orang kafir itu dari depan dan belakang, seraya berkata, "Rasakan siksa api neraka, akibat perbuatan kalian."

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025/ 20 Syawal 1446 H: Kemenangan yang Sebenarnya di Bulan Syawal

Kedua, dalam surat An-Nazi'at ayat 2, Allah berfirman:

وَّالنّٰشِطٰتِ نَشْطًاۙ

Artinya: "demi (malaikat) yang mencabut (nyawa orang mukmin) dengan lemah lembut,"

Menurut Profesor Quraish Shihab, orang yang diambil nyawanya oleh malaikat dengan lemah lembut ini adalah mereka yang beramal saleh karena Allah. Amal saleh ini oleh Profesor Quraish Shihab diibaratkan dengan obat bius. Sekalipun sakaratul maut itu menyakitkan, tapi kalau kita sudah dibius dengan amal saleh, maka insya Allah tidak begitu berat merasakan kesakitan menjelang wafat.

Ma'asyiral muslimin hafidzakumullah

Apa saja amal saleh bisa kita persiapkan sebelum kita menghadapi kematian?

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025: Menyadari Waktu Terus Berlalu dan Usia Makin Berkurang

Pertama, beramal sebaik mungkin. Selama hidup di dunia kita diajarkan untuk selalu beramal yang baik sebanyak mungkin, tanpa harus perhitungan sedikit pun. Beramal dengan ikhlas dan istiqamah. Dalam surat Al-Mulk ayat 1-2, Allah berfirman:

تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ () الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا () وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ ()

Artinya: "Maha Suci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun."

Dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: فَإِنَّ خَيْرَ الْعَمَلِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

Artinya: "Sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah yang rutin (berkelanjutan), meskipun itu sedikit."

Dari kedua dalil ini sudah sangat jelas bahwa kita dianjurkan beramal saleh dengan istiqamah atau terus menerus. Karena pekerjaan yang istiqamah akan membuahkan hasil yang banyak. Selain istiqamah, pekerjaan yang kita lakukan harus dilandasi dengan ikhlas dan syukur. Sehingga apa yang dikerjakan tidak sia-sia.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025: Puasa Syawal Menutup Kekurangan di Bulan Ramadhan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved