Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025/ 20 Syawal 1446 H: Kemenangan yang Sebenarnya di Bulan Syawal

Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025/ 20 Syawal 1446 H: Kemenangan yang Sebenarnya di Bulan Syawal

TribunNews.com
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025/ 20 Syawal 1446 H: Kemenangan yang Sebenarnya di Bulan Syawal. Ilustrasi Sholat Subuh (ummi-online.com via TribunNews.com) 

Secara etimologi, arti kata syawal adalah peningkatan. Hal itu merupakan target ibadah puasa. Pasca Ramadhan, diharapkan orang-orang yang beriman meraih derajat ketakwaan, seorang muslim yang terlahir kembali seperti kertas yang masih bersih. Sehingga di bulan Syawal ini kualitas keimanannya mengalami peningkatan. Tidak hanya kualitas ibadah tetapi juga kualitas pribadinya, yang selama di bulan Ramadhan dilatih secara lahir batin.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 18 April 2025: Puasa Syawal Menutup Kekurangan di Bulan Ramadhan

Tentunya kita tidak ingin ibadah yang kita lakukan dengan susah payah di bulan suci tidak membuahkan apa-apa yang ber-manfaat untuk diri kita. Kita semua mengharapkan adanya peru-bahan yang signifikan, sekarang dan seterusnya. Menjadi orang-orang yang selalu taat dan patuh kepada Allah swt. dan mening-galkan semua laranganNya. Bukankah kemuliaan seseorang itu tergantung pada ketaqwaannya?

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ الْقَكُمُ

Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu ialah orang yang paling bertakwa." (QS. Al-Hujurat 13).

Akan tetapi, fenomena yang kita lihat di masyarakat justru sebaliknya. Syawal, seakan-akan bulan yang ditunggu-tunggu agar terlepas dari belenggu dan bebas melakukan kegiatan apa saja seperti sediakala. Di antara indikatornya yang sangat jelas, adanya perayaan Idul Fitri dengan pesta atau dengan kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman, dibukanya kembali tempat-tempat hiburan yang sebulan sebelumnya ditutup.

Kemaksiatan seperti itu justru langsung ramai sejak hari pertama bulan Syawal. Nauzubillah! Lalu setelah itu, masjid-masjid akan kembali sepi dari jamaah shalat lima waktu. Lantunan ayat suci al-Qur'an juga tidak lagi terdengar, yang ada justru umpatan, luapan emosional, dan kemarahan kembali membudaya. Bukankah ini semua bertolak belakang dengan arti Syawal? Bukankah ini seperti mengotori kain putih yang tadinya telah dicuci dengan bersih kembali penuh noda.

Jama'ah Jum'ah yang dirahmati Allah,

Apa yang terjadi sekarang ini juga menunjukkan kepada kita, bahwa ibadah puasa yang dijalankan selama sebulan penuh jelas gagal. Karena tidak mampu mengantarkan seseorang meraih derajat ketakwaan dan mengubah menjadi muslim sejati yang menjadi tujuan utama puasa. Padahal banyak sekali pelajaran berharga yang bisa kita jadikan ukuran seberapa tinggi nilai prestasi ibadah kita. Kata para ulama keberhasilan seseorang di bulan Ramadhan itu diukur dengan amal perbuatannya setelah bulan Ramadhan.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 11 April 2025/13 Syawal 1446 H: Bagaimana Kita Setelah Ramadhan Pergi?

Orang yang berhasil mendapat ampunan dan mendapatkan pahala yang besar akan semakin rajin beribadah dan semakin baik akhlaknya. Sebaliknya orang yang tidak mendapatkan ampunan akhlak perbuatannya tidak akan berubah bahkan mengalami kerugian di bulan Ramadhan.

Banyak orang yang mengatakan, ketika kita masuk bulan syawal berarti kita menuju kemenangan dalam melawan hawa nafsu. Kita dikatakan kembali suci. Namun, benarkah kita meraih kemenangan tersebut? Benarkah kita kembali suci setelah ber-ibadah shaum sebulan penuh?

Tentu saja, pertanyaan-pertanyaan tersebut kembali kepada diri kita, apakah selama bulan ramadhan kita betul-betul tulus dalam beribadah, apakah puasa yang kita jalankan betul-betul atas dasar iman dan semata-mata hanya mencari ridha Allah? Jika kita tidak demikian, maka kita ter-masuk orang-orang yang gagal dalam meraih kemenangan bulan Ramadhan.

Hadirin Jamaah Jumat rahimakumullah,

Di bulan Syawal ini, marilah kita intropeksi diri dan melakukan evaluasi terhadap nilai amal ibadah, dengan tujuan agar setelah Ramadhan berlalu kita menjadi lebih baik daripada sebelum Ramadhan. Alangkah naifnya kita ini, sudah diberi kesempatan di bulan suci yang penuh ampunan dan rahmat, masih saja tidak berubah atau mungkin lebih parah. Hari ini harus lebih baik daripada kemarin. Kegagalan masa lalu harus kita jadikan pelajaran berharga dan tidak akan kita ulangi lagi. Kita harus ingat peringatan Rasulullah dalam sabdanya:

"Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka celakalah ia."

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 11 April 2025: Kewajiban Muslim di Bulan Syawal

Kemudian apa yang mesti kita lakukan untuk memulai lembaran baru di bulan sawal ini? Berangkat dari kaidah umum dari hadits Nabi tersebut, dan mengingat makna bulan Syawal, maka yang harus kita adalah istiqamah yaitu menetapi agama Allah dan berjalan lurus di atas ajarannya. Sebagaimana yang di perintahkan:

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved