Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Singkat 21 Februari 2025: Meneladani Rasulullah dan Menjadi Muslim Beruntung

Naskah Khutbah Jumat 21 Februari 2025/ 22 Syaban 1446 Hijriah dengan judul Meneladani Rasulullah dan Menjadi Muslim Beruntung

Kolase TribunPriangan.com
KHUTBAH JUMAT TERBARU - Ilustrasi nama Nabi Muhammad ﷺ yang digambar, Jumat (31/1/2025)/ (TRIBUNPRIANGAN.COM/Lulu Aulia Lisaholith) 

Artinya, “Tidaklah aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan dan aku tidak melihat beliau berpuasa sebanyak pada bulan Sya’ban” (H.R. al-Bukhari dan Muslim) 

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 21 Februari 2025: Sambut Ramadhan dengan Penuh Rasa Gembira

Dalam riwayat lain, Al-Bukhari dan Muslim misalnya, menjelaskan bahwa Rasulullah saw berpuasa di sebagian besar bulan Sya'ban. Bahkan kadang Nabi Muhammad saw berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Sya'ban. Itu artinya betapa mulianya bulan Sya'ban sampai-sampai Rasulullah betul-betul memperhatikan bulan tersebut. 

Hadirin jamaah yang dirahmati Allah.  

Rasulullah saw memberi penjelasan tentang alasan dirinya memperbanyak berpuasa di bulan Sya'ban. Sahabat Usamah bin Zaid radliyallahu ‘anhu bercerita bahwa tak sedikit manusia lupa atau melupakan bulan Sya'ban. Padahal ada peristiwa sangat penting di dalamnya, yakni amal perbuatan manusia selama setahun akan diangkat dan dilaporkan kepada Allah swt, tuhan semesta alam. Umat manusia tentu merugi tatkala amal tersebut diangkat dalam keadaan tidak melakukan kebaikan-kebaikan. 

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ. أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَالنَّسَائِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ 

Artinya, "Usamah bin Zain bertanya: Wahai Rasulullah, aku tidak melihatmu berpuasa sebanyak pada bulan Sya’ban. Nabi bersabda: “Sya’ban adalah bulan yang dilalaikan oleh manusia, yang jatuh antara Rajab dan Ramadhan. Sya’ban juga bulan diangkatnya amal perbuatan secara umum (yang dilakukan selama setahun) ke suatu tempat di langit yang dimuliakan oleh Allah Sang Pemilik alam semesta, dan aku senang jika amal perbuatanku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi)  

Rasulullah saw diketahui sangat suka berpuasa di bulan Sya'ban. Bahkan menurut riwayat yang disampaikan oleh Sayyidah Aisyah radliyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah pernah menyambung puasa di bulan Sya'ban dengan puasa Ramadhan. 

كَانَ أَحَبَّ الشُّهُوْرِ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَصُوْمَهُ شَعْبَان ثُمَّ يَصِلَهُ بِرَمَضَانَ. أَخْرَجَهُ أحمدُ وأبو داودَ والنَّسَائِيُّ 

Artinya, “Bulan yang paling disenangi Rasulullah untuk berpuasa sunnah di dalamnya adalah Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadlan” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa’i).

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Nabi Muhammad saw mengajarkan kepada kita semua agar bisa mendapatkan keberkahan mulai dari bulan Rajab, bulan Sya’ban hingga bulan Ramadhan. Sebagaimana yang tetmaktub dalam doa yang diriwayatkan Imam Ahmad yang berbunyi:   

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِيْ رَمَضَانَ   

Artinya, "Wahai Allah, berikanlah kepada kami keberkahan di bulan Rajab dan bulan Sya’ban, dan berikanlah kepada kami keberkahan di bulan Ramadhan.”    

Demikianlah salah satu di antara cara yang dapat ditempuh umat Islam dalam mengisi bulan Sya'ban, yaitu dengan memperbanyak puasa. Mendapatkan keberkahan memang butuh usaha dan perjuangan. Usaha dalam arti menjalankan amal-amal sunnah dan anjuran yang sudah digariskan syariat Islam. 

Sementara perjuangan, dapat dimaknai bahwa tidak saja kita bisa menjalankan amal-amal tersebut. Lebih dari itu kita dituntut menjaga kualitas dalam melaksanakan amal atau ibadah yang kita jalankan. Misalkan puasa, kita harus betul-betul meninggalkan segala perbuatan yang keji, kotor (maksiat) dan dosa. Dengan demikian, tentu kita semua berharap kebaikan-kebaikan kita makin bertambah, lebih bermanfaat untuk sesama, agama, dan bangsa, juga bertambah kemaslahatan-kemaslahatan bagi kita. Amin. 

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved