Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 21 Februari 2025: Balasan Amalan di Dunia, Surga Atau Neraka

Berikut Ini Dia Naskah Khutbah Jumat 21 Februari 2025: Surga Atau Neraka Sebagai Balasan Amal ketika di Dunia

Tribunpontianak.co.id
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Naskah Khutbah Jumat 21 Februari 2025: Surga Atau Neraka Sebagai Balasan Amal ketika di Dunia 

Apabila amal perbuatan baik lebih berat, maka surga menjadi balasannya. Sebaliknya jika amalan buruk yang lebih berat, maka neraka hukumannya.

Surga dan neraka merupakan balasan yang dijanjikan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  di hari akhir nanti. Sehingga kita sebagai seorang muslim wajib untuk mempercayainya.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 14 Februari 2025/15 Syaban 1446 H: 3 Menjaga Keikhlasan dalam Beribadah

Maasyiral muslimin rakhimakumullah,

Alhamdulillah pada hari ini kita masih diberi nikmat untuk bersama-sama menjalankan ibadah bertemu dalam sholat jum’at berjama’ah. Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. semoga ketaqwaan itu bisa menyelamatkan kita dari api neraka dan memposisikan kita di dalam surga. Rasulullah saw pernah bersabda dalam hadis-nya yang berbunyi:

إِنَّ الْجَنَّةَ حُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ وَإِنَّ النَّارَ حُفَّتْ بِالشَّهَوَاتِ

Artinya: “Sesungguhnya surga itu dikepung oleh segala kemakruhan (hal yang dinistakan agama) sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat (hal-hal yang menyenangkan manusia)."

Arti kata dikepung (huffat) adalah terhalang, layaknya sebuah perkampungan yang tekepung banjir. Karena itu, untuk sampai pada perkampungan tersebut, seseorang harus berani menerjang banjir.

Demikian juga dengan surga, dimana mereka yang menginginkannya harus siap melawan berbagai kemakruhan, dimana segala hal yang dianggap buruk dan dibenci oleh syariat.

Begitu pula sebaliknya, posisi neraka dalam hadis di atas dikelilingi dengan berbagai kesenangan.

Maka dari itu, barang siapa yang kesehariannya selalu bersenang-senang tanpa mempedulikan aturan syariat, sungguh dia telah berada sangat dekat dengan neraka.

Apa yang disampaikan oleh Rasulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam hadis ini sangatlah mudah dipahami, terlebih untuk orang dewasa.

Namun, sayangnya seringkali pemahaman itu hanya berhenti sebagai pengetahuan dan tidak ditindaklanjuti sebagai amalan, sehingga seringkali orang mengaku takut dengan api neraka serta siksa-siksa di dalamnya, tetapi masih saja bergelut dalam kesenangan syahwat yang terlarang.

Begitu pula sebaliknya banyak orang yang mengaku merindukan surga, ingin segera bersanding dengan bidadari, tetapi tidak senang dengan amal-amal saleh dan kebajikan-kebajikan anjuran agama.

Sebuah kisah dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang berhubungan erat dengan hadis ini sebagaimana dinukil dalam kitab Sirajut Thalibin karya Kiai Ihasan Jampes sebagaimana diriwayatkan imam Tirmidzi bahwa suatu ketika Rasulullah saw bercerita “ketika Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  telah menjadikan surga diperintahkanlah Jibril untuk melihatnya, sambil berkata “Jibril lihatlah surga dengan segala fasilitas yang Ku-persiakkan untuk penghuninya“.

Segeralah Jibril menengok surga dengan segala perlengkapannya. Kemudian kembali menghadap dan berkata “demi kemuliaan-Mu, semua orang yang pernah mendengar kata surga pasti akan memasukinya” kemudian Allah memerintahkan untuk memagari surga dengan kemakruhan.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved