Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025/20 Syawal 1446 H:Tolong-Menolong dalam Kebaikan Bukan Kemaksiatan

Berikut ini terdapat Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025/ 20 Syawal 1446 H: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan

Kompasiana.com
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan. Ilustrasi momen silahturahmi (Shutterstock via Kompas.com) 

Artinya: "Rasulullah SAW melaknat pemakan riba, yang memberi riba, penulisnya dan kedua saksinya," dan beliau bersabda, "Mereka semua sama!" (HR Muslim)

Jemaah sekalian, dalam hadits tersebut, jelas sekali bahwa yang diperingatkan oleh Nabi bukan hanya pemakan harta riba, tetapi juga semua orang yang terlibat di dalamnya. Misalnya, sekretaris yang menulis transaksi ribawi dan para saksi yang hadir dalam proses tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kesepakatan di antara mereka untuk mendukung transaksi yang diharamkan oleh syariat. Karena itulah, Nabi menyebut mereka semua sama, yakni sama-sama terlibat dalam dosa kemaksiatan. Terkait hadits ini, Imam Zakariya Al-Anshori menyatakan:

وَجْهُ الدِّلاَلَةِ أَنَّهُ يَدُلُّ عَلَى النَّهْيِ عَنِ التَّسَبُّبِ إِلَى الحَرَامِ

Artinya: "Makna utama dari pernyataan ini adalah bahwa hadits tersebut menunjukkan larangan terhadap segala perbuatan yang menjadi sebab timbulnya sesuatu yang haram."

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Perlu kita pahami bersama, maksiat itu bukan hanya bentuk pengingkaran atas nikmat Allah SWT, tetapi juga sebuah pengkhianatan terhadap amanah yang diberikan-Nya. Lebih dari itu, maksiat membawa dampak buruk, tidak hanya bagi pelakunya, tetapi juga bagi masyarakat di sekitarnya.

Salah satu akibat paling buruk dari membiarkan kemaksiatan adalah berkurangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ

Artinya, "Sesungguhnya seorang hamba itu terhalang rezekinya karena dosa yang diperbuatnya." (HR. Ahmad Dalam Musnadnya)

Berkurangnya rezeki ini tidak hanya dalam bentuk materi seperti uang atau jabatan, tetapi juga dalam bentuk keberkahan. Harta hasil dari maksiat, meskipun terlihat banyak, tidak akan diberkahi Allah. Pelaku maksiat biasanya hidup tidak tenang, hatinya selalu gelisah, penuh keraguan, dan bahkan tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Lebih parahnya lagi, orang yang terus-menerus bermaksiat atau membiarkan kemaksiatan di sekitarnya, lama-kelamaan hatinya akan terbiasa dengan maksiat. Dia akan menganggap maksiat itu sebagai hal yang wajar. Ketika ini terjadi, tanpa sadar dia pun bisa terjerumus lebih dalam ke dalam dosa-dosa lainnya.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Semoga penjelasan ini menjadi pengingat bagi kita semua. Mari kita bersungguh-sungguh menjalankan ketakwaan kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk larangan. Dan semoga kita senantiasa dilindungi dari keterlibatan dalam kemaksiatan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Aamiin.

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ . أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ . وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيْدُ الْخَلَائِقُ وَالْبَشَرِ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ مَصَابِيحِ الْغُرَرُ

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved